webnovel

Bukan Salah Rasa

Kisah anak-anak remaja yang beranjak dewasa, dimana masing-masing dari mereka memiliki masalah hidupnya masing-masing. Refan, Reisya, Ruri, Simon, Miko, Zahra, Nando, Nindy, Lucy, dan Gavin. Mereka semua memiliki kisah hidupnya masing-masing, dimana ego dan perasaan menjadi landasan dari sebuah perubahan besar dalam hidup mereka. Di saat hati sudah menguasai, apakah logika bisa melawannya? Baik sadar atau tidak, nyatanya perasaan lah yang selalu menang atas perdebatannya dengan ego. Anak muda adalah awal dari kisah mereka, setelah beranjak dewasa barulah mereka mengerti arti perasaan yang sebenarnya. Lalu jika masalah terjadi di antara kehidupan mereka, apakah rasa itu ikut bersalah? Hati seseorang tidak bisa di tentukan oleh kehendak orang lain, karna kekuasaan sepenuhnya ada pada si pemilik hati sendiri. Apakah ia menerima perasaan itu, atau malah membuang. ( Mengandung beberapa part 21+)

SA_20 · Teenager
Zu wenig Bewertungen
280 Chs

Kembali Bekerja

Setelah makan siang selesai, Refan, Miko, Reisya, dan Zahra pun berpamitan pada Rudy dan Monalisa. Mereka harus kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada, apalagi sekarang sekretaris kedua perusahaan sedang pergi jelas pekerjaan keempat orang itu jadi bertambah banyak dari pada yang seharusnya.

"Yah, bu, kalau gitu aku dan yang lainnya pamit dulu ya? Kami harus kembali ke kantor, tugas menanti!" pamit Refan mewakili yang lain.

"Cepat sekali? Padahal ibu belum puas loh ngobrolnya," jawab Monalisa langsung mengajukan protes.

"Ya gimana lagi, namanya juga orang kerja kan tidak bisa semaunya bu?" balas Miko dengan wajah malas.

"Ya sudahlah terserah, oh iya Reisya dan Zahra nanti datang lagi ya? Kita mengobrol tentang banyak hal, kalian mau kan menemani ibu?" pinta Monalisa pada kedua calon menantunya itu.

Reisya melirik Zahra, lalu Zahra mengangguk pelan dengan senyum tipis.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com