Keluarga Refan, Reisya, dan juga Zahra terkejut melihat siapa yang datang dan hadir di tengah-tengah mereka bahkan sampai berjabat tangan dengan Refan. Wajah mereka tampak biasa namun perasaan mereka tidak biasa, sedangkan para wartawan sudah meliput hal itu sejak tadi sampai akhirnya pria asing itu membuka suaranya.
"Sebagai ayah, saya mengharapkan yang terbaik untuk putri saya. Selama ini ia begitu menderita karna masa lalu yang tidak pantas, saya harap kamu bisa terus membahagiakan putri saya. Jangan sampai ada air mata lagi di wajahnya, jangan lagi. Untuk keputusan lamaran, saya serahkan sepenuhnya pada putri saya. Dia yang menjalani hubungan ini jadi dia juga yang harus menentukan pilihannya," balas Heri, ayah kandung Reisya yang baru saja keluar dari rumah tahanan.
Refan tersenyum tipis, lalu ia menoleh pada Reisya untuk menagih jawaban atas pertanyaannya.
"Bagaimana? Kamu mau menerima lamaran ku?" tanya Refan saat tatapan mereka bertemu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com