"jika memang ayah, ibu, dan orang Adisty merestui tentu aku ingin menikah dengan Adisty. Insya Allah aku siap bertanggung jawab, apapun yang terjadi nanti aku akan berusaha untuk menjadi suami yang baik. Semoga Allah meridhoi pilihan aku ini," jawab Fasya dengan tatapan yakinnya.
Refan dan Reisya saling melirik, lalu mereka tersenyum begitu juga Syafa.
"Aamiinn," balas Refan, Reisya, dan Syafa.
"Baguslah jika memang seperti itu, berarti besok malam kita ke rumah Adisty. Jadi kalian bersiaplah besok kita akan sibuk," putus Reisya dengan tenang.
"Hah? Besok? Tidak kecepatan itu?" tanya Fasya terkejut.
"Iya tidak dong, kan makin cepat makin bagus. Sudah kamu tenang saja," jawab Reisya dengan tegas.
Fasya menatap ibunya dengan tatapan tidak percaya, bisa-bisanya ibunya berkata tenang saja. Yang ada bukannya tenang, tapi malah sport jantung. Syafa yang mendengar kabar itu pun langsung tersenyum senang, lalu ia melancarkan aksi menggoda kakaknya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com