Pagi yang ditunggu tiba. Setelah menghabiskan sarapan manual hasil masakan sendiri, aku buru-buru mengetuk lampu tidur rumah tinggal Kaivan sesuai janji.
Laki-laki berparas tampan yang awet tanpa formalin itu pun tanggap, cepat ke luar dari lampu untuk mengucapkan 'hati-hati di jalan'
Hanya itu, tidak ada uang saku.
Ah, rasanya ringan sekali ke luar rumah. Menikmati perjalanan dengan Fortuner pinjaman beserta supirnya, dari Pak Bos. Aku tidak perlu berpikir macam-macam juga merasa terbebani berlebihan. Selama Kaivan mau tinggal di rumah, semua pasti aman.
Tidak ada agenda mampir melihat pemandangan, semua harus tepat waktu sampai tujuan. Apalagi aku mau ketemu pacar baru.
Ting!
Notifikasi handphone membuat kegiatanku makan coklat terhenti. Sepertinya benda pipih dalam ransel kecil ini merindukan perhatian, sejak tadi ia memang kuabaikan.
[Udah sampai mana, Naya?]
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com