webnovel

Bonoki

Kisah ini berawal dari seorang pemuda labil bernama Juliet. Dia tak tau tentang jalan hidupnya. Namun semua itu berubah ketika ia membeli sebuah kalung kujang dari seorang pedagang misterius. Kisah ini semakin menarik ketika ia bertemu dengan Kirana Sang Ratu bangsa astral. Kehidupannya semakin berwarna, ketika bertemu dengan dua mahasiswi program pertukaran pelajar, yaitu Himiko dan Eliza. Kemudian ketiga gadis cantik dan jenius itu, memutuskan untuk melatih dan membantunya untuk mencari jati dirinya. Bagaimana kisahnya? Selamat membaca.

Tampan_Berani · Urban
Zu wenig Bewertungen
155 Chs

Ospek

POV Juliet Fadilah (End)

Keesokan harinya aku terbangun pada pukul lima pagi. Seperti biasa aku berjalan ke dapur untuk mencuci muka, setelah itu masuk kedalam kamar mandi. Lega rasanya, bisa mengeluarkan ampas didalam tubuhku. Seketika aku teringat bahwa hari ini ada kegiatan OSPEK. Kegiatan ospek akan dimulai pada pukul tujuh pagi.

Beruntung ada beberapa bungkus mie instan yang tersedia didalam lemari baju. Setelah itu aku memasaknya menggunakan mejikom. Sebelum pindah aku sudah menyarankan kepada orang tuaku, agar membeli sebuah kompor. Namun mereka menolaknya, sebab membawa kompor sangat rumit.

Lagipula kata mereka aku tidak terlalu pandai dalam memasang gas. Terpaksa aku harus mengeluarkan uang lebih untuk bertahan hidup. Padahal jika aku memiliki kompor, aku bisa memasak makananku sendiri. Dan juga aku bisa sedikit menekan pengeluaran, dengan membawa bekal ke kampus.

Juga aku bisa menjual makanan ringan disana. Untuk memasak mie dengan menggunakan mejikom sangat mudah. Pertama masukan seperempat air ke dalam panci, lalu tutup dan nyalakan mejikom. Ingat jangan sampai, ada percikan air yang menyentuh bagian bawah. Jika terkena air maka mejikom akan konslet.

Yang kedua, setelah airnya mendidih masukan satu bungkus mie, lalu tutup dan tunggu selama tiga menit. Setelah tiga menit matikan mejikom, dan angkat panci menggunakan lap, lalu tiriskan. Dan barulah kita bisa menikmatinya. Selesai makan aku langsung membersihkan diri, lalu mengecek barang dan berkemas.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul enam pagi. Sudah saatnya bagi diriku untuk berangkat. Hari ini aku menggunakan kaos kerah merah berlengan pendek, celana bahan dan sepatu hitam.

Tak lupa aku memakai jam tangan di lengan kiri, serta papan nama yang menggantung di leher. Setelah semuanya lengkap, aku pun berangkat ke kampus dengan berjalan kaki. Kulihat Dedi sedang memakai sepatu sefety di depan pintu. Kami pun saling bertatapan, lalu Dedi menyapaku.

"Jul mau OSPEK?"

"Oh iya mas, hari ini ada OSPEK."

"Mulai jam berapa?"

"Jam tujuh."

"Ayo berangkat bareng saya, mas tunggu disitu saya mau ngeluarin motor."

Sepuluh menit kemudian ia selesai memarkirkan motor. Dia memintaku menaiki Motor RX KING hitam miliknya. Sepanjang perjalanan,Hanya butuh waktu tiga puluh menit, akhirnya aku pun sampai di kampus. Kulihat banyak sekali peserta OSPEK berdatangan. sebelum memasuki kampus aku berterimakasih kepada Dedi, karena sudah mengantarkanku. Lalu Dedi pun pergi melanjutkan perjalanannya ke tempat kerja. Kemudian aku berjalan memasuki gerbang, setelah itu aku duduk bersila di samping tiang penyangga lorong.

Tak ada satu pun peserta yang mengajakku berbicara. Mereka hanya berlalu-lalang sekitar kawasan kampus. Lalu aku putuskan untuk mencari seseorang untuk diajak bicara. Aku melihat peserta yang sedang melihat sekitar, lalu ia bersender seorang diri. Peserta itu berkulit putih, berpostur agak gemuk, beralis tebal, rambut ikal, dan berhidung mancung. Lalu aku berjalan ke arahnya, sepertinya dia sedang menunggu seseorang. Setelah itu aku menepuk pundaknya, setelah melirik ke arahku diriku langsung menyapanya.

Kami pun langsung berkenalan, dia bernama Wildan calon mahasiswa jurusan Bahasa Inggris. Dia berusia sama denganku, jadi aku bisa sedikit bebas ketika berbincang dengannya. Tak terasa lima belas menit lagi, upacara pembukaan akan segera dimulai. Setiap calon mahasiswa dari setiap fakultas, memakai warna baju yang berbeda. Fakultas Bahasa memakai baju berwarna merah, Pertanian memakai baju Hijau, Teknik permesinan menggunakan baju hitam, Ilmu Komunikasi menggunakan baju Biru, Fakultas Hukum menggunakan baju abu-abu, dan terakhir Fakultas Teknologi dan Informatika menggunakan baju berwarna kuning.

Seluruh peserta berbaris sesuai dengan fakultasnya masing-masing, lalu membentuk barisan layaknya upacara bendera. Kemudian pempimpin upacara memasuki lapangan, lalu berdiri tegap menghadap podium. Saat aku perhatikan rupanya jumlah peserta tidak sebanyak yang aku pikirkan. Katanya sebagian peserta tidak bisa hadir karna pekerjaan yang tidak bisa di tunda. Jika di paksakan untuk masuk, maka akan berakibat buruk bagi karirnya di perusahaan. Selesai upacara seluruh peserta, berjalan menuju fakultas masing-masing.

Kami berjalan membentuk satu barisan, yang di pimpin oleh seorang panitia dari setiap fakultas. Kemudian panitia memerintahkan kami untuk berjalan cepat. Setelah itu berjalan menaiki anak tangga, lalu meberikan barang yang disuruh seperti susu, jahe, bawang merah, bawang putih, dan lain-lain. Selesai memberikan barang, kami berlari menaiki anak tangga hingga lantai teratas. Sesampai diatas kami membentuk sebuah barisan, satu barisan terdiri dari sepuluh orang. Selanjutnya, panitia memberikan sebuah papan yang bertuliskan huruf abjad.

Aku memegang sebuah papan yang bertuliskan huruf "G". Selain itu setiap peserta yang memegang papan, langsung diangkat menjadi ketua barisan saat itu juga. Aku merasa gugup, sebab selama hidupku memegang jabatan seorang ketua. Walau pun cuman sehari aku bertekat akan menjadi seorang ketua yang bisa diandalkan. Rupanya anggotaku didominasi oleh wanita, sedangkan pria hanya tiga orang saja. Untungnya Wildan satu kelompok denganku, sehingga aku bisa sedikit meminta saran jika terjadi sesuatu.

Setelah semuanya berkumpul panitia memberikan sebuah kertas, pada masing-masing kelompok. Lalu para ketua di perintahkan untuk mengabsen setiap anggotannya. Aku langsung menuliskan nama serta jurusan, pada kertas itu lalu memberikannya pada anggotaku. Matahari belum menampakkan wujudnya, yang terlihat hanya gumpalan awan. Udara yang berhembus membuat badanku menggigil, rasanya aku ingin segera turun dari sini. Kemudian kami mengumpulkan kertas itu, lalu panitia memerintahkan setiap kelompok untuk membuat yel-yel.

Seketika kepalaku mulai berputar tiga ratus enam puluh derajat. Lalu aku memanggil seluruh anggotaku, setelah itu berunding tentang yel-yel yang pas untuk kelompok ini. Dan akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan lagu "Bang Jali", sebagai yel-yel. Ada beberapa lirik yang di ubah, lalu di kombinasikan dengan kreativitas setiap anggota. Dan jadilah sebuah yel-yel, yang fenomenal bagi kami. Kemudian tiga orang panitia, datang dengan membawa sebuah kamera. Lalu mereka bertiga menyuruh kami turun ke lantai tiga, untuk mendengarkan sambutan-sambutan dari Dosen fakultas. Selesai mendengarkan sambutan, acara selanjutnya promosi kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa).

Unit kegiatan mahasiwa diantaranya Basket, Badminton, Sepak Bola, Kanji dan manga club, Pecinta alam, Panduan suara, Teater, Panduan Suara, Tekwondo, dan terakhir panahan. Untuk organisasi ada BEM, ROHIS, ROKRIS, HMSJ (Himpunan Mahasiswa Jepang), dan HMSI (Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris). Untuk himpunan lainnya ada di setiap fakultas yang tidak bisa ku tulis satu persatu. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang, sudah saatnya bagi kami untuk istirahat. Panitia membagikan setiap peserta nasi kotak, lalu menikmati hidangan bersama peserta yang lain.

Rencananya aku ingin makan sendiri di pojokan, namun rencana itu batal ketika anggota kelompok memanggilku. Setelah itu aku duduk bersama mereka dekat dengan panggung. Rupanya aku baru sadar bahwa kelompokku adalah sekumpulan bidadari cantik. Lalu kami pun mulai memperkenalkan diri satu sama lain. Yang satu menggunakan hijab coklat, berkacamata bernama Hilda, Hijab merah berpostur tinggi dan berhidung mancung bernama Desti, gadis berambut panjang yang diikat seperti kuncir kuda bernama Tia.

Selanjutnya gadis yang bertubuh gemuk bernama Mulan, gadis yang menggunakan jilbab ungu dan baju terusan bernama Kamila. Sekilas kulihat Kamila mirip sekali dengan mantan gebetan temanku Badai. Kapan-kapan aku akan berfoto bersamanya lalu mengirimkan foto itu ke Badai. Terakhir gadis bercadar bernama Melati. Melati pernah satu kelas saat kegiatan orientasi kana. Untuk sisanya aku tidak melihatnya saat jam istirahat. Lalu kami berbincang bersama.

"Halo." Menatap mereka sambil tersenyum.

"Hai." Melambaikan tangan ke arahku dengan mimik wajah yang manis.

Melihat mereka tanpa sadar aku pun tersenyum. Apakah ini yang dimaksud, "Gak apa-apa jomblo asal di kelilingi wanita cantik?" Rasanya seperti anda pergi ke negeri kayangan. Ketika masa sekolah maklum mayoritas murid disana adalah laki-laki. Siswi disekolahku dulu, sangat dingin kepadaku, tetapi ketika bertemu dengan para jawara disana sikapnya berbanding terbalik. Apalagi siswa yang memiliki motor ninja, siswa itu langsung menjadi idola. Kemudian Desti bertanya kepadaku.

"Ketua asli dari mana?"

"Saya asli Subang."

"Ketua disini cuman kuliah atau sambil kerja?" Tanya Melati.

"Kuliah aja sih, mungkin tahun depan saya rencana mau sambil kerja."

"Iya mending sambil kerja aja, hitung-hitung cari pengalaman. Tapi kalau enggak bisa bagi waktu, mending kuliah aja." Kata Kamila.

"Emang kamu kerja dimana mil?" Tanya Mulan.

"Gue kerja di klinik, padahal dulu gue lulusan sekolah penerbangan."

"Kocak elu, lah gue lulusan sekolah perhotelan kerja di pabrik bagian farmasi." Kata Desti.

"Enak kalian, kalau saya setelah lulus harus ngabdi setahun di pasantren."

"Gak apa-apa Melati bagus malah dapet pahala. Setidaknya ada hal positif yang bisa elu kerjakan." Kata Hilda.

Setelah itu kami membicarakan jam perkuliahan di kampus ini. Satu hari kegiatan perkuliahan berlangsung empat jam, setelah itu mahasiswa diperbolehkan pulang. Begitu juga dengan kelas malam, kelas itu dimulai dari jam tujuh hingga sepuluh malam. Untuk kelas karyawan bisa memilih diantara dua kelas itu, tergantuk jam kerja di perusahaan. Sayangnya mereka semua masuk kelas malam, kecuali temanku Wildan, lalu Kamila dan Desti.

Mereka bertiga masuk kelas pagi bersamaku, meskipun Wildan dan Kamila berbeda jurusan, namun sepertinya aku masih sempat bertatap muka dengan mereka.Tiga puluh menit telah berlalu, akhirnya istirahat telah usai. Sekarang sudah saatnya untuk melanjutkan kegiatan promosi UKM. Setelah mempromosikan seluruh kegiatan UKM, panitia membagikan sebuah kertas HVS. Tugasku adalah mendata anggota, yang ingin berpartisipasi dalam mengikuti salah satu UKM. Aku tidak mengikuti satu UKM di kampus ini, sebab diriku ingin fokus dalam menjalani perkuliahan.

Jika rasa jenuh mulai merasuki jiwaku, mungkin aku akan bergabung dengan salah satu dari UKM tersebut. Kemudian acara dilanjutkan dengan penampilan Yel-yel dari setiap kelompok.Lalu setiap ketua diperintahkan maju kedepan untuk mengambil undian. Dalam hati aku berharap semoga mendapatkan giliran terakhir. Sayangnya keberuntungan tidak menyertaiku, terpaksa kami maju kedepan untuk menyanyikan lagu yel-yel.

"Are you reddy?!" Sikap sempurna dengan suara lantang.

"Ready!" Jawab seluruh anggotaku sebanyak tiga kali.

"Siapa kita?!"

"Kelompok G!"

"Siapa kita?!"

"Kelompok G!"

"Kelompok G – kelompok G, kelompok paling hebat.

Kelompok G - kelompok G, itu orangnya asik sekali.

Kelompok G – kelompok G, suka goyang hobinya." Bernyani sambil bergoyang Bang Jali.

"Siapa kita?!" Tanyaku.

"Kelompok G!"

Selesai membawakan lagu Yel-yel kami duduk di tempat semula. Sekarang giliran kita untuk menyaksikan penampilan dari kelompok lain. Setelah acara penampilan Yel-yel, selanjutnya acara disambung dengan permainan. Selesai permainan saatnya untuk menghitung poin dari setiap permainan dan penampilan. Dan ternyata kelompok A juaranya, kelompok yang menang mendapatkan paket susu ultra yang kami kumpulkan. Kelompok A sendiri di pimpin oleh Adam, kini namanya sudah semakin terkenal.

Aku yang melihatnya hanya diam sambil meratapi nasib. Andaikan aku yang disana mungkin diriku akan sangat senang. Namun apa dayanya diriku, aku hanya seorang pemuda biasa yang tidak mempunyai kelebihan.Yang bisa aku lakukan hanya melihat kesuksesan orang lain. Dan begitulah gumamku saat menatapnya dari kejauhan. Selesai acara, kami harus kembali ke lapangan. Lalu kami mengikuti upacara penutupan. Jam empat sore upacara telah berakhir, kami pun bersalaman dengan yang lain.

Tak lupa kami berfoto bersama. Setelah itu, kami pulang ke rumah masing-masing dengan damai. Tak terasa dua hari telah berlalu, sudah saatnya bagiku untuk mengikuti perkuliahan pertamaku. Senang rasanya akhirnya awal kehidupanku akan segera dimulai. Semoga ada kisah menarik yang akan aku ikuti.

Masa orientasi telah berakhir, saatnya untuk mengawali kisah yang sebenarnya.

Tampan_Beranicreators' thoughts