webnovel

Hilang Kesadaran

Rangga Plot -

Tegukan terakhir telah mengosongkan gelasku. Entah sudah berapa banyak Aku minum malam ini, tapi hatiku masih tidak tenang.

Wajah wanita itu terlintas lagi dalam benakku, arghhh!!!

Prang!!!

Pecahan gelas berserakan dilantai apartemenku. Entah sudah berapa gelas malam ini kupecahkan.

"Sialan!!", masih terasa sakit dihatiku mengingat betapa bencinya Aku dengannya, wanita yang dulu setengah mati Aku cintai, kuperjuangkan, tapi justru meninggalkanku dengan pria bule sialan!

Sudah 10 tahun Kami bersama, tapi.. teganya Dia meninggalkanku dengan pria yang baru dikenalnya tiga bulan! Pengkhianatan, perselingkuhan, dan perpisahan yang akhirnya Aku dapatkan setelah 10 tahun berjuang menjaganya!

Entah apa salahku, sehingga Dia tega melukaiku. Seingatku, tak pernah Aku menyakitinya, bahkan menyentuhnya pun tak pernah, kecuali menggandengnya, memeluk atau menciumnya, dengan batas wajar! Aku sangat menghargainya, Aku menjaga kesuciannya, hingga suatu saat nanti, setelah Dia siap, Aku akan melamarnya. Karena sudah beberapa kali Aku coba melamarnya, tapi Dia menolakku dengan alasan profesinya sebagai model yang sedang naik daun. Bila menerima lamaranku, Ia akan segera meredup.

Aku menghormati dan menyayanginya, karena itu Aku menerima penolakannya. Lagipula, penolakannya hanya sementara, toh nantinya Dia akan menjadi milikku selamanya. Pikirku mencoba bersabar.

Ah.... Memori itu..

Aku mencoba melupakan cerita masa laluku yang menari-nari dalam pikiranku. kali ini Aku meneguk langsung minuman dari dalam botol, karena sudah tak ada lagi gelas tersisa. Dikamar gelap ini.. Hanya Aku sendiri.. Wanita sialan!!! Pikirku.. Dengan mudahnya Dia mencampakkanku, setelah apa yang Aku lakukan padanya.. Dia pikir bisa berdiri dalam posisinya sekarang apabila Aku tidak membantunya? Cih!!!!

Lagi dan lagi, kumeneguk minumanku. Sejak sebulan terakhir Dia meninggalkanku dengan bule sialan yang kini menjadi suaminya, hanya botol minuman seperti malam ini yang menemani malam-malamku.

Tak pernah terpikir olehku, bahwa Aku akan menjadi seperti ini! Wanita! Liat saja, Aku akan menghancurkan semua wanita! Mereka semua sama saja! Pikirku semakin marah dan kesal.

Kali ini tanganku mengambil benda menyala yang ada di meja, ya handphoneku. Satu-satunya sumber cahaya dalam apartemenku, ya handphoneku. Aku sengaja mematikan lampu, karena hatiku lebih tenang duduk dalam kegelapan seperti ini.

Entah setan apa yang merasukiku malam ini, sampai berani Aku menghubungi nomor yang tidak seharusnya Aku hubungi

"Hallo..", Suara diseberang sana

"Kirimkan Aku wanita paling cantik yang Kau punya!"

"Dengan siapa Saya bicara?"

"Bukan urusanmu, cepat kirim melalui pesan simgkat ke nomor ini berapa harga wanitamu, dan kirim Dia ke alamat apartemenku!",

Klik

Kumatikan telepon itu, tak ingin berlama-lama berbicara dengan wanita diseberang sana.

Tak lama, masuk sebuah pesan singkat dengan nominal 780,000,000 rupiah. Belum termasuk ongkos antar, 20,000,000 rupiah. Jadi total yang harus Aku transfer, 800,000,000 rupiah

Malas bernegosiasi, Aku dengan cepat membuka mobile bankingku, dan mentransfer jumlah yang Mereka minta. Aku kirim bukti transfer melalui pesan singkat beserta alamat apartemenku.

"20 menit Dia akan tiba menemanimu, sayang!! Terima kasih, sayang!", Pesan yang kubaca setelah Aku mengirim alamatku.

Aku ambil minumanku lagi. Aku meminum seteguk demi seteguk sambil menikmati malam kota jakarta melalui jendela kamar apartememenku. Detik demi detik telah berlalu, kulihat kembali handphoneku, sepertinya sudah 20 menit, hatiku mulai kesal! Dia terlambat! Aku segera berjalan menuju pintu apartemenku, dan pas, saat Aku membuka pintu.. Wanita itu disana!!

"Kamu sudah datang!!!", tanpa pikir panjang, Aku segera menarik lengan wanita itu. Sedikit kecewa, kenapa wanita penghibur berpakaian lengkap seperti eksekutif muda? Tapi mungkin ini caranya mengelabui mata semua orang!

Sialan, apa semua wanita memang senang menipu mata lelaki! Pikiranku begitu kesal melihat wanita ini yang coba menipu semua orang, dengan berlagak seperti seorang wanita terhormat. Segera kukunci pintu apartemenku dan

Plak!

Kantong plastik yang sepertinya berisi makanan masih hangat mendarat mulus dikepalaku, kurang ajar sekali! Aku sudah membayarnya mahal, dan.. Ini balasannya! Dasar wanita j*l*ng!

Kugenggam tangannya dan kudorong dengan keras tubuhnya ke dinding. Sembari mengingatkan siapa Dia. "Kamu datang, dan jangan coba-coba melawan!", Kataku kemudian.

"Let me gooo!!! Sh*t!!!", Kata-kata wanita itu membuatku benar-benar kesal! Apa setelah menikah dengan suami bule Dia ga bisa lagi berbicara bahasa Indonesia???

"Kita ada di Indonesia, jadi bicaralah bbahasa Indonesia! Dan Aku sudah membayarmu.. Maka puaskan Aku!", Jawabku saat ini sangat kesal, benar benar kesal, kulumat langsung bibir mungil wanita itu, tanpa ampun dan kasih sayang, Aku melakukannya dengan kejam dan brutal

BUG

Ups.. Rasa sakitnya, sungguh sampai ke ubun-ubun! Dia menendang tepat di selangkanganku. Tepat ditempat yang tak seharusnya Dia tendang, argghhhh.. Sakit sekali! Dasar j*l*ng!!! Dia berusa kabur dariku, dengan cepat kuambil piring diatas meja, dan Aku langsung membantingnya dengan keras di atas kepala wanita itu, "aaah!", masih terdengar suaranya menahan sakit, dan kemudian berlutut, tangannya memegang kepalanya, Aku sudah terbiasa dengan gelap dan ruangan ini, semua tampak sangat jelas dimataku.

Tanpa pikir panjang, langsung kujambak rambutnya, menariknya! hari ini, Aku sudah membayar delapan ratus juta untuknya, dan Aku berhak melakukan apapun dengannya.

"Beraninya Kamu.. Jangan coba-coba pergi dariku!" Aku mulai menghempaskannya dilantai, ya, lantai yang dipenuhi dengan pecahan gelas kaca yang sedari tadi, entah berapa gelas sudah kupecahkan.

Kutarik kabel panggangan roti yang ada diatas meja, dan kuikat tanggannya. "arrrgh, lepaskaaaan!!!", Pintanya.

"Jangan berharap j*l*ng!! Malam ini Kamu harus memuaskanku!!", Enak saja, Aku sudah membayar mahal untuknya, dan kali ini emosiku benar-benar tidak stabil, kreeek.. Kubuka setelan bajunya, agak sulit, karena Dia masih memakai pakaian lengkap, blazer, kemaja, dan jujur ini pertama kalinya Aku melakukan hubungan ini dengan seorang wanita. Aku cukup bingung bagaimana memulainya, sehingga Aku hanya mengikuti instingku sebagai seorang pria.

"Tolong lepaskan Aku..", Rengek wanita itu lagi

"Jangan harap! Malam ini Kau adalah milikku!", Jawabku terakhir setelah berhasil melucuti semua pakaiannya dan membuatnya tidak memakai sehelai benang pun.

Aku langsung memasukkan milikku yang tak pernah disentuh oleh siapapun kedalam tubuhnya. sulit, ya sulit sekali, rasanya begitu sempit tapi, sungguh aghhh.. Aku tak tahu apa yang kurasakan.

Tak ada lagi perlawanan darinya, sepertinya Dia pingsan.. Tapi Aku tak peduli.. Seluruh tubuhnya benar-benar menggoda dan memabukkan.. Oh, pantas saja banyak orang yang ketagihan.. Ternyata seenak ini pikirku.. Dan tanpa butuh waktu lama, Aku segera menyelesaikannya. Nikmat, tapi ada rasa yang kurang, karena Dia pingsan. Akhirnya Aku sudah berhasil menyelesaikan sampai klimaks.. Aku berdiri, menyalakan lampu, dan

TING TONG

Suara bell didepan pintu apartemenku berbunyi.

TING TONG

TOK TOK TOK

kali ini disertai ketukan pintu

"Service plus plus!", terdengar suara wanita didepan kamarku.

Aku sedikit panik, dan langsung mengenakan kembali celanaku dan kaosku. Apartemenku sungguh berantakan, pecahan kaca, beling ada diseluruh ruangan. Aku bergegas mematikan lampu kembali, menuju pintu, dan hanya membukanya sedikit. Mencegah wanita diluar sana meilhat kondisi apartemenku.

"Ada apa?", tanyaku kemudian. Didepanku berdiri seorang gadis muda, mungkin usianya sekitar 22-24 tahun, dengan pakaian sangat minim dan seksi, riasan begitu menor, sungguh penampilan wanita penggoda melekat dalam dirinya.

"Tuan, Anda sudah mem-booking Saya tadi, dan Mami menyuruh Saya mendatangi apartemen Tuan.", Jawabnya sambil menjunjukkan senyum menggoda.

"A.. Apa??? Jadi Kamu...."Oh tidak!! Apa yang aku lakukan.. Wanita didalam tadi.. Ah.. Jadi... Aku sedikit panik, tanganku memegang kepalaku

"Ehm.. Tuan, boleh Saya masuk dan menyelesaikan tugas Saya?", Wanita muda itu menyadarkanku..

"Pergi!", Jawabku pasti

"Tttt...ta..tapi.. Saya harus.."

"Pergiiiii!!! Ambil semua uang yang sudah kukirim, dan jangan pernah kembali!", Aku menutup pintu kamarku sebelum wanita itu sempat berkata-kata.

Pikiranku sedikit kalut.. Jadi.. Wanita tadi.. Aghhhh.. Betapa bodohnya Aku!!! Kunyalakan lampu utama dan... Aku tak dapat berkata-kata lagi..

Apa yang telah kulakukan pada wanita ini!!!

Didepanku, seorang wanita dengan tangan terikat, masih dalam kondisi pingsan, masih ada darah segar dikepalanya, seluruh tubuhnya terdapat banyak luka memar, beberapa pecahan beling dikulitnya, menyisakan sisa-sisa darah dan luka hampir diseluruh tubuhnya, dan betapa kagetnya Aku, didaerah kewanitaannya, darah segar masih mengalir, ternyata dia... Oh tuhan, tidak!!! Dia masih perawan! Aku sudah menghancurkannya!

Rasa mabukku seakan hilang entah kemana, kakiku terasa tak kuat lagi menopang tubuhku, dan Aku terduduk lemas di samping wanita itu.. Memikirkan apa yang harus kuperbuat dengannya.. Oh, ini semua salahku.. Mabukku membuatku tak sadarkan diri dengan siapa dan apa yang sedang kulakukan. Sepanjang hidupku. Ini pertama kalinya Aku melakukan kesalahan fatal.

Aku diam cukup lama, tapi wanita itu belum juga sadarkan diri. Kini Aku benar-benar takut! Aku membuka ikatan ditangannya, mencoba mengangkatnya, dari lantai ke kasur dikamarku. Meletakkannya dengan hati-hati.

Kurapihkan rambutnya supaya tak menutupi wajahnya, dan ah.... Aku bagai disambar petir.. Wajah ini.. Wanita ini.. Dia... Owh. Bagaimana bisa.. Dia!!!!

Vina??

Kali ini, aku berharap ini hanya mimpi! Vi.. Vina.. Sedang apa dia diapartemen ini??? Aku cukup panik sekarang. Aku menelan ludah, Mengacak-acak rambutku, dan berusaha untuk berpikir.

Akhirnya kuputuskan untuk mencari kotak P3K didekat dapur. Kuambil alkohol, Pinset kapas dan piring. Aku berjalan agak cepat menuju kamar tidurku. Kuputuskan untuk membersihkan bekas lukanya terlebih dahulu, mengambil pecahan kaca yang ada disekujur tubuhnya satu persatu,

Ada rasa desiran aneh didadaku, ketika melihat tubuhnya.. Sungguh sempurna pikirku. Kulit putih halus, dadanya, ah.. Bagaimana ini.. Sesuatu dibalik celanaku bangkit berdiri.. Hmmm... Kucoba menarik napas dan memukul-mukul kepalaku lagi, sepertinya Aku masih mabuk! Aku berusaha fokus kembali mengambil setiap pecahan kaca.

Terkadang Ia seperti merasa sakit saat Aku mencabut pecahan kaca, tapi kesadarannya seperti belum kembali. Wajahnya terlihat pucat, kututup kembali dengan selimut tubuhnya setelah Aku berhasil membersihkan dan mengambil semua pecahan kaca. Kini, Aku harus menghubungi Airin untuk mengobati luka-lukanya,

Aku coba benarkan posisi tidurnya, dan bantal dikepalanya, tapi lagi-lagi aku terkejut.. Darah segar dikepalanya masih mengalir.. Owhhhh, ya, Aku memukulnya dengan piring sangat kencang tadi! Hufff.. Rasa bersalahku semakin membuatku tak tenang.

Tanpa pikir panjang, Aku segera menelepon Airin.

"Kak, tolong Aku!", Pintaku

"Heh? Kamu tau ini jam berapa, Dek? Jam 5 pagi!!! Ganggu aja, mau apa pagi-pagi gini?", tanya Airin. Dia kakakku, Dia juga seorang dokter. Dia bertekad untuk mengikuti kata hatinya untuk menjadi dokter, dan menyerahkan semua urusan perusahaan ke tanganku, yang membuatku harus mengalah, mengubur impianku bekerja sesuai dengan bidangku sebagai sarjana teknik. Kakakku memang memiliki jiwa sosial yang tinggi, itulah alasanku membiarkannya menjadi dokter dan mengalah untuk mengurus perusahaan Papa.

"A.. Aku dalam masalah serius, Kak.. Tolong ke apartemenku dulu! Tolong Kak, ini sangat penting!", pintaku lagi

"Baiklah, tunggu setengah jam."

"Kak, jangan lupa bawa semua peralatan medismu!", Aku mengingatkannya sebelum menutup telepon.

 

TING TONG

belum sampai setengah jam, Airin sudah sampai ke apartemenku. Aku yakin dia cukup penasaran dengan apa yang kuperbuat.

Segera kubuka pintu, dan seperti yang kuduga, Dia terbelalak melihat kondisi apartemenku, yang bagai kapal pecah.. Lebih tepatnya, mungkin seperti rumah yang didalamnya suami istri habis berkelahi. Pecahan beling ada dimana-mana, berantakan, dan darah juga masih ada dilantai.

"A.. Apa yang kamu lakukan, Dek???", Airin terlihat panik

"A.. Aku.. M..me...memperkosa wanita kak!", Aku menjelaskannya sambil malu-malu, juga sedikit takut juga menjelaskannya.

"A.. Apaaaaa? Yang benar aja Kamu, Dek!!"

"Aku lepas kendali kak!"

"Bagaimana keadaannya?", Airin langsung bergegas ke kamarku, sepertinya Dia tahu dimana Aku membaringkannya.

Airin menggeleng-geleng kepala melihat wanita ditempat tidurku tak sadarkan diri dengan semua lukanya. Dia pun sedikit terkejut, tak menyangka Aku bisa berbuat seperti ini.

"Tadi kepalanya Aku pukul dengan piring kaca, dan darah masih mengalir, Kak!", Aku mencoba menjelaskan situasinya, dan masalah yang kuhadapi.

Airin hanya memelototiku, seakan matanya akan keluar. Tanpa disuruh, Airin sudah mengeluarkan perlengkapan medisnya, dan dengan cekatan Dia membersihkan luka-luka, termasuk luka dibelakang kepala Vina. Kondisi vina masih tak sadarkan diri. Aku hanya bisa melihat Airin membersihkannya.

"Hmm. Dek, tolong bersihkan ruang depan, bersihkan semua darah dan pecahan beling!" pinta Airin kepadaku. Aku segera keluar dan membersihkan sesuai perintahnya.

Kumulai dengan mengambil semua beling-beling, membuangnya, dan kemudian minuman.. Yah, ini semua pangkal masalahnya.. Minuman ini yang membuatku tak sadarkan diri. Akupun sedikit kesal dan langsung membuangnya.

Darah.. Aku mulai membersihkan lantai dan dinding dari bercak darah, memastikan tak ada lagi bau darah,

Kresek.. Aku menengok ke bunyi yang kuinjak, Plastik.. Ah, plastik ini, plastik hangat yang tadi malam mendarat sukses dipipiku. Aku mengambilnya, didalamnya berisi ayam bumbu kriuk, burger, mineral water dari restoran siap saji yang buka 24 jam, kartu kunci apartemen dan handphone. Kuambil handphone, dan ternyata tidak dikunci.

Bip bip.. Bip bip..

Tak lama panggilian masuk ke ponsel itu. Aku sedikit panik melihat nama yang menelpon. Kutunggu deringan berhenti, membuka pesan dan menulis pesan ke nomor yang tadi memanggil.

"Hari ini Saya tidak bekerja. Tolong berikan laporan untuk hari ini.", Hanya kalimat itu yang bisa Aku tulis. Hatiku sedikit panik, semoga Aku tak menimbulkan banyak masalah untuknya.

"Baik bu. Saya akan memberikan laporan untuk hari ini. Dan bagaimana dengan Light Company? Apa yang harus saya kirim? Ibu sudah menjanjikan jawaban untuk mereka hari ini.", Pesan masuk kemudian,

Harus kujawab apa ya? Hmmm.. Aku berpikir sejenak, dan.. "Terima saja kerjasamanya." kukirim pesan kembali.

Ah, sudahlah.. Yang penting satu masalah selesai pikirku.

Lagi..

Bip bip.. Bip bip..

Telepon masuk kembali berdering.. Kali ini penelpon yang berbeda.. Dinda, nama yang tertera di panggilan itu.

Aku menunggu dering berhenti, kemudian kubuka pesan kembali.

Sebelum Aku menulis, pesan masuk terlebih dulu.

"Bu, saya sudah didepan apartemen. Saya sudah ketuk beberapa kali, tapi tak ada jawaban. Apa Ibu masih tidur didalam?", Ehm... Siapa dia? Pikirku lagi

"Tidak. Kamu pulang saja!", Ketikku kemudian.

"Tapi Bu, apa apartemennya tidak jadi dibersihkan?", Oh ternyata asisten rumah tangga, Aku mengerti situasinya.

"Tidak perlu, Kamu pulang saja untuk hari ini!"

"Baik bu. Untuk penthouse, apa perlu dibersihkan juga?", Tanya nya lagi.

"Tidak perlu. Kamu libur hari ini.", Jawabku. Semoga kali ini selesai dan tak ada lagi pesan yang harus kujawab.

 

"Handphone siapa itu, dek?", Airin yang sudah ada dibelakangku, Dia melirik penuh curiga kepadaku. 100 persen Dia pasti yakin handphone yang kupegang adalah milik wanita yang ada dikamarku. Cashing pink, dengan bandul pompom berwarna pink. Tak mungkin milik seorang laki-laki.

"Ehm.. Ini.. "

"Ceritakan yang terjadi semuanya!", Pinta Airin tanpa menungguku menyelesaikan kalimatku.

"Ehmm.. Ta tadi malam, Aku mabuk, Kak! Aku sewa PSK!"

"Hah??? Apa??? PSK? Astaghfirulloh, Dek.. Kamu.. Sejak kapan jadi begini? Mabuk, kemudian PSK?? Sudah seberapa sering kamu begini???", Airin meledak kali ini, tampak emosi menyulutnya.

"bb.. Baru sekali ini kak. Aku ga pernah sewa PSK! Tadi malam sepertinya Aku lepas kendali, dan.. Aku..."

"Kenapa bisa memperkosa? Jadi yang dikamar itu PSK?"

"Bukan!!!", Jawabku cepat

"Lalu, kenapa bisa Dia disini?"

"Itu.. Dia.. PSK nya datengnya lama, Kak. Jadi Aku buka pintu, pas ada Dia lewat. Kupikir Dia.. "

"Ranggaaaaaa... Kamu kenapa bisa begini sih???? Kamu tahu, Dia masih perawan, Rangga!!!", Airin mulai panik dan kesal sekarang

"Mm.. Maaf kak!"

"selesaikan masalahmu dengannya Rangga! Kakak akan kembali nanti siang untuk cek luka-lukanya! Tenangkan Dia setelah Dia sadar, Sepertinya Dia harus menunggu disini beberapa hari sampai luka-lukanya mulai sembuh! Aku pergi dulu, Aku harus mengantar Lily dan Jeje ke sekolah", Airin menyelesaikan kata-katanya sambil melirik jam tangannya dan bersiap keluar meninggalkan apartemenku.

"A.. Aku harus bagaimana, Kak?"

"Berani berbuat, berani bertanggung jawab!"

klek.

Airin menutup pintu dan meninggalkan apartemen, meninggalkanku sendirian, dan Aku yang kebingungan sekarang.