webnovel

Blood King Husband

Sebuah pertemuan yang tidak terduga terjadi di sebuah club' malam. Pertemuan yang begitu mengesankan sampai terbayang dalam pikiran. Dialah seorang pria yang sangat tampan dan selalu mendapatkan pujian dari banyak orang. Ia tidak sengaja bertemu dengan seorang gadis berparas cantik, tapi sedikit keras kepala. Pertemuan itu sampai menyatukan dua insan yang belum sama sekali saling mengenal. Seorang pria bernama Sean langsung mengklaim bahwa gadis yang ia temui harus menjadi miliknya tanpa terkecuali. Kisah cinta pun dimulai sampai kejenjang pernikahan, tapi siapa sangka ditengah pernikahan Sean harus kembali untuk menunaikan tugasnya demi kerajaannya, dan hanya ada dua pilihan memilih cinta atau kematian.

Meldy_Wita · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
97 Chs

Belum malam pertama kedua

Begitu lama Sean menjawab pertanyaan dari temannya itu, lalu ia pun menjawab setelah mendiamkan diri sampai beberapa menit kemudian, ia berkata. "Dia tidak apa-apa hanya perlu istirahat yang cukup, jadi tak perlu khawatir."

"Oh baguslah kalau begitu," sahut Emanuel dengan mengangguk-anggukkan kepalanya. Tetapi Emanuel menyadari dengan perubahan sikap dari Sean yang terlihat lebih dingin kepadanya setelah pertanyaan itu terucap, batinnya pun berkata. 'Aneh, apa mungkin Sean cemburu dengan pertanyaan ku? Padahal aku bertanya saja, dan tidak bermaksud lain. Sepertinya dia memang sudah memiliki perasaan lain terhadap Quiena meskipun dia terus mencoba mengelak. Tapi bangsa apa sebenarnya Quiena?'

Sedang menjadi tukang cukur sempat-sempatnya Emanuel memikirkan tentang Quiena dan Sean. Terlebih setelah perubahan wujud Sean yang lebih menyeramkan juga belum dapat ia temukan jawaban. Dalam pertanyaan yang terus muncul di kepalanya, tiba-tiba saja ketika ia memotong rambut Calvin, orangnya menghilang, dan telah berubah kembali menjadi kucing.

Emanuel sempat terkejut sampai ia mundur beberapa langkah kebelakang, namun tidak dengan Sean. Sedari tadi Sean menatap kearah Calvin sampai perubahan wujudnya pun ia masih menatapnya.

"Oh ternyata efek samping dari cahaya bulan purnama itu bisa membuat pria kecil ini berubah kembali ketika malam hari. Heh! Kucing jelek, kamu itu tidak lagi comel," ejek Sean sembari menenteng ditelinga Squby dengan satu tangannya.

"Asal kamu tahu kucing Squby lebih comel ketimbang wajahmu," ketus Emanuel sembari mempersiapkan kakinya untuk berlari.

"Kau!" Sean kesal mendengar ejekan temannya itu, ia ingin mengejarnya, namun Emanuel telah menghilang.

Emanuel tidak benar-benar menghilang, melainkan ia hanya bersembunyi di beberapa tempat agar tidak ketahuan pada Sean.

Emanuel memilih untuk pergi ke sebuah ruangan rahasia yang biasanya terdapat beberapa lukisan dari mereka semua. Ia ingin mencari tahu tentang sesuatu.

Menyelinap masuk tanpa diketahui oleh Sean ataupun Squby, ia sampai mengeluarkan kekuatannya agar tidak terlihat ketika ingin pergi ke dalam ruangan itu. Tiba di sana, ia menuju ke sebuah laci khusus dekat dengan lukisan milik mereka semua.

Emanuel mencoba membuka sebuah buku tua milik kerajaan Kingston terdahulu, ia mencoba mencari nama Sean Kingston. Di dalam buku tua tersebut ia tidak dapat menemukan bukti apapun yang mencurigakan. Semua hal tentang kerjaan Kingston terdahulu tidak ada apapun yang terdapat di dalamnya selain dari beberapa nama kasta, dan nama-nama kaum dari vampir.

Semua yang terdapat di dalam sana tidak ada keanehan, hal itu membuat Emanuel terheran dengan perubahan Sean di waktu bulan purnama dulu, ia pun bergumam. "Kenapa tidak ada apapun yang terlihat di sini? Padahal jelas-jelas Sean berubah wujudnya sampai menjadi setengah iblis yang menyeramkan, dan juga di sana ada Lucifer sebagai raja terdahulu. Apa yang sebenarnya di sembunyikan oleh Sean kepadaku?"

Ia pun tidak ingin berhenti di sana untuk mencari tahu tentang keturunan dari raja Lucifer terdahulu. Emanuel kembali mencari dibeberapa tempat yang lain. Ia kemudian membuka salinan lukisan milik Sean, ketika ia membukanya ada sebuah kertas yang tertempel dibelakang lukisan Sean. Emanuel mencoba mengambilnya.

Lukisan itu tidak terlalu jelas terlihat seperti sebuah bayangan, terlebih lagi kertas itu seperti sudah terlihat begitu tua tidak terpakai. Ketika Emanuel ingin membukanya, ia mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat kearah ruangan itu. Dengan cepat Emanuel menyembunyikan kertas kecil itu di dalam saku celananya.

"Sean akan kemari aku harus cepat bergegas pergi," gumam Emanuel yang langsung memilih untuk keluar dari ruangan itu mengunakan kekuatannya. Meskipun ia harus menghilangkan aura vampir dari dalam tubuhnya.

Di sisi lain, Sean Kingston mencoba memasuki ruangan rahasia itu, ia pun tahu setelah dirinya berubah menjadi wujud yang lebih menyeramkan. Hal itu membuatnya yakin bahwa apa yang dia takutkan pun akan terjadi, hanya saja ia belum menemukan sosok wanita yang akan menjadi persembahan di saat bulan purnama kedua. Sosok wanita itu yang dikatakan oleh leluhurnya dulu bahwa hanya ada satu satu wanita yang bisa membunuhnya, dan wanita itu harus berasal dari keturunan yang sama dengannya juga memiliki warna mata yang berbeda berserta sayap yang berbeda. Sesuai sumpah yang telah ia sebut sewaktu dirinya pertama kali merubah wujud menyerupai setengah iblis, dan saat itu ialah ketika saat Lucifer datang menemuinya.

Sean pun mencoba mengambil lukisan yang sebelumnya diambil oleh Emanuel tanpa ia ketahui, ia pun melihat kebelakang lukisan itu, tapi ia tidak menemukan apapun dari balik sana, hal itu membuatnya penasaran dengan ucapan Lucifer waktu itu, ia pun bergumam. "Jelas-jelas Lucifer menyebutkan bahwa memang di dalam sini petunjuk agar aku bisa menemukan siapa jadi diriku, tetapi kenapa tidak ada satupun petunjuk yang terlihat? Apa mungkin semua itu hanyalah lelucon?"

Ia benar-benar terheran dengan semua sumpah tersebut, antara dirinya percaya dan tidak, terlebih tidak ada terlihat petunjuk yang ingin ia cari. Lalu Sean memilih untuk menemui Quiena.

Quiena ternyata sudah tersadar, tapi dirinya terlihat seperti orang yang kehilangan harapan hidup. Wanita itu menatap kearah luar jendela, tepatnya ia menatap keatas melihat bulan yang sedang memancarkan cahayanya. Entah kenapa setelah ia bangun dirinya tiba-tiba termenung, dan Sean melihat keanehan dalam diri Quiena saat itu.

"Kau sudah bangun, Quiena?" tanya Sean sembari menaruh dagunya tepat dipundak wanita itu.

"Ya, kamu darimana? Apa kita tidak jadi menikah?" tanya Quiena dengan pertanyaan yang membuat Sean semakin terheran.

"Um, apa katamu, menikah? Sayang, kamu lupa ya kalau kita memang sudah menikah. Hanya saja ... kita belum melakukan malam pertama yang kedua," bisik Sean seraya ia memperlihatkan senyum mesumnya.

Tatapan Quiena terlihat tidak begitu semangat, ia seperti kehilangan separuh hidupnya. Apalagi Sean belum mendengar setiap kata ejekan yang selalu Quiena katakan di dalam hatinya. Menjadi pertanda buruk, sampai Sean bergumam. "Sepertinya ada yang tidak beres."

Tanpa mengatakan sepatah katapun, Sean melangkah keluar dari kamar itu, ia pun melihat Squby yang sedang rebahan di depan pintu.

"Hey, kucing jelek. Lihatlah mommy mu sekarang terlihat berbeda. Kamu masuk kedalam, dan jaga dia. Jangan asyik membuat tubuhmu semakin gendut," perintah Sean yang langsung menarik Squby dari tidurnya.

"Meong ...." Dengan rasa malas kucing Squby berjalan masuk sambil ia menguap.

Sean memilih pergi keluar, ia dengan sengaja tidak memberitahukan kepergiannya itu kepada orang lain. Tujuannya ingin mencari suatu petunjuk tentang Quiena yang tiba-tiba terlihat berbeda. Dirinya kembali kearah gunung Mountain. Sebelum mata hari tertib ia harus sampai di sana, jika tidak maka kedatangannya akan membuat para penyihir dan bangsa yang lain tahu.