57.
Ceklek!
Raefal melangkah memasuki kamarnya setelah menenangkan diri selama kurang lebih tiga puluh menit. Dia tidak kemanapun. Dia hanya berdiri di balik pintu kamar, mendengarkan suara isak tangis istrinya.
Setidaknya, dengan hal itu amarah Raefal bisa terkendali.
Manik matanya melirik jam digital yang terletak di atas nakas. Angka satu terpatri di sana dengan warna neon putih yang kontras dengan gelapnya ruang kamar.
Saat ini, Raefal sudah berdiri di sisi ranjang. Dia mengamati sang istri yang sudah terlelap, meringkuk di atas ranjang berukuran sedang miliknya.
Perlahan, Raefal mulai naik ke atas ranjang empuk tersebut. Dia mencondongkan tubuhnya, mengecup kening istri tercintanya.
Cup!
"Maafkan Mas, sayang... maaf karena Mas menyakiti kamu." Bisiknya pelan sembari terus mengecup pelipis istrinya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com