"Di mana Sunshine?" Elia membuka percakapan kembali sesaat setelah mereka terdiam selama beberapa waktu, menikmati sinar matahari pagi menembus kulit.
"Sunshine?" Azaila merespon dengan mata menatap matahari.
"Maksudku Melianor," kata Elia, tertawa karena hampir melupakan fakta Melianor lebih dikenal sebagai Melianor daripada Sunshine di antara penduduk Mansion Melianor.
"Melianor itu tuan rumah Mansion Melianor, bukan?" Tanya Xixi yang belum pernah bertemu dengan Melianor.
Azaila mengangguk.
"Aku juga tak tahu ke mana dia pergi," kata Azaila. Cara duduknya berubah. Sebelumnya, terkesan santai, tidak memikirkan apapun, namun setelah mendengar pertanyaan itu, raut mukanya berubah, seperti mendengar kabar yang tak pasti baik atau buruknya.
Elia menatap Azaila sampai membuat tubuhnya menghadap Azaila si tabib. "Apa Ruang Rupa itu berada di tempat yang jauh? Ku dengar dia pergi ke Ruang Rupa."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com