Bela masuk kedalam hotel itu dengan terpesonanya. Baru kali ini dia melihat hotel semewah dan seluas itu. Lampu gemerlap sana sini dengan warna yang terang dengan pancaran warna kuning seperti emas itu. Semuanya menyala jadi satu dan beradu dengan mewah ala istana.
"Silahkan mbak. Apa ada yang bisa saya bantu."Bela disambut seorang security hotel dengan ramah dan baiknya.
"Oh nggak ada pak."jawab Bela sambil menyunggingkan bibirnya dengan tidak ikhlas.
"Cantik sekali wanita itu."batin security itu sambil menatap Bela yang sudah pergi meninggalkannya. Nampaklah postur Bela yang proporsional dan masih ingat dengan paras wajah cantik Bela saat berbicara tadi.
"Astaga mirisnya hidupku ini. Ke hotel mewah ini hanya untuk melayani laki-laki hidung belang."Bela terlihat sedih sekali.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com