"Duduk disini mas." Bela mendudukan tubuh suaminya di sofa ruang tamu.
Bela berjalan meninggalkan Raka sendirian disana karena hendak mencari kotak obat. Sebenarnya tadi dia marah karena Raka berbohong padanya.
Bukannya ada urusan penting malahan berkelahi dengan Leon, yang tentu ia kenal siapa itu Leon. Tapi melihat keadaan Raka yang babak belur di wajah membuatnya tidak tega untuk marah.
"Sakit sekali bila ingat kejadian tadi." tiba-tiba dada Bela sesak mengingat perkataan kasar Leon padanya yang masih diingatnya secara jelas.
"Hahhh. Sabar Bel." Bela menguatkan hatinya sendiri.
Sejenak Bela menepis pemikirannya tadi untuk fokus mengobati luka Raka. Dia tidak mau suaminya itu semakin terluka parah bila lukanya dibiarkan.
"Hadap kesini mas." ucap Bela dengan singkat.
"Ka … Awsss… kamu marah yang?" Raka melihat raut muka Bela
"Hmm." Bela menjawabnya dengan deheman.
"Maafin mas, bukan niat mas bohongin kamu tadi."
"Diam." titah Bela tanpa sambil menatap Raka dengan intens.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com