Lagi-lagi Bela hanya bisa mendengus kesal. Mendapati suaminya yang belum bangun meskipun cahaya matahari sudah merangkak keatas hingga kamarnya sudah terang benderang sekarang.
"Padahal aku sudah buatin sarapan." Bela berdiri diambang pintu memandangi Raka yang masih pulas di ranjang.
Tidak terasa sudah tiga hari dia mendapati suaminya selalu ketiduran sampai sesiang gini. Dan itu membuat hati Bela selalu dongkol sekali.
"Ah tahulah. Aku mau keluar beli sabun. Nunggu dia bangun malah kelamaan. Yang penting aku udah siapin sarapan." Bela beranjak dari posisinya.
Bela meninggalkan pesan lewat secarik kertas di meja makan. Dia tidak tega minta izin pada suaminya dengan membangunkan suaminya yang sedang tertidur itu. Belum lagi nanti malah suaminya memaksa diri untuk menghantarnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com