"Udah aku bilang kan, Sakti bakal terima dede bayinya. Keras kepala sih," omelnya diiringi tawa kecil.
Kia menatap dua laki-laki di hadapannya. Seulas senyum ia terbitkan sebagai pancar kebahagiaan.
"Terharu," ucap Kia bernada manja. Kemudian dia cepat-cepat menyembunyikan wajah di lekuk leher Andi.
Hal itu membuat kedua lelaki yang berada di sana bertambah gemas pada satu wanita ini. Sakti sangat beruntung memiliki Kia. Dan Andi beruntung memiliki istri semanis Kia. Ah, rasanya di rumah ini memang semuanya menggemaskan. Tunggu saja, 9 bulan lagi suara tangis dan tawa seorang bayi akan semakin membuat suasana hangat menjadi tambah berwarna lagi.
Kia melepas pelukan itu. Kini dia menatap Sakti dengan serius. "Jadi, Aa kasep, saha pacarna?"
Sakti melongo. "Wih, Mamih udah jago ngomong sunda ey."
Andi terkekeh melihat sikap manis Kia. "Siapa dulu yang ngajarin, Papih gituloh."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com