Jika di sana Sakti sedang berpelukan dengan Kia, lalu bagaimana dengan Luna saat ini? Apa sama indahnya dengan yang Sakti rasakan?
Satu tamparan. Tamparan yang membuat air mata Luna kembali jatuh ke permukaan wajahnya. Dia menatap Wito penuh tanda tanya.
"Pah... Kenapa Papah tampar Luna?" tanya Luna bingung.
Wito mendekati Luna. "Masih nanya kamu! Masih berani tanya kamu, hah!" bentaknya.
Luna mengangguk. "Iya, Pah... L-luna nanya karena L-luna gak tau, salah Luna apa?"
Wito menjambak rambut Luna dengan kasar. Menimbulkan sakit yang amat mendalam bagi Luna.
Wito mendekatkan wajahnya pada Luna. Agar anak ini bisa mencerna setiap ucapannya.
"Salah kamu itu, yaitu karena kamu udah lahir ke dunia ini!" bentak Wito melepas jambakan dengan cepat.
Tubuh Luna terhuyung. Dia terjatuh ke atas lantai, bersamaan dengan datangnya Deo juga Lana ke dalam rumah itu.
"Pah, ada apa ini?" tanya Lana.
Deo menatap Luna, lalu beralih ke arah ayahnya. "Papah Kenapa?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com