webnovel

Belum Berakhir

Semua berawal ketika seorang gadis pindahan yang sukses membuat ketua geng jatuh hati namun enggan untuk mengatakannya terlebih dahulu. Gengsi? Mungkin. Di awal pertemuannya selalu saja ada pertikaian diantara mereka berdua. Apakah Si ketua geng bisa mengungkapkan perasaannya? "Ehh, sorry? Gue nggak sengaja" "Sorry-sorry, kalo jalan tuh pake mata!" Seseorang yang terus memperjuangkan cintanya. Karena ia tahu bahwa semuanya masih bisa di perbaiki, semuanya masih bisa untuk bersama karena semuanya masih belum berakhir.

Ervantr · Teenager
Zu wenig Bewertungen
282 Chs

Lo Lagi?!

"Iya, Nat. Lo cantik banget! Malahan kalah cantik gue!" teriak Keysia dari depan.

Kuping Gracia langsung pengang karena teriakan dari Keysia. Ia menjitak kepala Keysia, membuat perempuan itu meringis.

"Sakit bego!" Adu Keysia. Ia menggosok kepalanya dengan pelan. Ia berharap semoga kepalanya tidak benjol.

"Lo teriak gak lihat situasi! Kuping gue yang deketan sama mulut lo jadi pengang! Untung gak meledak telinga gue karena suara lo itu!"

"Bodo amat!" jawab Keysia dan memeletkan lidah ke arah Gracia, seperti anak kecil.

"Udah berani sama gue?" Gracia berdiri seraya menggulung lengan seragam ke atas. Ia menoyor pelan kepala Keysia.

Nata dan yang lain tertawa melihat dua orang itu.

Seorang guru masuk ke dalam kelas. Merupakan guru yang mengajar pelajaran sosiologi. Ia memerintahkan semua murid untuk membuka buku halaman 28. Nata yang belum punya, bergabung dengan buku paket milik Arrabela.

"Kerjakan tugas pilihan ganda sama essay di halaman itu. Setelah selesai, kumpulkan ke depan. Bagi ketua kelas, tolong antar nanti ke kantor," ujar guru itu.

"Ibu tidak bisa mengajar sekarang karena ada kepentingan mendadak. Kalian semua tidak boleh ribut di dalam kelas. Ketua kelas tolong jaga keamanan kelas! Permisi."

Setelah guru keluar. Semua murid yang ada di dalam kelas langsung mengerjakan tugas. Nata mengeluarkan pulpen yang ia simpan dalam kotak persegi panjang, dan lanjut mengerjakan tugas.

Setelah setengah jam mengerjakan tugas, akhirnya selesai juga. Semua murid berjalan ke arah depan, mengumpulkan tugas. Seorang cowok yang merupakan ketua kelas mengumpulkan kertas yang ada di atas meja, dan menyusunnya dengan rapi. Ia antar ke kantor.

Amanda melirik jam yang ada di ponsel. "Jam istirahat bentar lagi. Lo mau ikut ke kantin bareng kita?" tanya Amanda pada Nata.

"Mauu"

***

Setelah menunggu di kelas. Akhirnya bel istirahat berbunyi juga. Merupakan waktu yang paling ditunggu oleh semua murid di SMA Garuda. Semua murid berhamburan keluar dari kelas. Ada yang ke kantin, ke rooftop, dan ada yang ke taman sekolah, atau ke tempat lain.

Nata dan kelima sahabat barunya tengah berada di kantin. Nata mengedarkan pandangan, sangat ramai. Ia dan sahabatnya melangkah menuju bangku dan meja yang kasih kosong. Mereka mendudukkan diri di sana.

"Biar gue yang pesen. Ada yang mau ikut sama gue pesen makanan?" tanya Amanda seraya berdiri dari duduknya.

"Gue aja deh. Biar tau banyak di sini," jawab Nata ikut berdiri. Ia ingin ikut memesan makanan agar lebih tahu banyak tentang di sekolah itu. Mulai dari kantin terlebih dahulu. Menu apa saja yang ada di sana.

"Ngokeh. Kalian mau pesen apa?" tanya Amanda lagi seraya menatap semua sahabatnya yang duduk di depannya.

"Gue bakso sama jus lemon aja," ujar Arrabela dan diangguki oleh Amanda.

"Kalo kalian pesen apa? tanya Nata pada Indah, Gracia, dan Keysia.

"Samain aja, Nat. Biar lo sama Amanda gak repot pas mesen nanti," jawab Keysia. Gracia dan Indah mengangguk menyetujui.

"Tunggu bentar. Kita pesen dulu." Nata dan Amanda melangkah menuju mbak yang ada di kantin untuk memesan makanan dan minuman.

Nata dan Amanda berdiri menunggu bakso sama jus lemon yang tengah disiapkan. Setelah selesai, Nata membawa nampan yang berisi bakso, dan Amanda membawa nampan yang berisi jus lemon. Amanda masih berdiri di sana, membayar makanan dan minuman yang telah ia pesan. Nata berbalik duluan, membawa bakso ke arah sahabatnya.

Seseorang datang dan menyenggol Nata membuat nampan yang ia pegang jatuh berserakan, ia jadi oleng dan terduduk. Kuah bakso yang panas mengenai tangan Nata, membuat Nata meringis. Ia mengibaskan tangan mengusir rasa perih yang mulai menjalar di kulit tangannya.

"Duh, perih banget!" ucap Nata yang masih sibuk dengan tangannya. Ia tiup berkali-kali. Nata mendongak, menatap siapa pelaku yang telah menabraknya.

"Lo?"

"Makanya kalo jalan tuh liat-liat!"

"Lo lagi, lo lagi! Setiap ketemu sama lo, gue jadi kena sial terus! Lo sengaja 'kan nabrak gue?" Nata bangkit berdiri dan menatap cowok itu dengan tajam.

"Mau balas dendam lo soal yang tadi? Gue bilang yang tadi itu gak sengaja!" Nata marah dan menarik sekilas name tag yang dipakai oleh cowok itu. "Kenzo," batin Nata.

"Kalau iya kenapa? Masalah buat lo?" Sengit cowok yang bernama Kenzo itu, kemudian pergi meninggalkan Nata yang sedang menatapnya kesal.

"Dasar cowok sialan!" umpat Nata. "Duh, perih banget!" Nata meringis. Ia lihat tangannya tambah memerah. Pantas saja terasa semakin perih.

Amanda yang sedari tadi berdiri menyaksikan itu melangkah mendekat. Sebenarnya ia ingin menolong, tapi apa boleh buat. Indah, Arrabela, Keysia, dan Gracia mendekat. Semuanya menatap Nata dengan tatapan khawatir.

"Perih banget ya, Nat?" tanya Amanda dan meraih tangan Nata pelan. Ia lihat. "Ya ampun, Nat! Kita sekarang harus ke UKS. Tangan lo bisa tambah parah, ini udah merah banget."

"Iya, Man. Tapi baksonya?" tunjuk Nata pada bakso yang sudah berserakan di lantai.

"Nanti bakal ada yang beresin. Jangan mikirin bakso, pikirin tangan lo!" Arrabela dan Amanda membawa Nata keluar dari kantin. Indah, Gracia, dan Keysia mengekori dari belakang.

Nata duduk di atas brankar. Amanda dengan hati-hati mengolesi salaf pada tangan Nata agar sahabatnya merasa tidak kesakitan. Setelah siap, Amanda kembali meletakkan salaf ke kotak yang ada di atas meja.

"Gimana tangan lo Nat? Masih perih?" tanya Keysia khawatir.

Nata menggeleng. "Udah mendingan, Key."

"Man? Lo kenal cowok tadi? Tuh cowok kenapa aneh banget?!" Nata menoleh ke arah Amanda yang duduk di sampingnya, di atas brankar.

"Gue sama yang lain kenal. Tapi gue mau tanya sama lo? Lo kenal dia dari mana? Maksud gue, tadi lo bilang kalo—"

Nata mengerti apa yang dimaksud oleh Amanda. Ia langsung memotong ucapan Amanda. "Jadi gini. Tadi sebelum masuk ke kelas, gue mau cari ruang kepsek. Pas belok kanan, gue gak sengaja nabrak dia, karena gue tengah berlari. Padahal gue udah minta maaf, tapi tuh cowok malah marahin gue. Aneh 'kan?!"

"Dia emang gitu, Nat. Nama dia Kenzo Aditya Anderson. Bokap dia pemilik sekolah ini. Dia juga seorang Most Wanted sekaligus ketua geng motor yang diberi nama The Lion King," jawab Keysia membuat Nata menoleh menatapnya.

"Kenzo yang asli gak gitu. Dulu dia baik sama semua orang. Entah kenapa, dia banyak berubah. Jadi dingin sama orang, kecuali yang udah kenal. Kalo ada yang bikin dia marah? Dia bakal balas dendam. Pantesan lo digituin tadi di kantin," ujar Keysia lagi.