"Udah. Gak usah dipikir. Tuhan bersama orang-orang santuy."
Perkataan cewek itu tentu saja mendapat lirikan maut dari cowok yang duduk di sebelahnya. Bagaimana tidak? Jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih lima puluh menit, sepuluh menit lagi batas pengumpulan essay. Sedangkan cowok itu baru menyelesaikan setengahnya.
"DIEM LU, NA!" Teriak cowok itu. untung saja saat ini di ruang UKS hanya ada mereka berdua, jika tidak, mereka akan terkena masalah gara-gara mengganggu ketentraman pasien.
Alana merengut. "Ya gak usah ngegas juga kali."
"Aku gak ngegas, seyeng. Aku lagi panik." Kesal cowok itu. "Lagian lo juga ngapain diem aja disini. Bantuin kek. Apa kek. Biar guna dikit jadi adek."
"Sepupu." Ralat Alana. "Lagian Bang Dirga juga yang salah. Udah tau hari ini deadline tugas, malah ditinggal nongki sama ayang beb. Jadi keteteran kan sekarang."
"Bantuin gak?! Kalo enggak, pulang sendiri." Ucap Dirga bernada perintah, atau gertakan lebih tepatnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com