Cekrek.
"Yes, akhirnya dapet fotonya!"
Mendengar itu, Shaka langsung
menegakkan punggung. Kedua alisnya
tertaut melihat Ann yang kini malah
senyum-senyum kegirangan sambil terus
mengarahkan fokus pada kamera DSLR
miliknya. "Kesambet lo?"
"Ganteng banget!" Ann menunjukkan hasil
jepretannya barusan pada Shaka, orang
yang barusan ia potret.
"Lo ngefoto gue diam-diam?" Shaka
melirik malas gadis itu. "Dasar penguntit."
Ann menjulurkan lidah. "Bodoamat,"
balasnya. "Kalo nggak gini, nggak bakal
dapet. Susah banget tau, ngefoto lo."
Fakta menarik: memotret Shaka-
terutama dengan memperlihatkan
wajahnya-sama seperti menangkap
capung terbang dengan taga kosong.
Sulit sekali! Salah satu bakat laki-laki itu
adalah selalu sadar kamera. Jadi, tiap kali
ada yang memotret, meski itu diam-diam,
ia akan langsung berbalik badan atau
menutupi wajahnya dengan sesuatu.
Persis seperti yang terjadi saat ini.
Decak pelan terdengar dari gadis itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com