"Yeobeoseyo, Jin Hyung kenapa?" tanyaku dalam telpon. "Ah, Taehyung, dimana kau sekarang?" tanya Jin dari seberang. "Aku di rumah, ada hal penting apa?" aku khawatir jika harus kembali ke agensi siang ini. "Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin menelponmu. Kau sedang sibuk?" tanya Jin kembali. "Aku sudah tanya ke member lain apa setuju jika kita mengadakan pesta BBQ sebelum kembali ke agensi. Bagaimana menurutmu? Aku berpikir sejenak.
"Siapa saja yang setuju?" tanyaku. "Semua setuju, tinggal kau dan Jungkook yang belum ku tanyai. Jungkook masih susah dihubungi, mungkin kau bisa bantu aku untuk menanyakannya." Jin menjelaskan. "Oh, Okay, aku setuju." Jawabku. "Tapi, waktu dan tempatnya?" tanyaku. "Hmm, kalau waktu, kita setuju besok malam. Kalau tentang tempat kita masih mencarinya." jawab Jin. Seketika aku teringat tentang Yoo Min. Mungkin akan bagus jika acaranya dirumahku, sekalian memperkenalkan Yoo Min pada mereka. Dan tentunya Eomma dan Yoo Min pasti senang. Mungkin saja Yoo Min akan luluh dan setuju les memasak dengan mereka. "Bagaimana jika dirumahku Hyung, bukankah kalian sudah pernah kuajak ke rumah." tawarku. "Wah, ide bagus. Akan aku informasikan ke yang lain juga, aku yakin mereka juga akan setuju." Jin menerima pendapatku.
"OK, Hyung, akan aku beritahu Eomma dan akan aku siapkan semua, besok malam pukul berapa?" tanyaku untuk memastikan. "Yang lain setuju jam 8 malam." jawabnya. "Geurae" kataku mengakhiri pembicaraan. Aku mematikan telponku. Aku yakin ini kesempatan yang sangat bagus untuk membujuk Yoo Min agar mau memasak.
...
Aku sudah selesai makan. Kemudian, kubereskan semua piring-piring yang ada dimeja sekaligus membantu Mama mencucinya. Aku bertugas untuk mengelap piring yang sudah di bilas dan memasukkannya ke dalam rak. Tiba-tiba Mama menoleh ke arahku. "Yoo Min, Mama ingin bicara dengan kamu setelah ini, Boleh?" tanya Mama terlihat seperti akan memberitahu sesuatu yang penting. "Tentu saja, Ma." jawabku. Saat ini aku sedang bingung memikirkan apa yang nanti akan dibicarakan.
Aku meletakkan piring terakhir ke dalam rak. Aku menghembuskan nafas lega. Lalu, duduk di kursi meja makan sembari menunggu Mama. Setelah Mama melepas sarung tangan dan celemeknya. Ia kemudian, duduk disampingku. "Begini, Mama tahu kamu tidak suka dengan hal ini, tapi bisakah kamu mencobanya untuk sekali ini saja Yoo Min?" Pinta Mama. Seketika aku tahu topik pembicaraan ini. Aku berpikir sejenak. Kembali teringat buku yang Papa kasih padaku dan ucapan terakhir Kak Taehyung yang menyuruhku untuk berani mencobanya. Selain itu, aku pun tak tega dengan raut wajah Mama yang sangat ingin aku melakukannya. "Baiklah, akan aku coba." Jawabku tanpa ragu. Semburat senyum terlukis di bibir Mama. Ia langsung memelukku dengan hangat. Oh, betapa rindunya aku pelukan ini. Pelukan yang terakhir kali aku rasakan saat umurku 17 tahun dan kejadian itu menimpaku. "Lalu, mau dimana?" tanyaku setelah melepas pelukan Mama. "Masih dicari, jika nanti sudah ada. Mama akan beritahu." kata Mama terlihat bahagia. "Tapi.., "aku menggantungkan kalimatku. "Tapi kenapa?" tanya Mama. "Ma, Aku minta rahasiakan hal ini dari Papa." Pintaku. Mama mengangguk. "Ya, Mama janji akan merahasiakannya." Aku dan Mama kembali berpelukan.
Tiba-tiba Kak Taehyung keluar dari kamarnya. "Omo, acara pelukan apa ini. Aku juga mau dong." Kata Kak Taehyung yang kemudian memelukku dari belakang. Sekitar 5 menit kami berpelukan, akhirnya kami melepaskannya. "Kak, aku mau coba masak, loh." kataku pamer "Wah, bagus tuh. Nanti kakak carikan tempatnya." Kata Kakakku senang. "Aku takut Eomma" ucapku kemudian. Aku kembali teringat kejadian hari itu. Aku sudah berusaha melupakannya tapi kenapa hal itu sungguh sulit. Kejadian itu hampir merenggut nyawaku dan Kak Taehyung.
"Tidak usah takut, Kakak pasti menemani kamu,Kok." kata Kak Taehyung menyemangatiku. "Tapi, Kakak bakalan sibuk di agensi, bagaimana akan menemaniku?". tanyaku. "Tenang saja." kata Kak Taehyung yang semakin mencurigakan.
...
1 jam sebelum Aku keluar dari kamarku.
aku berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Aku bingung. Akankah Jin-Hyung akan menerimanya. Aku terus memikirkannya. Akhirnya aku menatap layar ponsel. Tanpa ragu menelpon sebuah nomor yang baru saja aku telpon.
"Yeobeoseyo, Taehyung-ah. Kenapa kau menelponku lagi?" tanya Jin dari seberang. "Ah, begini Hyung, Kau tau adikku, Yoo Min. Aku sedang mencari seseorang yang bisa mengajarinya memasak. Seketika aku teringat padamu dan Yoongi Hyung. Maukah kamu mengajari adikku?" tanyaku setelah berbelit-belit menjelaskan tujuanku menelponnya. "Ok, tidak masalah. Tapi, mungkin aku hanya bisa mengajarinya masakan yang sederhana dan di waktu senggang saat kita tidak punya jadwal." Jawab Jin setuju dengan tawaranku. "Gomawo, Hyung. Yoo Min pasti sangat senang diajari olehmu dan Yoongi Hyung." Aku berterimakasih dan sangat senang. "Tapi, aku tidak tahu jika Yoongi akan setuju. Aku akan menanyakannya nanti." jawab Jin Hyung mengakhiri telponnya.
"Yes!" aku meloncat gembira. Aku yakin Yoo Min akan mudah menghilangkan traumanya itu. "Demi Yoo Min, aku akan melakukan apapun untuknya.", "Jika mengingatnya, itu benar-benar kejadian yang mengerikan." batin Taehyung.
Sorry if I can't update it every week regularly. But I will continue this story until it's finished. So Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation! Thank You
_Author_