"Tidak apa-apa, Rie hanya sedang merindukan ibu." Jawab Kirey Na Hanna sambil mengunyah makanannya.
"Rie sangat ingin bertemu Ibu." Sambung Kirey Na dengan mata berkacanya.
"Benarkah?"
"Em... Sangat merindukan ibu. Tapi, bisakah Kakak tidak mengatakan hal ini kepada Ayah?" Tanya Kirey Na Hanna memohon.
"Ada apa? Bukankah Uncle harus tahu?" Tanya Mars Arsenio keberatan.
"Tidak. Rie tidak ingin Ayah bersedih hanya karena permintaan Rie yang jelas-jelas tidak bisa di kabulkan oleh Ayah." Jawab Kirey Na Hanna tertunduk.
"Akhir-akhir ini Rie selalu melihat Ayah bersedih, bahkan saat Ayah sedang berbicara dengan Uncle Noah dan juga Uncle Yo, Ayah selalu terlihat bersedih juga tertekan, dan Rie bisa jelas melihat itu." Balas Kirey Na Hanna.
"Rie, bisakah kau tidak bersedih? Katakan apa yang harus kakak lakukan agar kau tidak bersedih? Haruskah kakak bernyanyi untukmu?" Rayu Mars Arsenio khawatir saat melihat kedua manik kebiruan cerah Kirey Na mulai menitikkan air mata.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com