webnovel

Beautiful Peach Blossom

"Aku sudah memutuskan hal ini matang-matang" ucap Wonbi penuh tekad meski air mata belum sepenuhnya kering dari wajahnya. Seorang gadis dari desa nan jauh berjuang untuk mengenyam pendidikan di istana kerajaan dengan menggunakan nama saudara sepupunya yang telah meninggal. Ia akan tetap merahasiakan identitasnya sebagai perempuan yang menyamar menjadi laki-laki. seiring perjalanan sebagai mahasiswa ia akhirnya mampu mengungkapkan rahasia dibalik kematian ibu dan sepupunya. Menjalani hidup dengan kumpulan pangeran kerajaan membuat hidupnya tak semulus yang ia kira. Awalnya cukup merepotkan akan tetapi semuanya ikut andil dalam mencari kebenaran tragedi sepuluh tahun yang lalu.

Rose_And_Sunset · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
53 Chs

Bab 4 “Aku Menemukan Gadis Di Antara Para Pria”

Setelah kepergian paman menggunakan kereta kudanya, ia masih berdiri di depan gerbang akademi yang besar itu. Wonbi yang sekarang resmi menjadi Hansung harus bisa menghadapi bahaya dunia yang lebih besar dan kejam melebihi dua serigala yang pernah mengejarnya dulu sewaktu ia berusia 9 tahun.

Hansung sekali lagi menarik napas dalam hingga kemudian mengambil beberapa barangnya yang ia letakkan di tanah. Baru saja ia menyampirkan tasnya di pundak seseorang menabraknya dari belakang hingga menyebabkan tasnya kembali jatuh ke tanah. "maaf maaf" katanya seraya pergi meninggalkan dirinya. Sebelum benar-benar pergi pemuda yang menabrak hansung memandang remeh hansung dari atas sampai bawah, mungkin karena pakaian yang ia kenakan saat itu tidak sebagus milik calon mahasiswa lainnya.

Ia sadar akan hal itu, kemudian ia pun membesarkan hatinya dan kembali dengan membusungkan dada untuk memasuki gerbang akademi haeseok. Orang tua mahasiswa ternyata hanya diperbolehkan untuk mengantar sampai depan gerbang saja, itulah kenapa di dalam gerbang hanya menyisakan beberapa pemuda bangsawan yang bahkan sudah mulai bergerombolan dan mulai berbicara akrab membentuk kelompok-kelompok tertentu. Hansung pun menjadi pusat perhatian disana. Ia sadar hanya dia tidak memiliki koneksi dengan siapapun yang ada di istana sebelumnya, oleh karena itu dirinya merasa asing.

Untuk kedua kalinya, seseorang menabraknya dari belakang sehingga tasnya pun jatuh lagi. Ternyata orang ini jauh lebih parah dari orang pertama tadi. Ia bahkan tidak mengucapkan kata maaf atau sejenisnya, "kalau jalan lihatlah lurus ke depan, jangan ke samping kanan kiri. Mengganggu pejalan lainnya kau tahu?" kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulut seorang pemuda yang bahkan tingginya tak lebih dari pundaknya hansung. Mendengar ucapan pemuda itu, ia pun sadar bahwa pesan tersirat dari pemuda ini adalah tidak usah pedulikan pandangan orang lain terhadapmu.

"tunggu, tapi KAU?" tiba-tiba anak itu meninggikan suaranya saat mengucapkan kata 'kau'. Menurut Hansung, usia anak ini pasti lebih muda dari dirinya tapi kenapa tidak menggunakan bahasa formal?

Masih dengan raut muka tercengang, hansung bertanya, "apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" namun mendengar pertanyaan hansung, anak muda itu memalingkan muka lalu mengatakan, "semoga kau beruntung disini, hati-hati" setelah itu ia mempercepat langkahnya pergi meninggalkan hansung yang dirundung beribu pertanyaan saat itu.

Ia kemudian mengambil tasnya yang jatuh kemudian hendak berjalan lagi, hingga baru beberapa langkah saja ia sudah dihadang oleh beberapa putra bangsawan lain yang jika dilihat dari pakaiannya mereka adalah bangsawan.

"kau dari mana?" tanya salah satu dari mereka, "kenapa kau bisa kesini?" tanya yang lainnya, belum sempat ia menjawab sudah ada yang bertanya lagi, "apa benar kau seorang bangsawan? Bajumu..." bahkan Hansung belum mengatakan apapun mereka sudah menertawakannya tanpa henti.

Saat itu hansung benar-benar merasa dihina hanya karena pakaian yang dikenakannya dan penampilannya. Ia ingin menangis saja saat itu dan memeluk hansung andai dia ada di sampingnya.

Tiba-tiba muncullah kegaduhan dari belakangnya, "yoy yooy yooy! Semuanya, halo apa kabar?" seorang calon mahasiswa yang juga mengenakan pakaian sama seperti dirinya muncul dari belakang dan melambaikan tangan ke semua orang seolah-olah dia adalah pusat perhatian saat ini. "halo temanku, apa kabar?" pria itu bahkan tanpa basa basi merangkul hansung yang sedang kebingungan.

"kalian bisa minggir?" katanya kepada orang-orang yang tadi hendak merundung hansung. "hei, kau pikir dirimu siapa?" kata salah satu dari mereka.

"huussh ssst, masalah siapa aku itu tidak perlu. Jabatan orang tua kalian adalah jabatan orang tua kalian, sedangkan kalian ya sama sepertiku sama-sama calon mahasiswa disini jadi intinya kita semua setara" kata pemuda aneh yang merangkul hansung saat itu, wah, pemuda ini berani dan ekstrim sekali, pikir hansung.

"ayo temanku, kalian semua minggirlah. Sebelum kalian semuanya menyesal" kata pemuda itu lagi. Satu per satu dari mereka pun minggir dan akhirnya hansung dan pemuda nyentrik tadi berhasil lewat dan memasuki bagian yang lebih dalam.

Sesampainya di salah satu taman mereka pun akhirnya berhenti, "hei, perkenalkan namaku seonho, kamu?" kata pemuda tadi mengulurkan tangannya setelah memperkenalkan diri, "namaku... Kim Hansung, panggil saja begitu" kemudian mereka pun saling tersenyum hingga akhirnya senyum mereka pudar ketika terdengar keributan di luar sana.

"hansung, kita sudah berteman kan? Kamu temanku kan? Ayo kau harus ikut aku sekarang!" kata seonho tanpa memedulikan apakah teman barunya mau atau tidak.

"kita mau kemana?" suara hansung tertelan oleh angin saat mereka lari.

Pria ini benar-benar misterius, pikir hansung. Kenapa ia terus berlari seolah-olah dikejar, apa kesalahannya. Namun karena sibuk mencari tempat bersembunyi akhirnya pertanyaan itu tak pernah ia lontarkan pada seonho.

Hingga akhir dari pelariannya sampai di sebuah benteng tinggi yang ia tak tahu lebih tepatnya bagian mananya dari istana utama. Beberapa prajurit sudah mengepung mereka saat itu, hansung pun ketakutan. Ia takut, jikalau teman barunya ini ternyata seorang perampok atau buronan kerajaan dan karena ia terlibat ia bisa juga dihukum sama seperti seonho.

"tuan, berhentilah bermain. Kami mendapat perintah untuk membawa tuan ke hadapan tuan kim bongha" para prajurit itu rupanya menundukkan kepalanya kepada teman barunya hansung, jadi, siapa sebenarnya teman barunya ini? Tanya hansung dalam hati.

Seon ho tampak menimang-nimang, ia pun menatap wajah hansung yang masih dilanda kebingungan. Ia lalu meletakkan tangannya di bahu Hansung dan menggenggam erat bahunya, "maafkan aku Hansung, sepertinya ayahku sedang mengharapkanku untuk mengahadapnya" kata seonho terengah-engah meskipun begitu sorot matanya tak lepas dari mata hansung.

Ayah seonho adalah kim bongha? Dalam penjelasan singkat pamannya mengenai beberapa pejabat istana ia masih ingat dengan jelas bahwa perdana menteri kerajaan negara ini adalah kim bongha, berarti? Seonho adalah putra tunggal dari perdana menteri?

###

Kejadian pagi tadi membuat seonho menjadi bahan pembicaraan, banyak para calon mahasiswa yang juga terkejut mengenai siapa seonho yang sebenarnya. Pasalnya semua orang pasti mengira dia adalah putra dari gubernur provinsi lain yang miskin dan memaksakan diri untuk masuk ke akademi haeseok. Namun, semuanya terkejut mengetahui bahwa ayahnya adalah salah satu orang yang berpengaruh dalam negeri ini.

Kesalahan fatal para bangsawan yang sombong adalah mereka selalu melihat orang lain dari penampilan dan ukuran kekayaan harta keluarganya, jarang sekali yang benar-benar tulus dalam membangun suatu hubungan, entah pertemanan maupun percintaan. Untuk sementara, semua calon mahasiswa dikumpulkan di aula sebelum dibagi ke dalam asrama masing-masing sehingga, jika salah satu membicarakan suatu hal maka akan merambat ke lainnya. Hansung keluar dari aula, dirinya merasa sesak karena perbincangan murahan dan tidak berbobot yang dilakukan oleh para bangsawan.

Dia pun mencoba mengelilingi istana dan beberapa pavilion yang ada. Meskipun ada diantaranya beberapa istana yang berada di luar istana disini, tetap saja keseluruhan lahan di istana ini sangat luas. Bahkan bisa dibilang tidak berbatas.

Beberapa pelayan hilir mudik mengantarkan berbagai hal dari satu bangunan ke bangunan lain. "Sesibuk ini ternyata kehidupan kerajaan, jika memungkinkan bisakah aku menjadi pelayan kerajaan saja?" tanya hansung pada diri sendiri.

Sore itu matahari bersinar masih sangat terik seperti tidak mau meninggalkan jatahnya di siang hari. Ia pun mencoba mendongak ke langit, sewaktu kecil ia tinggal di istana, hanya saja nasib baik tidak berpihak kepadanya.

Jika saja takdir itu benar adanya, bisakah takdirku di masa depan membuat keinginanku terkabul? Tolonglah. Aku harus memberi pelajaran kepada ayahku dan istrinya selain itu, yang lebih penting adalah aku ingin menikahi pangeran tampan dan benar-benar mempermalukan keluarga ayahku sekarang!. Baru saja ia berdoa menghadap langit tiba-tiba sebuah kilat muncul diikuti Guntur yang menggelegar keras.

"ada apa ini?" teriaknya sendirian di sekitar halaman pavilion sendirian. Ia menoleh ke kanan kiri dan ia menyadari bahwa ia sedang sendirian saat itu. Ia pun segera mempercepat langkahnya mencari tempat yang sedikit ramai dibandingkan tempatnya yang sekarang.

Tanpa ia sadari, ada satu pohon di sebelah kanannya yang terkena oleh sambaran petir tadi. Hingga ketika dahannya mulai patah dan akan menimpanya ia tidak mengetahui apapun. Baru setelah ia merasa ada daun yang mendekati jalannya ia terkejut, merasa ada yang aneh karena dahan pohon itu terlalu rendah baginya. Seseorang menariknya cepat ke belakang, ia pun terkejut dengan tarikan cepat tersebut dan saat itulah ia mendengar dahan pohon yang akhirnya tumbang dengan keras. Andai saja ia masih berjalan di bawah sana ia pasti sudah tewas.

Ia pun giliran melihat pria yang sedang menangkapnya saat ini. Siapa dia? Pikir hansung.

###

Dohyun sedang menikmati waktu sendirinya menjauh dari hiruk pikuk aula yang penuh oleh anak-anak baru. Dia sudah bosan mendengar berbagai macam pengakuan dan omong kosong para putra bangsawan di luar sana. Ia hanya ingin mencari teman yang tidak memiliki status apapun di keluarganya, ia hanya ingin mencari teman yang benar-benar menerima dirinya apa adanya.

Istana barat daya memang kurang indah jika dibandingkan dengan istana di bagian lainnya. Itu adalah tempat yang tepat baginya untuk berdiam diri tanpa diketahui orang banyak, karena tempat itu sungguh tidak diminati oleh siapapun. Hingga ia menyadari bahwa tempat kesukaannya tak seindah dugaanya.

Seorang pria berjalan dalam kebingungan, hingga tanpa ia duga si pria itu berhenti dan berdiri saja di samping taman bunga berair. Pria itu menatap langit sore dengan penuh perasaan entah apa yang dipikirkan pria itu, pikir dohyun. Tak lama setelah itu, tangannya bergerak seperti hendak menggapai yang ada langit, tapi dohyun masih memperhatikan gerak gerik pria itu dari tempat persembunyinya yang ada tak jauh dari tempat berdirinya orang asing tersebut.

Sebuah petir tanpa ia duga menyambar batang bunga sakura yang usianya sudah ratusan tahun disana. Mereka sepertinya sama-sama kaget, bedanya dohyun sadar kalau petir tadi menyambar pohon di dekat pria itu dan itu artinya tak akan lama lagi pohon itu akan patah dan tumbang mengenai pria tadi. "semoga saja ia tidak ceroboh" kata dohyun, namun tak seperti perkiraannya. Ternyata pria itu tetap saja jalan tanpa mengetahui bahwa pohon di dekatnya hendak jatuh menimpanya. Dalam sekejap ia pun meraih tangan pria tadi dan menariknya kencang agar selamat dari tumbangnya pohon tersebut.

Mereka pun bertatapan cukup lama. Untuk pertama kalinya ia merasa tidak asing dengan orang yang bahkan sama sekali asing baginya. Dia siapa? Pikirnya. Pikirannya terus berkelebat menatap pria yang ada dalam dekapannya tersebut hingga ia menyadari satu hal yang sangat aneh baginya. Pria ini… seorang gadis?