webnovel

Beautiful Peach Blossom

"Aku sudah memutuskan hal ini matang-matang" ucap Wonbi penuh tekad meski air mata belum sepenuhnya kering dari wajahnya. Seorang gadis dari desa nan jauh berjuang untuk mengenyam pendidikan di istana kerajaan dengan menggunakan nama saudara sepupunya yang telah meninggal. Ia akan tetap merahasiakan identitasnya sebagai perempuan yang menyamar menjadi laki-laki. seiring perjalanan sebagai mahasiswa ia akhirnya mampu mengungkapkan rahasia dibalik kematian ibu dan sepupunya. Menjalani hidup dengan kumpulan pangeran kerajaan membuat hidupnya tak semulus yang ia kira. Awalnya cukup merepotkan akan tetapi semuanya ikut andil dalam mencari kebenaran tragedi sepuluh tahun yang lalu.

Rose_And_Sunset · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
53 Chs

BAB 35 "AKU BERUNTUNG MEMILIKI MEREKA"

ROSE AND SUNSET

Sehari setelah dirawat intensif oleh dohyun, akhirnya hansung diperbolehkan untuk keluar dari balai pengobatan. Dirinya masih pucat dan gerakannya masih terbatas. Dia berharap kondisinya segera pulih seperti semula karena ia tidak ingin merepotkan banyak orang.

Meskipun pagi itu ia menikmati sinar mentari dengan damai, namun hatinya selalu bertanya Tanya, kenapa ada seseorang yang berusaha untuk membuatnya terbunuh? Apa salahnya? Siapa diantara semua penghuni istana ini yang ingin membunuhnya? Sepanjang pengetahuannya, yang sangat membencinya selama ini adalah jaebum seorang. Akan tetapi, jaebum tidak memiliki kemampuan untuk memanah dan tidak mungkin jaebum mencoba memanahnya di hutan yang gelap gulita. Jaebum adalah tipikal orang yang akan menghabisinya di depan umum, bukan dengan cara licik seperti kemarin. Lalu, siapa orang yang menembakkan anak panah ke arahnya?.

"kau sudah merasa lebih baik bukan?" Tanya dohyun dari belakang hansung. Dia pun datang membawa sebuah buku, ia lalu duduk di dekat hansung dan menyerahkan buku itu padanya.

"apa ini?" Tanya hansung keheranan.

"hadiah pertamaku untukmu, kedepannya akan ada banyak hadiah dariku lagi" kata dohyun dengan santai.

Hansung menerimanya dan setelah dibuka beberapa lembar ia menyadari betapa berharganya buku yang ia pegang sekarang, "dohyun! Ini adalah buku pengenalan terhadap semua racun dan penawarnya! Ini sangat berharga!" kata hansung dengan antusias.

"karena kau tinggal dengan paman hanlong yang merupakan dokter di desanya, maka kupastikan bahwa kau juga menyukai berbagai hal yang berbau dengan medis, benarkan?" Tanya dohyun.

Tanpa mengalihkan pandangan kea rah dohyun, hansung menjawab singkat dengan anggukan kepalanya. Dohyun yang melihatnya hanya tersenyum simpul. "kurasa kau sudah bisa pulang sekarang" suara dohyun kembali mengambil pusat perhatian hansung.

"sekarang? Benarkah?" Hansung bertanya balik ke dohyun.

Melihat raut muka sahabatnya, dohyun merasa aneh, seharusnya hansung merasa senang karena dia bisa diperbolehkan untuk kembali bersama teman-temannya. Tapi dari pertanyaan singkat itu dohyun jadi berpikir ulang, ada sesuatu yang ingin dikatakan oleh gadis ini.

"apa ada hal yang ingin kau sampaikan, hansung?" hansung menjawabnya dengan anggukan ringan.

"apa itu?" mendengar dohyun bertanya apa itu, hansung pun membulatkan tekad untuk berani bertanya.

"ada dua hal yang ingin kutanyakan padamu, dohyun. Pertama, aku merasa bahwa semenjak di istana ini, hidupku tidak aman lagi, aku merasa was-was sekarang, aku kira diriku yang naif dan tidak ada sangkut pautnya dengan politik istana akan merasa aman akan tetapi tidak, nyawaku tetap saja terancam. Aku ingin bisa melindungi diriku dengan baik, aku ingin belajar panahan…" dohyun sudah siap menarik napas untuk membalas pertanyaan hansung, tapi dicegah oleh hansung, "… aku belum selesai. Kemudian, ini yang paling penting! Ehm, aku ingin langsung ke intinya saja…" hansung menarik napas panjang, dirinya Nampak menimbang-nimbang takut jika kata yang keluar dari mulutnya akan keliru dari sisi dohyun.

"kau ingin bertanya sejak kapan aku tahu siapa dirimu sebenarnya?" Tanya dohyun yang membuat hansung Nampak sedikit terkejut namun ia masih memendam pertanyaan terdalamnya, yaitu "sejak kapan kau tahu bahwa diirku adalah seorang wanita"

"langsung kujawab saja ya, aku mengetahuinya sejaak….. ehm…." Dohyun menunda sedikit pengakuannya membuat hansung dilanda cemas dan khawatir, "aku mengetahuinya saat pertama kali aku menyelamatkanmu dari pohon yang tumbang. Tenang saja, aku tidak akan membocorkannya pada yang lain, jika aku berniat membocorkannya tentu sudah kulakukan sejak awal masuk akademi" dohyun tersenyum bangga, sedangkan hansung merasa sedikit lega.

"huft, benar. Benar sekali, huft, setidaknya aku masih aman sekarang" kata hansung pada dirinya sendiri.

"sudahlah, ayo kita kembali ke asrama, ada beberapa hal yang harus kita diskusikan disana" kata dohyun sambil berdiri dari duduknya.

"diskusi apa?"

"hansung! Kau tidak mungkin bodoh kan? Tentu saja kita akan berdiskusi siapa orang yang telah menembakkan anak panah beracun kepadamu" kata dohyun kesal.

"ooh iya benar, kau benar" hansung langsung bangkit berdiri dan dibantu oleh dohyun dia pun berjalan pelan.

Sepanjang perjalanan mereka ke asrama, banyak orang berlalu-lalang menyiapkan festival panahan untuk para putri bangsawan. Banyak juga yang melempar senyum memberi semangat pada hansung untuk segera sembuh. Hanya ada satu orang yang tidak menyapa mereka, jang jaebum. Namun itu tidak dipikirkan oleh hansung dan dohyun. Mereka tetap berjalan menuju asrama.

Sesampainya di asrama, ternyata semua teman-temannya sedang bersiap untuk membantu memeriahkan acara festival. Ketika dohyun membuka pintu, seonho langsung berlari menabrak dan memeluk hansung dengan erat, sampai-sampai hansung tidak bisa bernapas.

"seonho! Jangan bodoh! Hansung kan jadi susah bernapas!" dasong memukul kepala seonho dengan kepalan tangannya yang mungil.

"aw, sakit dasong! Yang sopan sedikit ya dengan yang lebih tua!" seonho melepaskan pelukannya dan melotot kea rah dasong.

"aku lebih mengkhawatirkan kehidupan temanku yang sekarat karena racun kemarin. Hansung, bagaimana kabarmu? Aku harap kau sudah mendingan saat ini" kata dasong.

"sudah, syukurlah. Tapi, hari ini aku masih belum bisa membantu persiapan festival ini, aku harap kalian memaklumiku" kata hansung dengan lemah.

"tidak apa-apa kok, aku harap kau cepat sembuh" ucap dasong, seugmin, seonho, dan hyunsang hampir bersamaan.

"aku minta maaf karena aku tidak bisa melindungimu kemarin itu. Aku benar-benar tidak menyangka insiden ini akan terjadi" kata hyunsang dengan jujur.

"tidak, kau tidak perlu minta maaf. Seharusnya aku berterima kasih padamu, berkatmu aku bisa diselamatkan, dohyun sudah menceritakan semuanya" setelah hansung berkata demikian suasana menjadi sunyi. Tak ada yang berani berbicara selanjutnya. Hansung yang menyadari ketegangan diantara hyunsang dan dohyun menjadi merasa bersalah, ia benar-benar malu mengingat ada ketegangan diantara dua sepupu itu.

"eh sepertinya kita akan terlambat ke aula, sebaiknya kita berangkat sekarang saja" ujar seungmin. Kemudian diikuti anggukan oleh yang lainnya "iya, hansung aku berangkat sekarang yaa?" kata seonho sambil mencoba memeluk hansung namun sejurus kemudian tangannya langsung ditarik oleh dohyun dan mengajak semuanya langsung keluar menuju aula.

"kami pamit dulu yaa? Kau beristirahatlah, nanti aku sampaikan pada minhyung agar sesekali menjengukmu di asrama!" kata seonho berteriak karena terus-terusan ditarik oleh dohyun.

Hansung yang melihat punggung teman-temannya tersenyum manis, dirinya benar-benar beruntung menemukan mereka semua sebagai teman yang membantunya beradaptasi di istana. Jika bukan karena pertemuan tidak sengajanya dengan seonho dan dohyun, mungkin ia akan selalu dipandang rendah oleh mahasiswa lainnya. Ia pun menutup pintu asrama dan masuk ke kamarnya untuk beristirahat.

# # #

Sedangkan di singgasana, sang raja sudah mengumpulkan bawahannya yang ia percaya. Ia ingin penyelidikan ini dilakukan secara rahasia.

"bagaimanapun juga kalian harus menemukan siapa pemanah yang mencoba membunuh putraku. Ini benar-benar merupakan ancaman bagiku. Utus orang-orang yang memiliki kemampuan ahli untuk menangani masalah ini. Aku ingin segera bertemu dengan pemanah ini" kata sang raja menyuruh bawahannya untuk menyelidiki siapa pemanah yang telah menembakkan anak panah ke hansung.