webnovel

Beautiful Peach Blossom

"Aku sudah memutuskan hal ini matang-matang" ucap Wonbi penuh tekad meski air mata belum sepenuhnya kering dari wajahnya. Seorang gadis dari desa nan jauh berjuang untuk mengenyam pendidikan di istana kerajaan dengan menggunakan nama saudara sepupunya yang telah meninggal. Ia akan tetap merahasiakan identitasnya sebagai perempuan yang menyamar menjadi laki-laki. seiring perjalanan sebagai mahasiswa ia akhirnya mampu mengungkapkan rahasia dibalik kematian ibu dan sepupunya. Menjalani hidup dengan kumpulan pangeran kerajaan membuat hidupnya tak semulus yang ia kira. Awalnya cukup merepotkan akan tetapi semuanya ikut andil dalam mencari kebenaran tragedi sepuluh tahun yang lalu.

Rose_And_Sunset · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
53 Chs

BAB 19 "DI ASRAMA BARU"

Rose and sunset

"aku berteman dengannya sejak kecil, dan sejak saat itulah aku mulai menyukainya. Ada hal yang berbeda antara dirinya dan beberapa temannya"

Perkataan gadis tadi saat mereka berdua terngiang-ngiang di kepalanya. Ia tidak menyangka sebagai seorang gadis yang menyamar menjadi pria, dirinya diminta gadis lain perihal percintaan.

"tolong aku, lee dohyun adalah pria yang dingin. Tak semua orang bisa bergaul mudah dengannya selain teman-teman sepermainannya. Ehm, kau salah satunya" kata gadis itu.

"tapi maaf, aku bahkan baru-baru ini bertemu dengannya lalu bagaimana kau bisa mempercayakan hal yang sepenting itu kepadaku? Bukankah kau lebih baik mendekati dan meminta bantuan dari temannya yang lain"

"aku sudah pernah mencobanya dan semuanya gagal!" kata chaewon.

"ooh, begitu" kata hansung sambil bergumam.

Tak jauh dari tempat mereka berdiri terdengar suara sayup-sayup suara orang memanggil nama shin chaewon. "oh tidak! Mereka memanggilku! Aku harus pergi sekarang" tak butuh waktu satu menit, shin chaewon pun berlari.

"apa yang sedang kau pikirkan?" kedatangan hyunsang membuat hansung terkejut. Bahkan ia pun berjingkat.

"oh, tidak, tidak ada apa-apa" sanggah hansung.

"hari pertama belajar akan dilaksanakan besok, masa kau sudah merindukan suasana rumah?" goda hyunsang.

"bukan, bukan itu" kata hansung lagi.

Hansung berniat pergi dari tempat berdirinya tadi, akan tetapi sebuah bayangan muncul di kepalanya dan ia tidak bisa mencegah dirinya untuk tidak bertanya pada hyunsang, "oh iya, kau sudah berapa lama.. oh bukan, maksudku kau sudah mengenal dohyun sejak kecil bukan?" Tanya hansung memelankan suaranya takut ada seseorang yang mendengar suaranya.

"iya benar, memangnya kenapa? Ada sesuatu yang ingin kau ketahui tentangnya? Tanya saja pada dirinya sendiri, bukan padaku!" jawab hyunsang dengan raut muka yang kesal, ia pun langsung menutup buku yang tadi ia baca dan keluar dari perpustakaan.

Semua pandangan mata tertuju padanya, ia adalah sosok yang mudah sekali mendapat perhatian dari banyak orang. "dia kenapa? Kenapa dia marah? Apa mungkin?" hansung memekik sendirian di ujung ruangan perpustakaan yang menjadi tempat berdirinya tadi. Ia pun menutup mulutnya dan sadar akan intrik percintaan yang sedang terjadi di istana,

Seharian itu, pikirannya penuh dengan teka teki, kadang pun ia sedang membayangkan. Bagaimana jadinya, jika hyunsang menyukai chaewon, tapi chaewon menyukai dohyun. Entah bisa disebut cinta segitiga atau bukan, tidak ada yang saling mencintai diantara mereka semua. Ketika mereka semua berkumpul untuk menikmati makan malam bersama hansung tak henti-hentinya melanjutkan imajinasinya sendiri, "bagaimana mungkin kisah cinta ini akan berjalan seru? Beda cerita kalau dohyun ini ternyata menyukai gadis lain dan gadis ini pun juga membalas perasaannya. WAAAW!" tiba tiba dia berteriak sendiri membayangkan hal yang ada di dalam kepalanya.

Keenam teman lainnya yang masih satu meja dengannya menghentikan jalan makan mereka dan mulai menatapnya, "hei, kita sedang makan. Tak bisakah kau menjaga ketenangan? Sikapmu seperti anak kecil sekali" ucap sungmin yang tepat di sisi kanannya. "maafkan aku, mari lanjutkan makannya" ujar hansung, dirinya benar-benar malu membayangkan apa yang sedang di pikirannya. Ia bahkan tak berharap jika yang ia bayangkan benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.

"kau sedang memikirkan apa sih?" Tanya dohyun kepadanya yang lebih seperti sebuah gumaman daripada ucapan. Hansung pun hanya berani menjawa, "tidak ada, tidak ada yang kupikirkan".

"aku sungguh heran dengan dirimu, ketika minhyung mengatakan kau seumuran dengannya aku tidak percaya, sungguh, karena aku rasa kau seumuran dengan kita. Akan tetapi melihat sikapmu yang tadi aku malah berpikir kalau kau sebenarnya lebih muda daripada dasong" ucapan seonho langsung mengundang tawa seisi meja.

"hei, itu tidak adil. Jangan menilaiku hanya dari tubuhku yang mungil. Aslinya aku memang sudah tua" rengek hansung setelah dia memukul bahu seonho dengan keras. Dohyun menatap mereka berdua dengan tajam, akan tetapi ia melanjutkan makannya dan mengacuhkannya.

# # #

Setelah selesai makan malam, mereka pun kembali ke kamarnya masing-masing. Minhyung akhirnya menerima dohyun sebagai teman sekamarnya, sisanya dasong dan sungmin menjadi teman sekamar.

Hansung pun memasuki kamarnya untuk siap-siap tidur ketika seonho dari belakangnya dan merangkul hansung hingga jatuh di kasur lantai. "hei! Apa yang sedang kau lakukan?" teriak hansung marah. Ia pun memosisikan diri untuk duduk menjauh dari seonho.

"kau keras sekali bicaranya, ini kan sudah malam" seonho merespon teriakan hansung dengan muka datar.

Hansung sebenarnya malu, apalagi dirinya yang seorang wanita dipeluk oleh pria dewasa lain. Hyunsang yang masuk paling akhir menutup pintu dan bergabung duduk melingkar bersama kedua temannya.

"ayo kita tidur, ini sudah malam. Ngomong-ngomong, aku tidak mau tidur di tengah-tengah kalian berdua" kata hyunsang mengawali pembicaraan.

"aku juga tidak mau di tengah!" kata hansung dan seonho bersamaan. Mereka pun langsung saling bertukar pandang dan dalam sekejap saja mereka sudah memulai perang mereka malam itu. Saling berebut tempat di ujung satu sama lain dan mendorong yang lainnya untuk tetap di tengah.

Hingga akhirnya, hansung kelelahan dan kalah karena melawan dua orang yang fisiknya jauh lebih kuat diabandingkan dengan dirinya. Seonho dan hyunsang mengikat hansung dengan kasurnya sehingga mudah bagi mereka untuk menggeser hansung tetap di tengah sedangkan mereka berdua bergerak bebas dalam tidur mereka malam itu.

"aku menyesal telah memilih teman sekamar dengan kalian berdua. AKU TIDAK MAU LAGI SEKAMAR DENGAN KALIAN BERDUAA!! HEI KALIAN BANGUN! JANGAN PURA-PURA TIDUR, AKU TIDAK BISA BERGERAK JIKA DIIKAT SEPERTI INI" hansung menggeliat-liat meronta-ronta untuk minta dilepaskan dari ikatan yang melilit dirinya dengan kasur lantainya, malangnya kedua temannya menutup telinga mereka dengan rapat agar tidur mereka tidak terganggu dengan adanya teriakan hansung.

Tak butuh waktu lama bagi hansung untuk tidak melanjutkan teriakannya malam itu, selang beberapa menit saja dirinya sudah terlelap. "hei, dia sudah tidur?" Tanya hyunsang ketika dia dan seonho membalikkan badan menghadap hansung. "entahlah, napasnya teratur, sepertinya sudah tidur" kata seonho. "baguslah kalau begitu, mungkin dia kelelahan. Dia imut sekali kalau tidur, sudahlah ayo kita tidur juga, besok adalah hari pertama kita bersekolah" kata hyunsang. Seonho pun menganggukkan kepala dan mulai memejamkan mata. Besok adalah hari yang besar bagi mereka semua yang telah diterima di akademi haeseok.

# # #

Berbeda dengan asrama bongsul yang penuh dengan tawa dan suka ria, asrama terfavorit kedua setelah asrama bongsul mengalami atmosfer yang sama sekali berbeda. Hal ini dikarenakan jang jaebum yang mengusulkan beberapa peraturan yang sama sekali menyeramkan bagi semua penghuni rumah itu, bahkan Pembina asrama mereka han jungwoo kalah karena mendapat ancaman dari jaebum.

Di asrama bappol jaebum meminta kamar untuk khusus dirinya, padahal rumah yang lumayan besar itu hanya berisi 4 kamar dan dihuni oleh 10 orang, sehingga semua penghuninya merasa menjadi budak atau suruhan dari jaebum.

Saat di kamar sendirian, jaebum tidak bisa tidur nyenyak. Dirinya masih duduk terjaga di depan meja belajarnya menulis surat, surat yang selalu ia tulis pada waktu-waktu tertentu saat ia mengalami hal yang menakjubkan dan menyesakkan dalam hidup yang ia lalui. Di bagian surat itu tertulis, untuk orang yang paling kucintai dan kurindukan dimanapun kamu berada, aku akan membalaskan dendam kita atas nasib buruk yang kita alami. Kemudian ia pun memasukkan ke dalam amplop motif bunga berwarna merah, di amplop tersebut bertuliskan "buka surat ini setelah aku meninggal".

-Jaebum-