webnovel

Be Your Wife

Judul lama : FAKE WIFE Simpan dulu siapa tahu suka ;) * Diculik dan di paksa menyamar sebagai sepupunya untuk di jodohkan, adalah hal yang tidak pernah Clarisa duga semasa 21 tahun hidupnya. Clarisa dibawa paksa pergi ke kota New York untuk bertunangan dengan seorang pria tua bangka. Kejutan demi kejutan Clarisa dapatkan begitu berada di sana. Mulai dari sepupunya yang memiliki keluarga kandung, lalu dari tunangan sepupunya yang ternyata sangat tampan dan juga sangat kejam. Namanya adalah Leo, pria 30 tahun yang tampan, yang menyembunyikan identitasnya sebagai pengusaha tua bangka. Apakah identitas Clarisa yang sebenarnya akan terungkap? Apakah Clarisa akan tetap aman di saat Leo mulai terobsesi padanya? * Hei, yang sudah mampir terima kasih ya... Jangan lupa beri power stone, komentar yaa.. Biar semangat nih authornya!

Chuuby_Sugar · Urban
Zu wenig Bewertungen
31 Chs

28. Pelembab kulit

Aku terbangun dengan gelagapan karena alarm jam di smartphone-ku menunjukkan pukul sebelas pagi. Sial! Aku terlambat untuk latihan balet. Kira-kira apakah Alexa akan marah? Aku harap tidak.

Jika kalian tanya di mana aku sekarang. Aku berada di kediaman mewah Leo. Semalam Leo membawaku paksa ke rumahnya yang ternyata dia mendatangkan seorang dokter ke rumah untuk memeriksa kakiku. Oh, perhatian sekali dia.

Tapi setelah itu, dia pergi menghilang dari rumah ini begitu saja tanpa berkata apa pun. Mungkin dia pergi bermain dengan para wanitanya di luaran sana. Ke mana lagi Leo saat malam-malam? Ah, bisa jadi menemui Alexa.

Tapi aku tidak peduli, itu membuatku tidur nyenyak tanpa gangguannya. Look. Buktinya aku berhasil bangun kesiangan, sepertinya tidurku terlalu nyenyak.

Tanpa menunggu waktu aku membilas badanku dengan air singkat, tidak ingin berlama-lama. Ini juga karena budaya di negara asliku adalah mandi dengan air, aku tidak bisa seperti kebanyakan orang di sini yang bisa tidak mandi jika terburu-buru.

Aku memosisikan diriku tepat di hadapan cermin. Mematut diriku yang ternyata lumayan cantik, tak kalah dari Alexa. Clarisa sadarkan dirimu! Kenapa membanding-bandingkan dirimu dengan dia?

Saking fokusnya aku memakai make up tipis, aku tidak sadar ada sepasang mata yang menatapku dari ambang pintu. Entah, aku juga tidak tahu kapan persisnya pintu itu terbuka.

Leo menatapku tajam, membuatku ingin memekik karena tatapannya terlalu menusuk jantungku. Lihat tubuh lusuhnya, pasti dia telah menghabiskan malam yang melelahkan.

Aku abai, melengos dan mengambil pelembab tubuh atau yang biasa di sebut hand body di sana. Aku juga tidak tahu sejak kapan ada benda-benda seperti ini di kamar Leo. Sepertinya Leo memang sengaja menyepakkannya untukku. Apa aku terkesan? Tidak. Di apartemenku jauh lebih banyak dari yang Leo letakkan di kamarnya ini.

Aku menatap Leo malas saat Leo merebut hand body yang hendak ku tuang ke telapak tanganku dengan cepat. Oh, Clarisa. Kenapa kau seperti seorang istri yang kesal karena suaminya tidak pulang semalaman?

"Aku bantu pakaikan." Suara berat Leo menyapa telingaku. Apa dia mau memakaikan ini?

"Tidak perlu. Aku sudah sangat kesiangan."

Aku tidak berhasil merebut hand body itu dari Leo. Akhirnya aku membiarkan Leo melakukan apa yang di inginkannya. Membuatku menghela nafas panjang.

Dia menarik tanganku dan mulai mengusap hand body yang sudah di tuangkan pada telapak tangannya merata pada tanganku yang tidak tertutup kain gaun secara bergantian. Jangan tanya mengapa aku pakai gaun di banding kemeja yang membuatku nyaman. Jawabannya cuman satu, itu karena Leo hanya menyepakkan gaun di lemarinya. Entah gaun milik siapa, yang jelas itu sangat pas di tubuhku.

*

Tangan Leo beralih pada kaki jenjang Clarisa yang masih bertelanjang kaki, belum mengenakan sepatu. Leo tersenyum miring saat mendapati sepatu sport yang ada di samping gadisnya. Aneh, menggunakan gaun tapi hendak memakai sepatu sport.

Namun melihat lebam yang ada di kaki Jasmine ini menyadarkan Leo, bahwa gadis ini masih memiliki luka. Leo tidak ingin memaksa gadis itu memakai heels yang akan membuatnya kesakitan.

Setidaknya setelah Leo mendatangkan dokter, luka lebam ini jauh terlihat sedikit manusiawi. Leo memoles hand body itu ke kedua kaki jenjang Clarisa bagai melukis menggunakan jari.

Clarisa hanya bisa diam, menanti dengan sabar sampai pria itu puas melakukan keinginannya. Tak mau tahu apa yang akan terjadi jika Clarisa menolaknya, mungkin satu, nyawanya melayang.

Clarisa menahan tangan Leo dengan cepat, manik matanya bergetar menatap Leo yang hendak memasukkan tangannya ke atas. Menuju paha bagian dalam Clarisa yang tertutup gaun.

"Kenapa? Bukannya jadi belang jika tidak di pakai merata." Clarisa menggeleng lemah, memohon melalui tatapan matanya pada Leo untuk tidak melakukan apa yang ada di otaknya saat ini.

Leo keras kepala, ia menyingkirkan tangan Jasmine dengan kasar dan mulai menyelusupkan tangannya di balik gaun pendek itu. Leo bisa merasakan tubuh itu bergetar hebat, ketakutan atau menikmatinya? Leo tersenyum miring, melihat Jasmine tampak mengulum bibirnya seperti menahan sesuatu yang ingin keluar.

Clarisa menahan mulutnya yang hendak mengeluarkan lenguhan saat Leo mulai meremas paha bagian dalamnya sedikit kuat. Semakin ke atas dan semakin ke atas.

"Berhen.."

"Angkat bokongmu, atau berdiri."

Clarisa berdiri dengan cepat, mengira bahwa ini semua sudah selesai. Tapi Clarisa mendapati Leo sedang menuang lebih banyak hand body itu ke telapak tangannya.

Leo ingin memakainya juga?

"Mau ke mana? Berdiri diam dan menghadaplah ke depan." Perintah Leo cepat saat melihat Jasmine sudah meraih tasnya dan hendak pergi dari kamarnya. Leo tersenyum melihat gadis di hadapannya ini menurut.

Dengan posisi Jasmine yang sudah membelakanginya, Leo dengan cepat menyingkap rok gaun Jasmine ke atas. Membuat gadis itu terkejut dan menjatuhkan tas yang ada di genggamannya.

"Ma-mau apa?" Ucap Clarisa terbata-bata. Leo berjongkok tepat di belakangnya dan tengah memperhatikan bokong mulusnya yang berbalut dengan celana dalam pink.

Clarisa merutuki dirinya sendiri yang tidak langsung memakai pakaian balet, setidaknya jika ada pakaian itu di balik gaun ini, Leo tidak akan mudah melihat celana dalamnya.

Detik berikutnya, Leo berhasil membuat Clarisa menjerit tertahan saat Leo meremas kedua bokongnya dengan keras. Ini menyakitkan.

*

"Ayo kita sudahi." Lagu swan lake yang sedang berputar itu terhenti, karena Alexa menekan tombol off pada laptop.

"Tapi ini masih jam tujuh sore, biasanya kita sampai pukul sepuluh atau lebih. Terlebih tadi aku terlambat, bukannya aku harus pulang lebih larut?" Ujar Clarisa karena merasa jatah latihannya masih kurang.

"Ini sudah cukup. Tarianmu semakin bagus."

"Benarkah?" Kedua manik Clarisa berbinar. Ini artinya kesempatan memenangkan kontes tunggal itu semakin mudah.

"Iya, jadi kita sudahi saja. Aku sedang bahagia, karena semalam tunangan orang yang kubicarakan beberapa waktu lalu telah menghabiskan waktunya denganku." Alexa mendekat. "Dengan percintaan panas." Bisiknya kemudian, membuat Clarisa membulatkan matanya. Dugaannya benar, Leo ada bersama Alexa semalaman. Padahal Leo mengajaknya tidur bersama semalam. Tidur bersama apa?! Menemani dokter selesai memeriksanya saja tidak. Leo menghilang begitu saja.

Clarisa kau tidak boleh cemburu!

"Waw, so cool."

"Aku tahu. Sebagai gantinya, aku akan mentraktirmu makan malam, bagaimana? Apa kau mau?"

Makan malam? Siapa yang akan menolak? Clarisa menganggukkan kepalanya. Setidaknya itu yang Clarisa pikirkan tiga jam lalu.

Alexa memang mengajaknya makan malam di sebuah restoran bintang lima. Tapi kemudian Alexa menyeret Clarisa masuk ke sebuah club malam. Sialnya, gaun yang tadi Clarisa gunakan sangat mendukung untuk pergi ke sana.

Akhirnya Clarisa terdampar di meja bar di temani oleh segelas lemon tea. Jangan sampai Clarisa menyentuh benda cair tapi di katakan keras itu. Clarisa harus pulang dengan sadar.

Lihat, Alexa meninggalkannya sendirian. Alexa ada di ujung sana. Tempat yang sedikit lebih sepi dari tempat lain di club ini. Tengah berciuman bersama anak gubernur atau walikota? Yang pernah Denise ceritakan. Entahlah Clarisa sedikit tidak ingat. Clarisa tertawa sumbang. Sudah menghabiskan malam dengan Leo tapi masih mencari lelaki lain untuk memuaskannya di malam ini. Alexa she is a good player. Tak heran, jika Leo mampu bertahan dengan Alexa lebih lama di banding dengan wanita Leo yang lain.

"Hai dear."

Detik itu, Clarisa tidak menyadari bahwa ada puluhan panggilan tak terjawab dari kontak bernama Lion.