"Akhirnya kita bisa lari dari kenyataan meski hanya semalam." Jawab Dave dengan senyum berseri-seri. Dian menggeleng-geleng tidak mengerti. Padahal dirumah juga sudah tidak ada Devan.
Harum aroma laut dan pemandangan menyegarkan sekitar pantai, sedikit banyak membuat Dian lebih relaks. Senyum mengembangnya tidak putus sejak tiba didepan gerbang hotel. Dave sengaja memilih tempat masih sekitaran Jakarta karena mereka hanya menitipkan Devan semalam saja pada mommy Agnes.
"Kamu suka?"
"Huum. Aku dan Calista dulu sering ke pantai kalau akhir pekan. Sekedar duduk di pinggir pantai, menikmati deburan ombak, dan jajan cemilan. Hehehe. Kamu pasti sering ke pantai ya?" Dian menatap sang suami dibalik kacamata hitamnya.
"Aku tidak pernah ke pantai, hehe. Setiap hari aku bekerja keras agar bisa memiliki perusahaan sendiri. Kalau lelah, aku ke klab malam." Jawab Dave santai tanpa beban.
Dian mengerutkan bibir mendengar perkataan pria dengan rambut agak gondrong itu.
"Pantas saja,"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com