"Halo." Reflek hati Likha mendadak diam membeku, mendengar suara si penerima. Seperti ada batu besar yang dihantamkan ke dadanya, Likha menganga dan hampir mau menangis.
Suara pria yang tidak akan pernah dilupakannya, selain suara kakaknya. Likha pun segera memutuskan panggilan telpon.
Dua orang pria sedang duduk diruang tengah sebuah apartemen. Tamu pria yang baru datang dari Bali karena diharuskan mengurus salah satu kelab malam di Jakarta selama satu bulan penuh.
Hubungan mereka bukan lagi sekedar bos dan anak buah, melainkan sebagai kakak dan adik ipar.
"Haruskah aku memanggilmu, kak?" Pria pemilik kamar apartemen itu bertanya pada tamu pria yang sedang menikmati kopi hitamnya.
"Tidak perlu sungkan, tuan. Meskipun aku adalah kakak dari istri anda, tapi usiaku masih lebih muda dari anda. Jadi panggil saja aku seperti biasa." Ujar Niko dengan santai namun tidak lupa sopan santun dan rasa hormat.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com