webnovel

Be My Bride

Luna Banadeth dicap sebagai wanita gila karena ingin mempertahankan rumah tangganya dari perselingkuhan yang dilakukan oleh suami dan sang sahabat. Luna memiliki dendam yang amat dalam hingga ia memutuskan pergi ke bukit terpencil dan memohon kepada Dewa untuk membantunya membalas dendam. Namun, apa jadinya jika yang datang menolongnya adalah roh naga yang sekarat karena pertarungan di masa lalu? Bisakah roh naga itu mengatasi masalah yang melanda Luna? "Aku ... aku ingin ... Iblis untuk balas dendam! Kenapa datangnya malah seekor kadal?!" Luna. "Aku ... selamatkan aku dulu ... aku terluka!" Aodan. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, inilah kisah Luna bersama roh naga yang menjadikan dirinya sebagai pengantinnya!

Winart12 · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
497 Chs

Siapa dia Sebenarnya?  

Semburat jingga menghiasi langit dengan indahnya, suasana terasa sangat damai dan bersahaja. Mansion keluarga Gerald jauh dari hiruk pikuk perkotaan dan dikelilingi dengan taman bunga yang tertata rapi, membuat suasana yang asri di senja hari terasa begitu nyaman.

Rachel keluar dari mobil bersama asistennya, ia berbicara beberapa patah kata sebelum berpisah. Beberapa pelayan menyambutnya dan membawakan barang bawaannya tanpa ia suruh.

Wanita itu berjalan dengan santai, sekarang semua orang mengakui dirinya sebagai seorang Istri sah dari Gerald. Ia adalah seorang Nyonya.

Bayangan Gerald berdiri membelakanginya terlihat, Rachel menyuruh para pelayan agar tidak mengikutinya. Ia mendekat dan bergumam memanggil nama suaminya dengan manja.

"Sayang?"

Rachel mengerutkan keningnya, sejak ia menemukan Gerald yang mematung menatap jendela, ia tiba-tiba merasakan firasat buruk.

"Sayang?"

Wajah suaminya itu pucat pasi dan pandangannya kosong, seperti telah melihat sesuatu yang mengerikan.

Rachel tidak tahu darimana Gerald sebelumnya, yang ia tahu begitu ia kembali dari wawancaranya dengan salah satu majalah mode ternama, ia menemukan Gerald seperti tengah kehilangan jiwanya.

"Sayang? Apa yang sebenarnya terjadi?"

Rachel sudah bertanya untuk yang ketiga kalinya. Namun, Gerald bergeming.

Sang Istri bertanya-tanya, apakah Gerald baru saja menemui mantannya?

Hanya dengan memikirkan wajah Luna yang menyeringai padanya saja sudah membuat Rachel merasa kesal, ia melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah Gerald dan memeluk laki-laki itu dari belakang.

"Sayang?" tanya Rachel dengan suara sedih. "Apa kau sudah mulai bosan denganku?"

Mereka baru menikah, rasa-rasanya tidak mungkin Gerald akan secepat itu bosan dengannya. Belum lagi seluruh keluarga Gerald sangat menyukai Rachel. Mereka memuji Rachel dan selalu menghina Luna.

Rachel hanya bisa tersenyum waktu itu, jelas ia di atas segala-galanya dari Luna.

Ia seorang model, tubuhnya indah dan wajahnya menawan, nyaman dipandang dan ia memiliki tutur kata yang lembut. Semua orang tentu akan menyukainya dibandingkan dengan Luna yang naif.

Tapi jika Gerald benar-benar mengunjungi Luna, bukankah itu artinya pesonanya telah dikalahkan?

Rachel menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan diri untuk tidak meluapkan amarahnya pada Gerald. Bagaimana pun ia harus terlihat anggun, tidak boleh barbar seperti Luna.

"Sayang? Kau bosan denganku?"

Gerald tersentak, seolah ia baru saja ditarik kesadarannya oleh suara menyedihkan yang dimiliki oleh Rachel. Gerald segera menghela napas dan menyentuh tangan Rachel yang memeluk pinggang.

"Tidak sayang, aku hanya memikirkan masalah perusahaan."

Rachel yang menyandarkan kepalanya di punggung Gerald mencibir.

Apa Gerald pikir dia seperti Luna yang akan percaya begitu saja dengan apa yang ia katakan?

Jelas itu adalah sebuah kebohongan.

"Aku tidak mungkin akan bosan denganmu." Gerald terus berbicara, tapi ia sepertinya tidak berminat untuk berbalik menatap istrinya.

"Yah, aku mungkin terlalu lelah sampai memikirkan yang tidak-tidak," kata Rachel sambil mengeratkan pelukannya. "Aku pikir kau menemui Luna dan berniat untuk kembali bersamanya … lalu … lalu ... mem … membuangku begitu saja."

"Tidak," bantah Gerald sambil berbalik, menatap wajah Rachel. "Aku tidak mungkin melakukan hal itu. Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku."

Rachel tersenyum dan menganggukkan kepalanya, seolah-olah ia setuju dengan apa yang dikatakan oleh Gerald.

"Aku tidak berbohong sayang, aku hanya memikirkan beberapa hal yang mengganggu di perusahaan. Maaf jika ini membuatmu tidak nyaman." Gerald mengusap pipi Rachel dengan pelan, mencoba menyakinkan sang Istri dngan apa yang ia ucapkan.

"Yah, aku percaya padamu," sahut Rachel sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya, pipinya yang kemerahan itu merupakan salah satu daya tarik yang tidak akan bisa ditolak oleh Gerald. "Kalau begitu aku akan pergi mandi dulu sayang, jangan terlalu banyak berpikir. Kau punya bawahan yang bisa mengurusi hal sepele seperti itu."

"Aku tahu." Gerald menyahut dengan cepat.

Rachel berbalik menuju kamar, senyuman lembut yang tadi ia tunjukkan menghilang dalam hitungan detik menjadi wajah suram dan mata yang menyipit penuh kebencian.

"Luna, kau sepertinya sangat suka berurusan denganku."

Rachel menebak Gerald pasti telah mengunjungi Luna tanpa sepengetahuannya. Rachel menggertakkan giginya dan masuk ke dalam kamar, sepertinya ia harus mencari cara supaya Luna tidak akan pernah muncul lagi di hadapan Gerald.

Ia tidak tahan lagi melihat wanita itu, ia sudah susah payah menggantikan posisi Luna sebagai istri Gerald dan ia tidak ingin posisinya bergeser hanya karena Luna.

Rachel mengambil ponselnya, jari jemarinya dengan lincah mengetik beberapa kalimat di sana, entah apa yang ia tulis, tidak ada yang tahu.

Senyuman sinis terukir di bibirnya dan ia melemparkan ponselnya ke ranjang, melepas pakaian yang ada di tubuhnya dan bergegas untuk mandi.

Berbanding terbalik dengan Rachel yang sepertinya berusaha merencanakan sesuatu untuk Luna, Gerald justru kembali termenung menatap jendela.

Laki-laki itu memikirkan pertemuannya dengan Aodan, laki-laki asing itu jelas melakukan sesuatu padanya. Ada perasaan yang tidak nyaman di perutnya dan ia tanpa sadar kembali ke mansion tanpa protes sedikit pun.

Aodan pasti melakukan sesuatu padanya, tapi apa itu, Gerald tidak tahu. Yang ada di pikirannya beberapa saat yang lalu, ia hanya harus pulang dan tidak berani menoleh lagi pada Aodan yang berdiri di ambang pintu, seperti seekor binatang kecil yang melarikan diri dari seekor pemangsa berdarah dingin.

Gerald merasakan ketakutan yang tidak bisa dijelaskan, seakan apa yang telah dikatakan oleh Aodan tadi adalah sebuah kebenaran.

Bahkan dalam hitungan detik, ia bisa membayangkan seperti apa perutnya meledak seperti lampu-lampu yang pecah di acara pernikahannya beberapa hari yang lalu.

Aodan terlalu aneh, asing sekaligus mengerikan.

Gerald telah mengawasi kehidupan Luna setelah ia melihat laki-laki itu di pernikahannya dengan Rachel, ia tidak menemukan satu pun informasi pribadi Aodan, seperti di mana ia tinggal sebelumnya, apa pekerjaaannya dan dari keluarga mana.

Tidak ada apa pun, bahkan orang suruhannya sudah ia gandakan jumlahnya hanya untuk mencari informasi Aodan dan hasilnya tetap nihil.

Jejak Aodan tidak ditemukan di mana pun, seolah-olah Aodan bukan berasal dari dunia ini.

Tiba-tiba saja ia muncul bersama Luna dengann asal-usul yang tidak jelas. Bertingkah seenaknya dan mengancam Gerald.

Dan tidak ketinggalan, ia tinggal di rumah yang sama dengan Luna, tidak hanya itu, Aodan juga tidur di sana!

Mustahil jika mereka tidak melakukan apa-apa, mereka berdua pasti sudah melakukan sesuatu!

Luna seharusnya tidak menerima laki-laki itu begitu saja, wanita itu tidak berpikir panjang sama sekali.

Gerald mengacak-acak rambutnya, merasa kepalanya akan meledak sebentar lagi hanya karena memikirkan hubungan Aodan dan Luna.

"Sialan, sebenarnya kau siapa?" Gerald bergumam, beranjak duduk ke sofa tunggal, menarik napas dalam-dalam.

Ia tidak bisa memikirkannya, Aodan yang menyebalkan itu benar-benar membuat Gerald frustasi.

Luna : Tidak usah banyak berpikir, dia hanya seekor kadal yang kepalanya dipenuhi mie instan! (ノಠ益ಠ)ノ彡┻━┻

Aodan : Aku lapar, ayo buatkan aku sesuatu Ba ….” ಠ◡ಠ

Luna : Keluar dari rumah ini! (ノಠ益ಠ)ノ彡

Aodan : …. ಥ_ಥ

 

Winart12creators' thoughts