Ellen menatap jari kakinya dengan air mata yang bersimbah di wajahnya, hidungnya pedih, matanya bengkak dan tenggorokannya sakit karena terlalu banyak menangis.
Di sini sangat gelap dan dingin, bisakah ia bertahan sampai seseorang datang menjemputnya?
Bagaimana kalau ia terjebak di sini selama-lamanya?
Bagaimana kalau tidak ada seorang pun yang menyadari ia ada di tempat ini? Bahkan saat ia mati pun tidak ada yang mengetahuinya?
Air mata Ellen semakin deras, semakin i a berpikir, semakin ia takut.
Ellen takut ia akan mengalami radang dingin, pingsan lalu mati sebelum ditemukan orang lain. Ia sedikit menyesal karena menyetujui rencana Luna yang menyuruhnya untuk berpisah, meski ia tahu kalau bukan dirinya yang diincar oleh sosok-sosok bermata merah itu, tapi tetap saja menunggu di tengah kegelapan ini mau tidak mau membuat dirinya merasa ketakutan.
Ia takut tidak ada yang menyelamatkan dirinya.
Ia masih ingin hidup, masih banyak hal yang ingin ia lakukan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com