webnovel

Bayi di Depan Rumahku

Blurb Kehidupan rumah tangga, tak lengkap jika sang malaikat kecil belum hadir. Lima tahun sudah kami mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, tanda-tanda malaikat kecil belum hadir juga di rahimku. Segala cara sudah kami coba. Namun, tak ada satupun yang berhasil. Hingga suatu hari, seorang bayi perempuan ditinggalkan seseorang di depan rumah kami. Awalnya kami akan melaporkannya pada ketua RT. Namun, sebuah ide gila hadir di otakku. Dan suami menyetujuinya. Kami mengadopsi bayi itu dan memberikan nama keluarga suami padanya. Entah apa yang terjadi tanpa sepengetahuanku. Segala kejanggalan terjadi semenjak bayi itu datang. Mulai dari liontinku yang hilang ada pada bayi itu, sampai sikap suamiku yang tiba-tiba berubah. Bayi itu seakan menjadi pusat utama dunianya. Bukan karena aku cemburu, tetapi sikapnya sangat berlebihan. Semuanya menjadi aneh, terlebih banyak hal-hal yang disembunyikan dariku. Suamiku, Papa dan Mama mertua, dan yang lebih mengherankan pembantu di rumahku. Akankah semuanya akan terbongkar? Dan dapatkah aku bisa menghadapi semuanya?

E_Rinrien · Urban
Zu wenig Bewertungen
348 Chs

Surat Perjanjian

"Mas, mundur dikit dong, ada yang cemburu tuh," bisikku pada Mas Denis.

"Nggak apa-apa, kita juga suami istri," jawab Mas Denis, sudut bibirnya terangkat sebelah.

"Dahulukan adab sebelum nafsu," kataku pada Mas Denis.

"Iya deh, Ibu mendadak ustadzah," sahut Mas Denis sambil mundur.

Kulirik Aisha yang masih berdiri di dekat kulkas. Karena kompor ada dua tungku, di sebelahnya aku menggoreng ayam. Setelah perkedel selesai, aku langsung membuat tumis kangkung. Mas Denis mengusap perutnya yang sudah bunyi sejak tadi.

Selesai satu persatu masakan dihidangkan, kami langsung bergegas ke meja makan. Aisha sudah duduk di sana duluan, sebelum Mas Denis yang mengambil piring, wanita itu sudah membuka piringnya. Mas Denis nampak sangat geram, tapi aku mencoba menenangkannya lewat sentuhan.

"Sayang, ambilkan Mas nasi. Kamu nggak pernah makan sebelum Mas biasanya." Mas Denis menyindir, ekor matanya melirik pada Aisha.

"Aku aja Mas, sini piringnya," kata Aisha menawarkan diri.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com