webnovel

Bayi di Depan Rumahku

Blurb Kehidupan rumah tangga, tak lengkap jika sang malaikat kecil belum hadir. Lima tahun sudah kami mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, tanda-tanda malaikat kecil belum hadir juga di rahimku. Segala cara sudah kami coba. Namun, tak ada satupun yang berhasil. Hingga suatu hari, seorang bayi perempuan ditinggalkan seseorang di depan rumah kami. Awalnya kami akan melaporkannya pada ketua RT. Namun, sebuah ide gila hadir di otakku. Dan suami menyetujuinya. Kami mengadopsi bayi itu dan memberikan nama keluarga suami padanya. Entah apa yang terjadi tanpa sepengetahuanku. Segala kejanggalan terjadi semenjak bayi itu datang. Mulai dari liontinku yang hilang ada pada bayi itu, sampai sikap suamiku yang tiba-tiba berubah. Bayi itu seakan menjadi pusat utama dunianya. Bukan karena aku cemburu, tetapi sikapnya sangat berlebihan. Semuanya menjadi aneh, terlebih banyak hal-hal yang disembunyikan dariku. Suamiku, Papa dan Mama mertua, dan yang lebih mengherankan pembantu di rumahku. Akankah semuanya akan terbongkar? Dan dapatkah aku bisa menghadapi semuanya?

E_Rinrien · Urban
Zu wenig Bewertungen
348 Chs

Sikap Kiara

142

Pagi hari aku sudah berdiri di depan jendela, ingin melihat Kiara yang pastinya berangkat sekolah. Bocah itu sudah keluar dengan memakai seragam sekolah, Kiara sangat cantik dibalut seragam pink, dengan sepatu putih, di belakangnya ikut dua orang berpakaian sama yang kemarin dipanggil suster oleh Kiara.

Tidak lama kemudian mobil pergi meninggalkan rumah Mas Denis Aku penasaran lalu keluar dari rumah sambil melatih kaki yang masih sakit kemarin Dokter bilang semakin bagus kalau aku rajin berjalan Dia baru saja pulang jogging ya kemudian melakukan gerakan untuk pendinginan di depan rumah.

"Jangan berdiri terus, nanti sakit kaki kamu," kata Joe.

"Kata dokter juga harus latihan, Joe," jawabku.

"Ya, tapi ada yang mendampingi. Bukan seperti itu, berjalan sendirian!" seru Joe.

"Kamu jangan seperti Pak Anton. Diktator banget deh," kataku.

"Ya emang harus diktator, karena yang diajarin juga ngeselin," balas Joe.

"Dih! Lama-lama kamu jadi nyebelin," kataku mencebik kesal.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com