webnovel

Bayi di Depan Rumahku

Blurb Kehidupan rumah tangga, tak lengkap jika sang malaikat kecil belum hadir. Lima tahun sudah kami mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, tanda-tanda malaikat kecil belum hadir juga di rahimku. Segala cara sudah kami coba. Namun, tak ada satupun yang berhasil. Hingga suatu hari, seorang bayi perempuan ditinggalkan seseorang di depan rumah kami. Awalnya kami akan melaporkannya pada ketua RT. Namun, sebuah ide gila hadir di otakku. Dan suami menyetujuinya. Kami mengadopsi bayi itu dan memberikan nama keluarga suami padanya. Entah apa yang terjadi tanpa sepengetahuanku. Segala kejanggalan terjadi semenjak bayi itu datang. Mulai dari liontinku yang hilang ada pada bayi itu, sampai sikap suamiku yang tiba-tiba berubah. Bayi itu seakan menjadi pusat utama dunianya. Bukan karena aku cemburu, tetapi sikapnya sangat berlebihan. Semuanya menjadi aneh, terlebih banyak hal-hal yang disembunyikan dariku. Suamiku, Papa dan Mama mertua, dan yang lebih mengherankan pembantu di rumahku. Akankah semuanya akan terbongkar? Dan dapatkah aku bisa menghadapi semuanya?

E_Rinrien · Urban
Zu wenig Bewertungen
348 Chs

Pertengkaran Lagi

Hari ini hari minggu, aku libur bekerja dan kebetulan juga jadwal putriku, Kiara imunisasi. Aku dan Nita berjanji membawa Kiara ke Dokter anak terbaik di kotaku.

Aku ingin yang terbaik untuk putriku, jadi semahal apapun biayanya pasti akan tetap kuberikan demi dia.

"Nita, menurut kalender di ponselku hari ini adalah jadwal Kiara imunisasi ya?"

"Ya benar Bu, hari ini jadwal imunisasi Kiara di Dokter Anita."

"Jam berapa jadwalnya?"

"Jam lima sore Bu."

"Baguslah kalau begitu, masih ada waktu untukku mengambil akte kelahiran Kiara juga di rumah temanku yang kemarin kumintai tolong untuk mengurus surat-surat Kiara."

"Akta lahir Bu? Jadi, Kiara sudah dibuatkan akta Bu?"

"Sudah dong, aku mendaftarkan akta untuk Kiara dari sejak lama. Aku ingin putriku ini memiliki surat-surat yang lengkap tentang dirinya. Sehingga kedepannya aku bisa dengan mudah mengurus semua kebutuhan sekolahnya karena surat-surat dan dokumen penting dirinya sudah ada."

"Oh begitu."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com