198
Aku menolak untuk meminjam pada Nabila. Gadis itu pasti akan sangat besar kepala, saat Bang Anton membutuhkan bantuannya. Mau bagaimanapun aku paham, taktik perempuan seperti Nabila yang pertama modus tinggal bersamanya, lalu meminjamkan uang untuk berhutang budi. Kemudian mereka akan meminta pria menikahinya, kali ini perdebatan kami berjalan cukup sengit untuk hal ini hingga tidak ada titik temu.
"Ya udah, kamu emang egois banget sih. Aku ngasih ide kayak gini buat keselamatan kita semua, tapi kenapa kamu malah nggak mau," kata Bang Anton nada bicaranya tinggi menandakan dia sangat marah padaku.
"Bang. Kita kan lagi diskusi, kenapa abang jadi marah seperti ini," kataku.
"Habis kamu ngeselin banget, orang mau dibantu tapi malah kasih jalan buntu gimana sih," kata Bang Anton mendengus kesal.
"Ya, kenapa harus Nabila. Kenapa tidak cara lain aja, Bang, kenapa kamu nggak mau sabar aja nunggu uang keluar."
"Yakamu nggak ngerti kegelisahan aku."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com