webnovel

perasaan itu..

dalam hatinya, ia sangat penasaran pada adik kelasnya ini, adik kelas yang manis. sekalipun ia sedang kesal maupun marah. tetap saja wajah manis itu terus membayangi pelupuk matanya.

" Abdiii...Abdiii " panggil bu Rosi sang wali kelas.

"oughh...ehhh...ya buu " jawab Abdi

" kamu nih, di panggil kok gak dengar, lamunin apa sih.. ayo ikut ibu sebentar" tanya bu rosi.

" iya ..iya bu..maaf abdi sempat gak dengar panggilan ibu " jawab abdi sambil menggaruk kepalanya.

Abdi adalah anak yang baru naik kelas di kelas 3, orangnya sangat kalem, dan tampan juga ia termasuk murid berprestasi di sekolahnya. belum lagi ia meraih peringkat pertama. sangat membanggakan. ditambah tutur bahasa dan sikap yang sopan. membuat siapa saja sangat terpesona melihatnya.

" abdi...nanti kamu ke kelas 2B ya.. tolong bagikan tugas ini kepada murid di kelas itu, bilang tugasnya di kumpul tiga hari lagi" pinta bu rosi.

" iya bu..iya.." jawab abdi sambil mengambil sebuah lembaran kertas.

" kamu nih...kok ga konsentrasi gini..abdii...abdiii " kata bu rosi sambil menggelengkan kepalanya.

abdi hanya tersenyum tipis, sambil pamit meninggalkan bu rosi yang adalah wali kelasnya sendiri.

abdi melangkah mendekati sebuah kelas, hatinya berdegup kencang tak karuan. hingga langkahnya sampai di depan pintu kelas 2B.

baru mau ia memasuki kelas tersebut, langkah santai seorang anak gadis belia menghampirinya.

" ada yang bisa saya bantu kak..? " tanyanya sambil tersenyum, rambut lurus yang tergerai indah di sapu angin sepoi-sepoi di siang hari, menyibakkan keindahan. abdi sangat terpana hingga rasa gugup yang menjadi-jadi menghinggapi hatinya.

" sairaaa... siapa sih " tanya dion yang melihat saira lama berdiri di depan pintu kelas.

" ohh..kak abdi..ada apa kak..pasti di suruh bu rosi..PR lagi, Pr lagi.." celutuk dion sambil cemberut meninggalkan mereka berdua.

tanpa berfikir panjang saira langsung mengambil sebagian tumpukan lembaran kertas di tangan abdi.

" ayo kak, masuk kelas..anak-anak pada nungguin tuh " ajak saira pada abdi.

kegugupan abdi akhirnya dapat ia kuasai setelah langkah saira sampai di depan meja guru, ia meletakkan bagian tumpukan kertas tadi dan dengan tingkah menggemaskan ia berucap kepada teman-temannya. " sssttt...kita kedatangan tamu.." ucapnya sambil setengah berteriak.

" paling - paling tamunya tugas lagi.." ujar teman nya yang lain.

" tugas melulu..capekk " jawab yang lain pula.

saira kemudian duduk dengan manis, sambil menunggu lembaran tugas yang akan di bagikan. abdi yang baru sampai di depan anak - anak kelas itu, memperhatikan satu persatu wajah mereka seperti ada yang di carinya. hingga pandangannya tertuju pada saira yang memandanginya.

" ini ada tugas dari bu rosi, dan di beri waktu selama tiga hari kemudian di kumpul, tepak waktu ya dik.. " ucap abdi.

" iyuuun.." jawab anak - anak serentak.

abdi pun membagi lembaran kertas tersebut. secara bergiliran dari meja depan. hingga pada akhirnya tibalah giliran saira. mata tajam abdi benar - benar tak mampu beralih, mulai langkah awal kaki saira yang santai menuju dirinya terus ia dengar, hingga langkah itu sampai di hadapannya. saira mengambil kertas yang ada di tangan abdi dengan senyuman.

" terimakasih kakak.." ucap saira santai. kemudian pergi berlalu kembali ke tempat duduknya.

hari itu, benar - benar terasa lain bagi abdi. sedang saira hanya menghela nafas begitu lembaran kertas tugas sampai ke tangannya. abdi pun pamit dari kelas itu kemudian menuju kelasnya. dan duduk sendirian memandangi jendela yang sedikit terbuka karena pelajaran hari itu juga hanya tugas saja yang di berikan karena gurunya sedang sakit. bayangan wajah saira yang manis terus membayangi pandangannya. ia pun menuai lamunan.

lama ia terdiam dalam lamunan dan pandangan keluar jendela.

" dassarr...tukang khayal..liatin deh Wan... teman kamu tuhh" ucap aldi pada iwan teman sebangku abdi.

iwan yang melihatnya mulai dengan sifat jahilnya.

" sini dehh..." ajaknya pada teman yang lain. ia pun mengambil spidol merah di dalam kotak pensil. dengan usil dan kalimat setengah berbisik ia duduk di hadapan abdi dan di ikuti temannya yang lain.

" abdiii...lamunin apa sih...cewek apa Awewe nih... " ucap iwan dengan nada yang halus sambil memainkan spidol merah ke hidung abdi.

abdi yang masih asyik dengan lamunannya hanya menjawab singkat.

" sangat manis... " ucapnya pada iwan.

" siapa... yang mana.. kelas berapa... " tanya iwan lagi yang sekarang menggambar kumis di hidung abdi.

" mau tauuu ajaaa..." jawab abdi lagi

" cewek apa Awewe..." lanjut iwan yang di barengi cekikikan teman-temannya melihat abdi sudah seperti kucing.

" ya cewek lah..masa Awewe... " jawab abdi yang mulai menyadari bahwa ia sedang di usili oleh teman-temannya.

begitu pandangannya tertuju pada teman - temannya, mereka pun tertawa. " ketahuan nihh... abdi lagi jatuh cintroong...ihhh kamuu yaaa..." ejek temannya yang lain.

" tuhh...tuhhh..gak nyadar dari tadi ngelamun melulu..dasar raja khayal " ucap iwan sambil tersenyum puas begitu tahu apa yang di khayalkan teman sebangkunya. abdi pun hanya terdiam malu. " ahh..." ucapnya pelan merasa apa yang ia fikirkan dapat di baca oleh teman-temannya.

bel pulang sekolah berbunyi, anak - anak berhamburan keluar kelas. di perjalanan pulang, abdi bertemu kembali dengan gadis manis itu, saira. namun ada sesuatu yang membuat saira pergi berlari ke arahnya. " aarrgghhh... toolooongg..." ucapnya yang setelah abdi perhatikan di belakangnya ada sesuatu yang mengejarnya.

" itukaann... segerombolan angsaaa... yaaa ..aku juga takut..jangan ke arah aku dong larinyaa..." ucap abdi yang juga berlari berbalik arah. alhasil merekapun sama - sama di kejar segerombolan angsa. yang entah dari mana datangnya dan kenapa mengejar saira yang memang takut angsa.

mereka berlari kencang bak di kejar prajurit bersenjata. teman - teman mereka yang melihatnya, tertawa terbahak - bahak melihat cara mereka berdua berlari. hingga pada akhirnya abdi dan saira bersembunyi di balik pos kamling yang dekat dengan jarak mereka saat ini. dengan nafas yang ngos-ngosan.

" aduuhh..mudahan tuh angsa lewat deh..dasar mereka usil banget ninggalin aku sendirian." ucap saira yang kesal pada Dima temannya karena keusilan dima yang memburu gerombolan anak angsa ke arah saira, alhasil mama - mama angsa marah karena anak - anaknya sedang asyik makan.

"kok..kook..kamu bisa di kejar angsa...ke arah aku lagi " ucap abdi.

saira yang baru menyadari hal tersebut, segera meminta maaf. " maaf deh kak..soalnya tadi sewaktu lari aku asal aja, ehh...taunya ke arah kakak.." ucap saira sambil terus melirik apakah gerombolan angsa tersebut sudah pergi menjauh. setelah terasa aman ia keluar dari persembunyiannya bersama abdi. melihat abdi yang penuh keringat, saira merasa bersalah. " ini kak.." ucapnya menyodorkan air mineral ke arah abdi.

" oughhh...makasih.." ucap abdi yang menerima begitu saja air mineral yang di berikan saira padanya. ia tak menyadari, itu adalah air mineral yang ia berikan kepada saira pagi tadi. abdi meneguknya dengan satu tegukan. melihat hal itu saira hanya melongo.

" lohh kok...aku gak di sisain" ucap saira pada abdi dengan wajah cemberut. menyadari botol air mineral itu kosong karena habis ia minum, abdi merasa tak enak. iapun pergi berlalu begitu saja meninggalkan saira.

" dassarr... huuhh..ngeselin " ucap saira.

*****

" wkwkwkwkwk...🤣🤣🤣" tawa dima pecah sore itu setelah saira ngomel- ngomel tanpa henti padanya.

" maaf...maaf non... sekali - kali kamu di kerjain kan biar ada energi buat besok sekalian latihan. " ucap dima.

" latihan... huuhh..kamu nih.. keterlaluan banget, kamu fikir aku pelari maraton apa " ucap saira masih dengan nada kesal.

" besok kita kan akan ada pengambilan nilai penjaskes...LARI.. tapi tadi larinya asyikkan " ucap Dima menggoda temannya.

" asyik apaan,, ketakutan gitu di bilang asyik " ucap saira.

" itutuh...berlari bersama kakak kelas yang ganteng " ucap dima lagi.

" apaan..yang ada air minum aku di habisin sama dia tahu...gak di sisain sedikitpun," ucap saira sambil duduk di samping dima.

" tapi setahu aku, ini pertama kalinya loh, kamu berlari ke arah lelaki tadi, apalagi itu kakak kelas terpopuler di sekolah kita." ucap dima setengah iri.

" masa sihh...populer karena apa " tanya saira penasaran.

" banyak..liat aja deh ntar " ucap dima sambil melirik temannya yang penasaran.

" yachh... dassar usiiil ajaaa... " ucap saira mencubiti pipi temannya. hingga tanpa sadar hari sudah menginjak sore.

merekapun berpisah dan pulang ke rumah masing-masing. kini hanya saira sendirian di rumah kostnya. ia menyalakan lampu dan duduk di setumpuk pakaian yang sudah kering. ia mulai melipati pakaiannya namun kekesalannya tetap membayangi.

"kenapa aku hari ini, udah pingsan, di tegur bu rosi, eh pulang di kejar angsa yang tambah ngeselin tuh cowok huuhh... " keluh saira sambil merebahkan dirinya di kasur tempat tidurnya. waktu terus berlalu dengan kesibukan saira malam itu.

keesokan paginya, saira sudah sampai di depan pintu gerbang sekolahnya, ia mendapati ada cowok yang berdiri melihatnya, itu abdi. " ngapain tuh cowok...ngeliatin aku lagi " ucap saira menggerutu.

" de..ini.." ucap abdi menyodorkan sebotol air mineral.

" gak ah...terimakasih " ucap saira sambil mengembalikan pemberian abdi dan berlalu begitu saja.

" kamu...kamu marah ya.." kejar abdi di belakang saira. saira memelankan langkahnya. mendengar kalimat abdi tersebut. " maaf..benar benar maaf... aku tahu aku salah, pagi itu sudah menubruk kamu, membuat siku kamu terluka, dan juga menghabiskan air mineral kamu waktu kuta di kejar- kejar angsa..maaf " ucap abdi dengan rasa bersalah. sebenarnya saira merasa tak enak juga mendengarnya. ia pun berbalik menatap abdi. abdi terkesima melihat saira yang berbalik menatapnya. saira melangkahkan kakinya mendekati abdi. sambil menunjuk ke pundak abdi

" dassar ya nih cowok, bikin orang serba salah, iyaaa...iyaaa aku maafin.. tapii... maafin aku juga " ucap saira.

" maa...maaf soal apaa.. " tanya abdi tak mengerti.

" soal siang kemarin, sewaktu pulang sekolah, seharusnya aku tak berlari ke arah kamu " ucap saira menunduk malu. abdi yang melihat tingkah menggemaskan saira tersenyum namun ia sembunyikan sewaktu saira menatapnya. " di maafin gak nih.." tanya saira.

" mmmm...gimana yach... hee...boleh juga di maafin kok.." ucap abdi yang berjalan begitu saja meninggalkan saira.

saira bernafas lega walau ia tahu nih cowok sedang usil padanya.

sejak itu semuanya di mulai, babak lain dalam kehidupan saira. walau sebenarnya mereka tak terlalu akrab,namun keusilan demi keusilan sering terjadi di antara mereka. belum lagi kerjaan teman-temannya.

*****

siang itu, saira mendapatkan hukuman dari guru bahasa inggris, karena ia lupa mengerjakan tugas. namun siapa sangka abdi pun demikian, ia lupa membawa tugasnya karena bukunya ketinggalan. melihat saira yang duduk sendiri di bangku pengawas harian sekolah, abdi mendekati.

" ngerjain apa kamu... " ucap abdi mengagetkan saira yang sudah mengerjakan beberapa soal.

" nih..."ucap saira memperlihatkan buku pelajarannya.

" kakak..." ucap saira bertanya.

" ini ... " ucap abdi

" sama dong...kok bisa sih, kan kakak setahuku jarang di hukum " ucap saira sambil terus menjawab soal.

abdi hanya memandangi wajah saira yang tertiup angin. ia sangat senang bisa melihat lagi dari dekat wajah manis saira. meski kali ini mereka sama sama sedang di hukum. saira yang tak mengerti pandangan abdi, hanya tersenyum tipis sambil mengerjakan tugas hukuman yang di berikan padanya, sesekali saira menanyakan jawaban apabila ia tak bisa menjawab soal yang ia kerjakan.

bel istirahat berbunyi, saira pun pamit menuju kelas untuk mengumpul tugasnya, sedang abdi hanya terdiam karena ia tak bisa konsentrasi pada tugasnya, ia bahkan tak sedikitpun mengerjakannya. " gini ya..rasa tertarik sama cewek..haduuhh" gumamnya dalam hati.

hari - haripun berlalu, abdi tak mampu menyembunyikan perasaannya setiap kali melihat tingkah saira, ia sangat senang sekali. dunianya hanya ada saira saat itu.

namun tahukah abdi, saira merasakan hal yang sama. hanya saja ia merasa belum pantas diri, melihat abdi adalah anak yang berprestasi membuat ia enggan melangkah lebih jauh. bukankah saat ini yang terpenting adalah dia bisa konsen belajar dan segera lulus sekolah. hingga akhirnya saira menepis perasaannya sendiri, nyerah. saira mencoba menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas ekstrakurikuler di sekolah, mengambil beberapa kursus untuk menambah ilmu dan pengalamannya. hingga ia bisa melupakan abdi, walau sesekali ada saja teman yang lain bilang kalau abdi mencarinya. saira berusaha cuek saja mendengarnya. ada rasa perih sebenarnya setiap kali temannya yang lain bercerita tentang abdi di depannya. banyak yang mengaguminya hal itu sangat saira sadari.

waktupun terus berlalu, hingga perpisahan dengan kakak kelas pun terjadi. saira tersadar apa yang ia lakukan selama ini, ada rasa bersalah bergumul di hatinya. ia tahu ini sudah sangat terlambat mengakui perasaannya. hingga ia pun melalui hari hari seperti biasanya lagi walau hampa, di perpisahan itu ia tak bertemu sosok seorang abdi. rasanya seperti ingin menyumpahi diri sendiri, mengapa ia sangat tak memperdulikan saat temannya memberikan pesan abdi yang ingin menemuinya. kalau saja...ya... kalau saja ia pergi memberanikan diri menemuinya. sudah pasti, saira akan menetapkan hatinya sekalipun di tolak.

ini memang perasaan terbaik. biarlah...kalau suatu saat dia jodohku, kami pasti bertemu kembali... abdi. tulis saira di buku hariannya malam sesudah hari perpisahan dengan para kakak kelasnya.