webnovel

Battle God of War

Xiang Yu adalah orang yang dijuluki dengan 'Ghost' karena karakter gamenya yang menakutkan. Namun, dibalik menakutkannya 'Ghost' perjuangannya dalam penyelesaian 'Quest Legendaris' membuatnya ingin menangis di tempat. Di dalam Game Battle God Of War ini dia tidak hanya berperang melawan para player lain, bahkan lawan yang lebih besarpun sedang menunggunya.

Kazu_Kami · Spiele
Zu wenig Bewertungen
8 Chs

Action Cool

Xiang Yu masih sibuk dengan levelingnya, saat ini dia sudah level tujuh cukup cepat untuk ukuran player normal, melihat monster normal itu tidak menjatuhkan peralatan sama sekali. Cukup sulit memang tapi itu juga menjatuhkan uang Copper ... walau jumlahnya sedikit.

Di Battle God of War sendiri memiliki tiga mata uang, yaitu Copper, Silver, dan Gold tentu setiap menaikan dikalikan seratus. Sayangnya Game ini sangat pelit dalam hal konversi mata uang maupun peralatan.

Ia harus menyudahi permainan ini, sudah enam jam bermain tubuhnya pun perlu makan. Tapi ia harus kembali dulu ke kota untuk log out. Kebetulan tidak terduga suara pertarungan terdengar tidak jauh dari tempatnya membangkitkan rasa penasaran.

Beberapa gadis sedang bertarung dengan player lain dengan sengit walau sudah terpojok. Dari kejauhan Xiang Yu samar-samar tahu siapa mereka, itu adalab gadis yang ia lihat di gerbang desa pemula.

"Water Ball!" Gadis itu mengeluarkan skill. "Kalian pergi dulu menggunakan Return Scroll!"

"Ta-tapi....."

"Cepat! Atau jarahannya mereka ambil!" bentak Gadis itu berusaha menghalau serangan

Anggota tim lainnya merasa bersalah, mereka tidak berdaya menghadapi stuasi ini pertama kali tapi masih memutuskan merobek item Return Scroll. Sekarang menyisakan gadis itu sendiri melawan empat orang bandit player.

"Di dunia ini tidak akan ada yang namanya pangeran menyelamatkan sang putri dari bahaya,"

Pasrah melihat bar HPnya yang semula hijau menjadi kuning lalu berubah merah dengan cepat.

"Hahaha panen kita berlimpah sekarang," salah satu bandit itu tertawa girangan. "Nona, aku tahu kau mempunyai Equipment yang bagus. Kau memiliki dua pilihan, serahkan equipmentmu dan pergi atau .... kita rebut paksa darimu dan membuatmu kembali ke level 0 lagi." Bandit itu tersenyum sinis. "Yap! Waktu berpikir habis, lupakan, kau tidak bisa memilih."

Gadis itu menggertakan giginya jelas dia enggan melepaskan peralatanya sendiri, lagian peralatan starter sangat mahal pada masa ini. Ia tidak punyai pilihan, dibawah kepungan empat orang ini dia sudah pasrah.

Satu serangan lagi Gadis itu akan mati, pasrah menutup mata, ia tidak peduli kehilangan beberapa peralatan dan satu level. Sungguh kesialan untuk bertemu seorang Bandit Player seperti ini.

Bandit Player sendiri sebutan untuk para player yang suka menjarah monster orang lain maupun PK di tempat terbuka. Mereka sangat terkenal dengan nama merah pada nama mereka karena melakukan banyak PK.

"Mm... maaf bukannya ganggu, kebetulan lewat aja ini mah," Seorang Pria menendang ketua Bandit. "Ops, kakiku kepeset maaf-maaf." Dengan tampang bodoh ia melihat ketua bandit yang tersungkur. "Apa kau baik-baik saja? Aku tidak yakin, tapi kau melakukan kejahatan pada wanita, kawan."

"Maaf pantatmu!" teriak Ketua Bandit itu. "Kau tidak tahu siapa aku, hah? —"

"Aku tidak tahu dirimu sapa siapa, dan aku tidak pedul denganmu," sela Pria itu. "Apa kau baik-baik saja, Nona?"

Pria itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum hangat. Tidak tahu siapa Pria dihadapannya, melihat senyum indah Pria muda itu membuat Sang gadis tertegun beberapa detik. Tapi berusaha berdiri dengan bantuan dari Prima muda dihadapannya ini.

Perasaan aneh menyebar di dadanya, tentu setiap gadis ingin ditolong saat mereka terpojok seperti tadi. Hanya saja dia tidak mengharapkan dirinya seperti stuasi seperti ini seolah-olah keinginannya terwujudkan.

"Te-terima kasih..." suara Sang gadis, tapi itu sangat menyenangkan dan indah

"Tidak masalah,"

Pria itu berhadapan dengan si Bandit, fokus matanya menjadi tajam, aura hitam melonjak menyebabkan riak gelombang tak kasat mata. Dia mengambil pedang panjang yang mengeluarkan aura yang mengintimidasi.

"Mm... kau memiliki dua, pertama mati, kedua ..... mati juga." kata Pria itu sambil nunjukan dua jari

"A-apa maksudmu bodoh!"

"Ck tsk, kau salah memilih," Pria itu mendesah pelan. "Kuharap kematianmu bisa tenang....."

Saat pedang Pria itu dikibaskan lempengan hitam padat menyapu segalanya pada jarak delapan meter membuat si Bandit langsung mati .... gadis itu melongo, ia berpikir betapa mudahnya membunuh orang lain dengan peralatan dan level yang tinggi.

Saat karakter si Bandit berubah cahaya tatapannya penuh akan permusuhan. Dia membenci pria yang dihadapannya, seolah ingin membunuhnya hingga dia keluar dari permainan.

"Ugh... lapar sangat," Pria itu langsung pergi begitu saja setelah bandit mati

"Eh, dia pergi begitu saja?" Gadis itu sedikit terkejut, dia berpikir orang ini menyelematinya karena canti, bukan. "Tu-tunggu! Aku belum tahu namamu!"

"Aku orang yang mati di sungai Yangtze, saat lagu negara Chu dinyanyikan." kata Pria itu

"Yangtze? Maksudmu?"

Gadis itu sedikit kebingungan baru kali ini dia menanyai pria dan dia disuruh menebak? Pria macam apa itu? Apa daya tariknya kurang sebagai wanita 'dewasa'?

"Tolong tung..."

Pria itu sudah hilang dari hadapannya padahal baru beberapa detik saat merenungkan pikirannya dan sekarang menghilang. Butuh setidaknya sepuluh detik menggunakan Scroll Return, jadi mana mungkin dia menghilang begitu saja, kan.

"Aku orang yang mati di sungai Yangtze, saat lagu negara chu dinyanyikan? Pria yang menarik,"

Wanita itu mengambil 'Return's Scroll' dan merobeknya. Tubuhnya menjadi selembar cahaya lalu menghilang.

***

Xiang Yu keluar dari kabin permainan, dia berjalan ke dapur tapi tidak menemukan apapun. Saat perutnya semakin berontak ia memutuskan untuk makan diluar.

Dan kebetulan handphonenya berdering.

Hao meneleponnya kalau teman-teman mereka ingin nongkrong di warung depan gang komplek perumahan, jadi dia menyutujuinya sekalian nyari makan.

Mandi sudah.

Ganteng udah.

Akan lebih baik kalau dia datang duluan ke warung daripada nunggu manusia yang ngomongnya bentar lagi nyampe.

Perjalanan relatif singkat, ia melihat teman-teman sekolah maupun kompleks sedang mengobrol dengan canda tawa. Karena ia baru saja sampai, ia mulai berjabat tangan satu persatu, anggap saja sebagai salam formal.

"Gimana jadi tidak bikin guild?" kata salah satu teman Xiang Yu, yang bernama Liu Jie merasa sangat bersemangat dengan Battle God of War ini. "Aku berpikir kalau saja kita bisa guild bersama itu akan lebih bagus."

"Aku akan berpikir itu nanti, kau harus tau biaya pendaftaran guild itu sangat mahal, kan?" Dia, Lu Yang. Teman-teman memanggilnya 'Play Maker', panggilannya tidak sembarangan karena setiap pertandingan tim ia menjadi pembangun moral tim.

"Aku ngga bisa gabung dulu deh," Hao membalas dengan senyum canggung. "Masih ada UTS yang menunggu kita lho. Sekarang kita senengin aja dulu leveling."

Xiang Yu mendengar diskusi mereka, tetapi dia sibuk memesan Mie + telur setengah mateng ke pemilik warung. Meskipun dia mengikuti diskusi itupun, dia berpikir lebih baik bermain sendiri...

"Woi, semplung dateng-dateng duduk dulu kek, langsung mesen mie aja." Hao yang memperhatikan Xiang Yu langsung berkata ketus.

"Ye, ngotak su, orang laper juga." Xiang Yu dengan nada yang ketus sambil melirik sinis

"Laper aja galak."

Mereka berdua membahas game dan karakter mereka, jujur saja itu cukup bermanfaat. XiangYu sekarang mengetahui perbedaan setiap Ras. Maksudnya, dari jumlah dan statistik player.

Ia belum mensurvei siapa orang terkuat di ras manusia dan Guild terkuat mana di ras manusia.

Ya, dia hanya sibuk membunuh monster....