webnovel

HIDUPNYA YANG BERANTAKAN SEKARANG

Jax terbangun dengan sangat terkejut karena mendengar suara keras, dan menemukan dirinya dikelilingi dengan tirai berwarna hitam gelap.

Mengikuti suara alarm yang keras, terdengar juga suara berderik dari pintu jeruji besi dari ruangan dimana ia sedang tidur saat ini.

Lalu kemudian, kesadaran kembali kepadanya dan menyadari bahwa ia telah tertidur dalam posisi duduk seperti ini setelah dua orang penjaga kekar yang mengantarnya itu pergi meninggalkannya di dalam ruangan berbentuk persegi yang sempit ini, ruangan penahanannya?

Kemudian, ia mendengar seseorang memutar kunci di pintu besi ruangannya dan sebelum ia mengetahuinya, ia sudah berjalan dalam satu garis dengan narapidana lainnya dari dalam penjara bawah tanah yang gelap ini.

Beberapa petugas sibuk memantau para tahanan sementara para tahanan itu sedang sibuk menyelesaikan rutinitas pagi mereka sebelum mereka semua bisa memulai hari mereka yang terlihat tidak banyak bedanya di dalam tempat ini.

Ketika sudah giliran Jax untuk mencuci wajahnya, ia menemukan dirinya sedang menatap ke arah bayangannya di sebuah kaca yang terlihat hampir buram. Ekspresi wajah dari anak muda yang terlihat olehnya itu sangat tidak bsia dibaca, bahkan bagi dirinya sendiri.

Kedua mata coklat itu menatap ke arah reaksi tak bersemangat dari dirinya sebelum fokus ke arah rambut keriting coklatnya yang sekarang sudah hampir berwarna abu-abu karena debu dan kotoran karena ia belum mendapatkan kesempatan untuk membersihakn dirinya beberapa hari terakhir.

Jax bahkan tidak terganggu dengan dia kantung matanya yang cekung dan ia memercikkan air ke wajahnya sendiri dengan kasar seakan ia hanya ingin cepat menyelesaikan hal itu secepat yang ia bisa.

Kemudian, mereka pergi berpencar di tempat luas yang dikelilingi dengan dinding yang tinggi, setelah diberi makan dengan sepiring sarapan, yang bahkan tidak akan bisa memuaskan anak balita jika itu dimasak menjadi sesuatu yang bisa dimakan.

Para penjaga hampir membuat mereka diri mereka langka setelah meninggalkan para narapidana di bawah sinar matahari terik yang sangat panas di dalam halaman luas ini yang mungkin terletak di tengah-tengah penjara ini.

Semua nara pidana sedang sibuk melakukan sesuatu dan apapun untuk menghabiskan waktu mereka. Beberapa berbicara satu sama lain, beberapa membentuk sebuah grup kecil sebelum mereka duduk di tanah tanpa keberatan bahwa mereka harus duduk di atas tanah yang kotor.

Sementara beberapa dari mereka menatap ke arah sesuatu dengan kedua mata mereka. Hal ini mengalihkan perhatian dari Jax dan ia pun mengikuti arah tatapan semua orang itu hanya untuk disapa dengan pemandangan yang hampir membuatnya meringis kesakitan.

Seoarang pria kurus yang sedang diserang oleh setidaknya lima orang pria kekar, dikelilingi oleh lima orang lainnya lagi yang bersikap seakan mereka sudah membangun penghalang di sekitar mereka, itu tidak jelas apakah hal itu dilakukan supaya tidak ada suapapun yang mengganggu atau membatasi peluang pria yang hampir mati itu untuk bisa melarikan diri.

Pria yang sedang diserang itu berteriak kepada seseorang, yang berdiri tidak begitu jauh dari mereka. Dan seseorang itu adalah orang yang terlihat seperti pria kejam, dengan sebuah senyuman aneh d wajahnya namun terlihat seakan ia sedang merasa puas.

"Seseorang terjebak di dalam permainan kotor mereka lagi."

"Itu bukan sesuatu yang baru, bukan?"

"Mereka akan selalu menemukan orang baru untuk diserang, yang nantinya akan berakhir dengan tubuh yang penuh memar."

"Aku penasaran apa yang membuat mereka memperlakukan pria itu secara kejam, di pagi hari seperti ini."

"Kau tidak perlu menanyakannya dengan keras, itu hanya karena kesialannya saja hingga membuat pria malang itu terlibat semua ini."

Bisikan dari beberapa penonton, dalam masalah ini, bisikan dari para narapidana lainnya, datang dari belakang Jax. Jadi menurut mereka itu adalah masalah yang terjadi secara berkala, tapi kenapa mereka tidak dihentikan oleh para penjaga?

Jax mengangkat tatapan kedua matanya untuk menatap ke arah sekelilingnya dan melihat apa yang dilakukan oleh para penjaga, dan yang mengejutkannya, ia melihat dua orang penjaga yang telah disebutkan sedang berdiri tidak jauh dari keributan yang sedang terjadi ini, tapi mereka sepertinya terlihat tidak peduli atau seakan buta dengan apapun yang sedang dilakukan oleh orang-orang yang sedang ribut it dengan menyibukkan diri mereka dengan mengobrol.

Perhatian Jax beralih ke arah raungan keras dari pria kurus yang sedang diserang dan ketika Jax sedikit memusatkan konsentrasinya, ia sadar bahwa pria itu sedang memohon untuk tidak menyarangnya lagi dibandingkan sedang mereiakkan kalimat sumpah serapah kepada penyerangnya.

Itu sangat bisa dimengerti. Bagaimana pun juga, ia berteriak dengan sangat keras seakan sedang mengutuk orang lain dengan kata-kata kotor.

Ketika Jax sedang sibuk dengan memikirkan apakah ia harus merasa kasihan atau sedih untuk pria kurus itu, garis tatapannya terhalang dengan sesosok tubuh kekar, yang sekarang sedang berdiri di hadapannya, kurang dari tiga langkah dari tempat dimana ia berdiri dan menatap ke arah keributan. Itu tidak lain adalah seorang pria yang sebelumnya tersenyum dengan mengerikan.

"Kau baru disini?" Tanya pria itu, menatap Jax dengan tatapan yang berganti di antara tertarik dan merasa penasaran.

Namun, cukup mengejutkan bagi pria itu, Jax memilih untuk menjawabnya dengan anggukkan singkat dari kepalanya dengan berani. Hanya itu saja.

Tidak ada rasa takut, tidak ada tatapan gelisah, tidak ada permusuhan dan bahkan tatapan menghakimi dari ekspresi wajahnya.

Hal ini dengan sukses menggelitik rambut pria berpenampilan kasar itu.

Ia tida mengira bahwa ia akan menerima jawaban seperti itu dari makhluk yang terlihat lemah di hadapannya ini yang sepertinya berusia dua puluhan tahuh. Namun, ia memilih untuk tidak menghancurkan hari pertamanya disini untuk alasan yang juga ia tidak ketahui mengapa, ya sepertinya pria itu bisa bertoleransi juga kadang kala.

Pria berpenampilan keras itu menganggukkan kepalanya seakan ia memberikan ucapan sampai jumpa dan pergi dari hadapan Jax setelah memperingati banyak sekali pria kekar yang sepertinya adalah pasukannya, untuk melepaskannya.

Jax tidak bisa disalahkan atas raksinya yang sangat singkat juga, dari apa yang telah ia lihat dari saat kedua matanya menatap ke arah sikap dari orang lain yang ada di sekitarnya, ia menyimpulkan bahwa jika melibatkan dirinya juga akan menjadi sebuah masalah lain yang harus mereka hadapi.

Ketika bahkan para penjaga memilih untuk menjauh dari semua ini dan menjaga jarak dari pria aneh ini, ia tidak akan mungkin ingin berurusan dengannya juga.

Tidak, terima kasih! Ia sudah sangat cukup dengan dirinya sendiri dan memiliki segalanya di dalam hidup atau harus ia katakan hidupnya yang berantakan sekarang?

Ya, ia tidak akan mau sedikit pun berurusan dengan mereka, titik.