Sandra menetralkan detak jantungnya di dalam mobil. Bukan perihal bicara dengan Arsoni yang membuatnya gugup. Melainkan topik pembahasan mereka yang menyangkut kakak iparnya. Mengundang Arsoni ke rumah untuk makan malam saja, dia merasa menyesal. Takut jika nanti terjadi keributan.
"Duh Bara bagaimana ya. Apa dia akan marah?" gumamnya.
Pak sopir yang melihat Nyonya rumahnya gelisah mencoba membuka percakapan.
"Itu Den Arsoni, keponakan Tuan 'kan ya Nyonya," ujar sopir kepada Sandra.
"Iya. Bapak kenal?" tanya Sandra yang penasaran.
"Ya pernah lihat Nyonya. Terus Nyonya seperti ketakutan begitu. Dia tidak macam-macam 'kan ya?"
Sandra menatap ke arah depan di mana sopirnya duduk. Memang Bara yang meminta dengan langsung Pak Burhan–Nama sopir, untuk menggantikan tugas Johan sementara. Tidak salah juga dengan pertanyaannya. Dia hanya khawatir Sandra diganggu Arsoni.
"Tidak sih Pak. Ada masalah saja. Jangan lapor Bara ya. Takutnya dia marah-marah."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com