"Tiga siapa saja?"
Nakula dan Erlangga masih saja ingin tahu. Dia benar-benar penasaran dengan orang yang dimaksud Sky. Anak itu begitu misterius dalam berkata.
"Ya dari kalian 'kan dua."
"Sky ini bukan kau sekali. Sejak kapan Sky main tebak-tebakan. Tidak keren sekali, bukan?" sahut Nakula dengan cepat.
Sky terkekeh. Ternyata becanda asyik juga dibuatnya. Dia tidak terlalu kaku jadinya. Terlebih melihat wajah Nakula dan Erlangga yang begitu kecut. Rasanya ingin melempar sandal ke wajah itu.
"Serius ini Sky? Astaga, aku tidak menyangka loh," ujar Nakula yang kesal sekali dengan anak tengil satu ini.
"Ya kalian menebak dua. Dua orang itu sepertinya hanya salah satu yang bekerja. Sementara dugaan terbesar jatuh pada keluarga dari pihak Mama."
Nakula dan Erlangga saling pandang. Mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Jadi memutuskan untuk menutup mulut sambil menunggu kelanjutan Sky berbicara.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com