webnovel

Bab 12 Kamu Tidak Mungkin Lulus

Tulisan Clara terlihat seperti kaligrafi yang indah, isinya, 'Aku harap kamu diterima di jurusan ilmu komputer Institut Teknologi Surabaya.'

Bayu sangat terkejut ketika membaca pesan dari Clara. Jurusan ilmu komputer di Institut Teknologi Surabaya memiliki persyaratan yang tinggi. Bayu ingin sekali menjadi siswa di sana, Tapi… nilainya mungkin tidak cukup bagus.

"Rara, kamu…" Bayu baru saja ingin meminta pendapatnya.

Tiba-tiba seseorang berteriak dari arah pintu kelas, "Clara, kamu diminta Bu Laura untuk pergi ke ruang guru."

Semua siswa serentak menoleh. Ketua kelas yang sedang berdiri di dekat pintu tampak marah sehingga semua siswa memandang Clara dengan wajah bingung.

Clara berdiri dan berjalan keluar kelas dengan tenang.

"Ada apa, ketua kelas?" tanya Heru sambil berjalan mendekat.

"Aku tidak tahu dia sedang demam atau apa. Dia telah mempermalukan kelas kita dan Bu Laura." Kata ketua kelas dengan kesal.

"Apakah kalian tahu Rara mendaftar ke mana? Dia mengisi fakultas kedokteran Universitas Nasional!"

Semua orang mengetahui fakultas kedokteran Universitas Nasional menduduki peringkat atas di negara mereka. Sebagian siswa tampak terkejut, sedangkan siswa lainnya langsung tertawa terbahak-bahak. Mereka tidak tahu kenapa Clara begitu berani.

Melihat situasi ini, Bayu segera menyimpan buku kenangannya dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Di ruang guru.

Clara berdiri di depan pintu lalu mengetuk dengan pelan.

"Saya mencari Bu Laura."

"Clara? Ayo cepat masuk!" kata Laura dengan suara tegas.

Sebenarnya Laura adalah guru yang bertanggung jawab. Clara berjalan melintasi ruang guru dan berdiri di depan meja wali kelasnya.

Laura mengeluarkan formulir pendaftaran milik Clara dan bertanya, "Apakah kamu mengisi formulir ini sendiri?"

"Benar, Bu."

"Apakah kamu sudah berdiskusi dengan orang tuamu?"

"Sudah."

"Apa kamu sudah menyampaikan pesanku pada orang tuamu?" tanya Laura. Dia pikir kedua orang tua Clara tidak tahu pilihan putri mereka.

"Ibu saya menghormati pilihan saya." jawabnya.

"Apa kamu yakin ibumu benar-benar mendukung pilihanmu?"

Clara tahu ibunya rela membeli jeruk Sunkist yang mahal agar Lina membantunya di masa depan. Wanita paruh baya itu berharap putrinya menjadi dokter yang baik.

"Ya." kata Clara sambil mengangguk.

Laura tertegun dan bergumam, "Tunggu di sini. Aku akan menelepon ibumu."

"Bu Laura tidak perlu khawatir. Saya pasti akan lulus ujian." kata Clara dengan tegas.

Laura memelototi Clara, "Apakah kamu sudah membaca katalog ujian masuk perguruan tinggi dengan hati-hati? Mencoba mendaftar dan diterima menjadi siswa di universitas itu adalah dua hal yang berbeda. Mana mungkin kamu lulus dengan nilaimu? Kamu seharusnya mengetahui kemampuanmu sendiri!"

Suara Laura sangat keras sehingga semua guru dan siswa yang ada di kantor mendengar pembicaraan mereka. Seluruh sekolah akhirnya mengetahui jurusan pilihan Clara. Para siswa dan guru bingung dengan pilihan gadis itu.

"Kamu tidak mendengarkan saran wali kelasmu. Apa yang akan kamu lakukan kalau kamu gagal dan tidak ada universitas yang menerimamu?"

"Bu Laura, saya akan bertanggung jawab atas keputusan yang saya ambil." kata Clara. Mau bagaimana lagi? Dia hanya bisa membuktikan dirinya dengan hasil ujian.

"Masalahnya, kamu tidak akan lulus ujian itu!" Laura masih bersikeras.