webnovel

 Bab 16 Bakat Terpendam

Bagas sangat tidak menyukai putrinya.

Sejak Clara lahir, ayahnya tidak pernah menunjukkan kasih sayang meski nilainya bagus. Clara adalah seorang anak perempuan dan setiap penghargaan yang dia terima merupakan tamparan di wajah ayahnya yang lebih memilih anak laki-laki. Apa gunanya seorang anak perempuan?

Keluarga Setiawan memang lebih memilih anak laki-laki dan tidak menyukai anak perempuan. Pria adalah tuan dan wanita adalah pembantu di rumah. Clara tidak dapat melupakan hal itu. Setiap tahun, keluarga besar akan berkumpul untuk merayakan tahun baru. Semua wanita di keluarga Setiawan tidak boleh makan di meja makan, mereka harus makan di dapur. Hanya para pria dan cucu laki-laki yang boleh makan di meja makan.

Sekarang Clara ingin menjadi dokter bedah. Profesi yang selama ini hanya dimiliki oleh para pria. Dia ingin berjuang untuk dirinya sendiri, ibunya dan semua wanita yang ada di keluarga Setiawan. Clara ingin mengubah pemikiran orang-orang di sekitarnya yang sangat menjunjung budaya patriarki.

Anak perempuan juga memiliki kemampuan yang sama dengan anak laki-laki.

Clara memandang ayahnya dengan tatapan penuh tekad.

Bagas menelan ludah dan membentak putrinya, "Kamu berani menatap ayahmu!"

Clara memilih untuk tidak menanggapi dan berbalik ke kamarnya.

Bagas mengangkat tangannya ketika melihat sikap Clara.

"Jangan pukul Rara, kenapa kamu memukul Rara?!" Esther segera meraih tangan suaminya.

"Coba lihat anak yang kamu besarkan! Dia sungguh tidak sopan! Dia bahkan berani memelototi ayahnya sendiri."

"Rara tidak..."

"Apanya yang tidak? Aku peringatkan kalian berdua. Jika dia tidak diterima di universitas mana pun, dia harus menikah!"

"Mana mungkin Rara tidak diterima di universitas? Nilai Rara selama ini selalu bagus." Esther buru-buru membela putrinya. Suara wanita paruh baya itu terdengar serak dan dia hampir menangis.

Perasaan Bagas menjadi lebih baik ketika melihat istrinya hampir menangis, "Aku tahu dia tidak akan lulus tes. Kamu pasti akan menangis dan mencari alasan. Kalau dia gagal, kalian harus mendengarkan perkataanku dan dia harus menikah dengan pria pilihanku."

Bagas pergi dengan wajah bangga setelah menyampaikan keinginannya.

Esther terisak di kursi setelah suaminya pergi.

Clara mengambilkan buah jeruk untuk ibunya, "Mami, sebaiknya kita memakan jeruk ini. Tidak perlu memberikan jeruk ini pada orang lain dan jangan pedulikan perkataan orang lain."

Esther tidak nafsu makan karena semua orang mengatakan putrinya tidak akan lulus ujian.

"Mami, ayo makan jeruk ini. Mami harus percaya pada kemampuanku. Tidak masalah jika Ayah tidak mau membiayai kuliahku. Aku bisa bekerja paruh waktu untuk mendapatkan uang kuliah." Clara berlutut dan membawa sepotong jeruk ke depan mulut ibunya.

Gadis itu memasukkan potongan jeruk ke mulut ibunya.

Dia tahu kehidupan ibunya sungguh berat, jadi dia ingin mengubah takdir mereka berdua dan mengubah status ibunya di keluarga ini.

Esther tertegun selama beberapa saat ketika melihat mata putrinya.

Suasana di rumah beberapa hari sebelum ujian UMPTN tampak tenang. Namun, semua orang tahu situasi tenang ini tidak akan bertahan lama.

Pada malam sebelum ujian, Clara mengurung diri di kamar untuk membaca buku teks medis mengenai pembedahan menggunakan lampu senter.

Buku itu terlihat lusuh dan menguning. Sampul buku tampak berlubang karena dimakan serangga. Buku medis ini adalah buku yang dibawa oleh ibu Clara ketika datang ke desa untuk pertama kali. Dulu, Esther mendapat tugas membantu dokter yang ada di klinik desa. Dia juga ingin belajar untuk menjadi dokter, tetapi mimpi itu kandas setelah dia bertemu dengan ayah Clara.

Clara memutuskan untuk membawa buku ini bersamanya.

Dia menyimpan buku di bawah bantal sebelum tertidur. Malam ini Clara mimpi aneh, materi yang baru saja dia pelajari menjadi nyata dan dia dapat melihat anatomi tubuh pasien di depannya dengan jelas. Scalpel di tangan Clara juga seolah bergerak sendiri.

Ketika terbangun di pagi hari, Clara dapat mengingat mimpinya dengan sangat jelas.

'Apakah aku memiliki kemampuan terpendam setelah terlahir kembali?' Clara memandang kedua tangannya dan merenung selama beberapa saat.