webnovel

Sugar Baby

Di kamar hotel Rey berusaha untuk tidak menuruti nafsunya. Jujur saja sejak tadi Rey sudah bernafsu, status Rey memiliki istri tapi itu hanya status Rey bahkan tidak mendapatkan haknya sebagai seorang suami, yang Rey lakukan selama ini selalu melakukan solo sungguh miris bukan.

Sisilia pulang kerumah malam hari dan ketika Rey ingin mengajak istrinya untuk mendaki gunung menikmati surga dunia. Sisilia selalu beralasan dirinya lelah seharian bekerja.

Sudah terlalu sering Rey mendapat penolakan, dan akhirnya Rey sudah malas untuk menyentuh istrinya.

Rey tidak bermain dengan wanita di luaran sana selama ini dia ke club hanya minum untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Dia selalu melepaskan hasdarnya di kamar mandi.

"Om siapa namanya?" Tanya Lea yang sudah mabuk dan membuyarkan lamunan Rey.

"Om, om mau jadiin aku sugar daddy seperti Renata? dia memiliki sugar daddy. Aku juga mau memiliki sugar daddy." Gumam Lea, mabuk membuatnya hilang akal sehatnya.

"Tidurlah, kau mabuk! Aku akan pulang." Ucap Rey dan ingin pergi secepatnya dari kamar tersebut, tapi sangat di sayangkan. Tangan Lea mencengram lengan Rey.

"Jangan pergi, aku mohon! Aku sudah tidak punya apa - apa lagi. Kalau orang tua aku tahu mereka akan merasa kecewa." Ucap Lea dengan menangis, mabuk membuatnya mengeluarkan semua isi hatinya.

"Aku menyesal, tapi sudah terlanjur. Apakah masih ada laki - laki yang bisa menerima aku yang kotor ini?" Ucap Lea dengan sesegukan karena menangis.

Perlahan Rey mulai mengerti dari cerita Lea. Ada rasa tidak nyaman di hati Rey mendengarnya, entah kenapa Rey juga tidak tahu.

"Maksud kamu kotor apa?" Tanya Rey yang ingin memastikan bahkan pemikirannya salah.

"Aku kotor om, aku melakukan hal yang tidak seharusnya aku lakukan dengan pacarku, tapi sekarang dia meninggalkan aku yang sudah kotor ini! Apa masih ada laki - laki yang ingin menerima aku yang sudah kotor ini? Apa aku harus menjadi wanita penghibur atau aku harus mencari sugar daddy? Karena untuk apa lagi aku hidup dengab benar. Aku sudah rusak. Akibat kebodohan yang aku buat sendiri demi cinta." Ucap Lea.

Rey langsung memeluk tubuh Lea, dia meresa kasihan melihatnya karena wanita itu sudah mulai kehilangan arah, akibat perbuatannya sendiri.

"Jadilah sugar baby saya." Tanpa memikirkan apapun Rey menawarkan dirinya untuk menjadi sugar daddy Lea, Rey takut Lea akan semakin kehilangan arah kalau dia tidak menolongnya.

"Maksud om, om mau menjadikan aku sugar baby om? Seperti Renata?" Tanya Lea.

"Iya, tapi ada peraturan yang harus kamu taati." Ucap Rey.

"Apa." Tanya Lea.

"Tidurlah, besok kita akan membahasnya karena sekarang kamu masih terlihat mabuk." Ucap Rey sambil mengelus rambut panjang Lea. Rey merasa kasihan melihat Lea dia takut Lea akan semakin kehilangan arah dan menjadi wanita pemuas laki - laki.

***

Tanpa melakukan apapun, hanya tidur sambil berpelukan. Rey yang sudah bangun terlebih dahulu tanpa sadar dia tersenyum kecil. Sungguh momen seperti ini yang dia inginkan bersama istrinya, bangun tidur pagi sambil berpelukan bukan bangun tidur pagi sambil memeluk guling dan istrinya tidak ada di sampingnya.

Lea mengerjapkan matanya, dan akhirnya perempuan itu membuka matanya dan terkejut dengan keadaan mereka saat ini.

"Kamu sudah bangun?" Tanya Rey yang masih posisi sama, Lea berada di dekapannya.

"Apa yang terjadi?" Tanya polos Lea.

"Kamu tidak ingat apa yang terjadi?" Tanya Rey.

Lea hanya menggeleng - geleng kepala sesaat dan kemudian dia langsung menutup mulutnya karena mengingat kalau dia meminta laki - laki tersebut menjadi sugar baby dirinya.

"Kau mengingatnya?" Tanya Rey yang sudah menebak kalau Lea sudah mengingatnya karena terlihat dari reaksi perempuan tersebut.

"Maaf." Ucap Lea yang sudah duduk di samping tubuh Rey yang masih tidur.

"Buat apa?" Tanya Rey.

"Apa aku sudah membuat ulah? Aku baru belajar untuk minum jadi belum bisa mengontrol diri." Ucap Lea dengan tertunduk takut Rey akan marah karena merepotkan dirinya.

Rey bangkit dari tidurnya.

"Kamu bilang mau jadi sugar baby saya? Apa itu serius?" Tanya Rey.

"Memangnya om mau?" Tanya Lea.

"Heum." Jawab Rey "tapi ada peraturan yang harus di taati oleh sugar baby saya dan tidak boleh melanggarnya." Jawab Rey.

"Apa om?" Tanya Lea yang penasaran.

"Saya tidak suka kamu meminum alkohol, ketempat hiburan dan berhubungan dengan laki - laki lain selain saya. Dan saya akan memenuhi semua kebutuhan kamu, dan apa yang kamu butuhkan kamu tinggal memintanya." Ucap Rey dengan tegas.

"Hanya itu, aku tidak boleh?" Tanya Lea karena itu sangat mudah bagi Lea, sejujurnya Lea tidak suka minum dan ketempat club seperti itu.

"Heum, apa kamu keberatan?" Ucap Rey yang memicingkan matanya.

"Tidak, aku tidak keberatan karena sejujurnya aku tidak suka tempat itu dan minum itu." Jawab Lea dengan senyum.

"Bagus kalau begitu." Ucap Rey.

"Om, boleh aku meminta satu permintaan?" Tanya Lea

"Apa? Sebutkan nanti saya akan belikan." Jawab Rey.

"Aku tidak menginginkan barang, aku hanya menginginkan telinga om." Ucap Lea.

Rey menaikan satu alisnya.

"Aku ingin om mendengar semua beban yang aku pendam, aku butuh senderan." Ucap sendu Lea.

"Baiklah, kita akan bertemu seminggu 2 kali dan tempat nanti saya akan hubungi." Ucap Rey yang sudah bangkin dari tempat tidur.

"Om mau kemana?" Tanya Lea.

"Saya harus kerja, kamu tidak kuliah hari ini?" Tanya Rey.

"Astaga, aku lupa hari ini aku ada ujian." Ucap Lea yang sudah terburu - buru dan Rey melihatnya hanya menggeleng - gelengkan kepalanya. Tingkah Lea masih seperti anak kecil.

"Om, nama om siapa? Nomor ponsel om berapa?" Tanya Lea yang kembali lagi setelah keluar dari kamar karena dia lupa.

"Kamu itu, ayo saya antarkan kamu ke kampus." Ucap Rey.

"Nama om siapa?" Tanya Lea kembali setelah di mobil dan menuju kampusnya.

"Rey." Jawab laki - laki tersebut.

"Hanya Rey?" Tanya Lea.

"Panggil saja Rey." Jawabnya.

"Baiklah Om Rey, nomor ponsel om berapa?" Tanya Lea.

"Nanti saya akan hubungi kamu." Jawab Rey karena dia sudah tahu nomor ponsel Lea.

"Om, memangnya om tahu nomor ponsel Lea?" Tanya Lea yang merasa heran.

"Sudah sampai, ingat peraturannya." Tanya Rey yang mengabaikan pertanyaan Lea dan mengingatkan peraturan yang dia buat.

"Peraturan apa?" Goda Lea.

"Jangan minum alkohol, ke club dan berhubungan dengan laki - laki lain." Ucap Rey setelah menghela nafasnya karena terpaksa dia mengulang perkataannya, padahal Rey anti mengulang perkataannya.

"Oh." Jawab Lea dan membuka pintu mobil tapi tangan Lea langsung di pegang oleh Rey.