webnovel

Bima

"Hai, aku Bima temen satu kelas kalian." Ucap Bima yang merasa kalau mereka tidak mengingat dirinya.

"Iya, saya ingat kok. Hai Bim." Jawab Viola memang dia sudah merasa mengenal wajah Bima hanya saja dia tidak tahu namanya siapa. Beda halnya dengan Azelea, dia tidak tahu dan tidak mengingat apapun.

"Hai Bim." Ucap Lea seadanya itupun karena sudah mendapat senggolan dari Viola untuk membalas sapaan dari Bima.

"Boleh aku bergabung?" Tanya Bima.

"Boleh silahkan Bim." Jawab Viola dengan ramah.

"Kamu tidak nyanyi lagi?" Tanya Lea yang merasa tidak nyaman karena ada Bima.

"Aku sudah selesai, aku kerja di sini Lea sekarang kerjaanku selesai nanti ada yang shif keduanya temanku." Jawab Bima.

"Oh." Ucap Lea.

Sudah satu jam mereka mengobrol bersama ternyata Bima orangnya asik dan nyambung bagi Lea dan Viola.

Yang awalnya Lea merasa tidak nyaman dan bersikap cuek dan tidak bersahabat, pada akhirnya Lea dan Bima yang banyak becerita. Viola hanya mendengarkan saja dan sibuk bermain ponselnya.

Hari sudah malam, pukul 11 malam. Viola sudah sedari tadi ingin pulang tapi Lea dan Bima selalu bilang sebentar lagi.

"Lea, ayo kita pulang. Besok jadwal kuliah kita pukul 8 pagi." Ajak Viola.

"Heum, Bim kita pulang dulu yaa." Pamit Lea.

"Mau aku anter tidak? Ini sudah larut malam." Tawaran dari Bima.

"Tidak usah Bim, kost kita di dekat cafe ini." Jawab Viola.

"Oh kalian kost di kost - kost putri di seberang cafe ini ya?" Tanya Bima.

"Iya Bim." Jawab Lea

"Ok baiklah, hati - hati yaa. Besok aku jemput gimana?" Ucap Bima.

"Tidak usah Bim." Jawab Viola beda hal dengan Lea.

"Iya Bim, kalau tidak merepotkan kamu. Kita besok akan ikut sama kamu." Jawab Lea dan mendapat cubitan dari Viola.

Bima yang mendengarnya merasa senang karena tawarannya di terima oleh Azelea.

"Baiklah, besok pagi - pagi sekali aku akan jemput kalian supaya kita tidak terlambat." Ucap Bima.

"Kok kamu mau sih di jemput sama Bima? Kita baru kenal sama dia loh Lea. Kamu tidak takut?" Tanya Viola yang saat ini mereka berdua sedang berjalan untuk ke kost mereka.

"Kenapa memangnya Vi, kita juga baru kenalkan tapi kamu baik. Jadi Bima juga orangnya baik Vi." Jawab Lea.

"Yah beda Lea, aku cewek dan dia cowok. Jadi kamu harus hati - hati sama cowok yang baru di kenal." Nasehat Viola.

"Ya ya ya baiklah Viola temanku yang baik, cantik dan pintar." Jawab Lea.

"Kamu ini di bilangi tapi tidak mau, terserah padamu lah." Jawab kesal Viola.

"Ya jangan marah dong, aku serius iya aku akan lebih berhati - hati." Ucap Lea yang merangkul temannya tersebut.

***

Sesuai janji Bima dia menjemput Lea dan Viola. Sebenarnya Viola tidak mau ikut tapi dia memikirkan Lea kalau dia tidak ikut otomatis Bima dan Lea hanya berdua saja. Sedangkan Lea masih bersih keras mau di jemput Bima.

"Hai, sudah lama menunggu?" Tanya Bima yang baru sampai di kost Lea dan Viola.

"Tidak kok, baru saja." Jawab Lea. Jangan tanya Viola, karena dia sudah sangat malas untuk berbasa basi.

Dalam perjalanan ke kampus, yang hanya bicara dan terus bercerita hanya Bima dan Lea. Viola hanya diam mendengarkan saja.

"Nanti malam kamu ada kerjaan Lea?" Tanya Bima.

"Tidak ada kenapa?" Jawab Lea.

"Baguslah, kalau kamu mau mampirlah ke cafe malam ini aku bekerja dan setelahnya kita jalan - jalan mau tidak?" Tanya Bima.

Viola yang mendengarnya ingin sekali bicara sama Lea atau memberi tanda ke Lea tidak usah menerima ajakkan Bima tapi sayangnya. Posisi duduk Lea di samping Bima dan Viola duduk di belakang.

"Baiklah, nanti aku ke cafe." Jawab Lea.

Bima bahagia mendengarnya dan Viola yang mendengarnya hanya menghela nafas beratnya.

Sungguh dia merasa kesal dengan sikap Lea dengan mudahnya dia menerima ajakkan Bima.

***

"Lea, kamu serius mau pergi ke cafe itu?" Tanya Viola yang sedang di kamar Lea.

"Iya, kamu mau ikut?" Tanya Lea.

"Aku mau ikut untuk mengawasimu tapi kakakku akan sampai ke Jakarta sekitar pukul 8 malam Lea." Jawab Viola.

Kakak perempuan Viola baru mengabarkan kalau dia sedang di perjalanan menuju Jakarta untuk melihat adiknya.

"Ingat Lea, kamu jangan mau di ajak ke tempat aneh - aneh, ingat pesan orang tuamu." Pesan Viola.

"Jangan pulang larut malam, aku akan selalu mengechek kamarmu, kalau jam 12 malam kamu belum pulang. Jangan salahkan aku, kalau aku memberikan kabar ke Ibu dan ayahmu." Ancam Viola, karena kedekatan mereka jadi orang tua mereka Lea maupun Viola dengan anak - anak tersebut sangat akrab.

"Pergi saja belum sudah di ancam." Jawab Lea dengan wajah yang cemberut.

"Aku hanya khawatir Lea, kita berdua dari kampung dan Bima asli orang sini. Pergaulannya kita belum tahu Lea, beda hal dengan laki - laki di kampung pergaulannya tidak seluas di kota." Nasehat Viola.

"Iya Vi, tenang saja aku bisa jaga diri baik - baik kamu tidak perlu khawatir. Ah kamu seperti ibu dan ayahku saja." Ucap Lea.

"Karena kami hanya khawatir dan kami sayang sama kamu." Jawab Viola dan seketika itu Lea terharu dan memeluk sahabat barunya.

"Sudah, aku tidak butuh di peluk yang aku butuh kamu selalu jaga diri. Ingat itu!" Viola berulang kali mengingatkan sahabatnya tersebut.

"Iya Viola tersayang." Jawab Lea.

"Ya sudah jam berapa kamu keluarnya?" Tanya Viola.

"Jam 9 malam." Jawab Lea.

***

Tepat jam 9 Lea sudah duduk manis di cafe tempat Bima bekerja. Bima yang melihat Lea sudah duduk di salah satu meja di cafe tersebut tersenyum.

Pukul 9.30 jadwal Bima selesai untuk bernyanyi. Dia menghampiri Lea!

"Hai." Sapa Bima.

"Hai juga." Jawab Lea dengan senyuman manisnya.

"Mau jalan sekarang? Jadi sebelum jam 12 kita sudah pulang. Bisa - bisa kamu nanti di omel oleh Viola." Bima tahu dari Lea kalau dirinya hanya boleh sampai pukul 12 malam.

"Hehehe dia sahabatku terbaik, dia hanya mengkhawatirkan aku saja." Jawab Lea.

"Iya, sudah seperti orang tua kamu saja Lea." Jawab Bima.

"Tapi Bim, orang tuaku juga menitipkan aku kepada Viola kami dari kampung jadi kami harus saling jaga di kota orang." Jawab Lea.

"Ya sudah ayo kita jalan." Ajak Bima, dia tahu Lea akan selalu menjawab kalau itu membahas soal Viola. Lea kurang suka kalau sahabatnya di bicarakan oleh orang lain.

Bima menyadari hal itu, makanya lebih baik dia mensudahi pembicaraan tersebut.