webnovel

Berpisah

"Dari mana saja? Kok nomornya tidak aktif?" Tanya Lea.

"Handphone aku lowbet." Jawab cuek Bima.

"Kamu kenapa, akhir - akhir aku merasa kau berubah." Tanya Lea.

Huff Bima menghembuskan nafas kasarnya, karena sudah merasa jengah dengan pertanyaan Lea.

"Aku tidak mau ribut ya, jadi stop bertanya ! Aku pusing." Jawab kesal Bima.

"Aku juga tidak mau ribut Bima, tapi kamu akhir - akhir ini selalu sibuk tidak jelas bahkan kamu sering tidak masuk kuliah. Sebenarnya ada apa?" Tanya Lea.

Bima sudah merasa kesal dengan sikap Lea yang tidak mendengar ucapannya untuk berhenti bertanya.

"Bisa diam tidak kamu, aku mau kuliah atau tidak bukan urusan kamu. Jadi stop bertanya." Sentak Bima.

"Kamu membentakku Bima?" Lea balik membentak Bima.

"Iya, memangnya kenapa? Kamu tidak suka? Kalau kamu tidak suka silahkan kau pergi aku tidak melarangnya." Jawab Bima.

Seketika itu dunia Azelia seperti runtuh mendengar kata - kata dari orang yang sangat di cintainya bahkan dia rela memberikan kehormatannya hanya untuk laki - laki yang sekarang membentak dan mengusir dirinya dari kehidupan laki - laki tersebut. Tanpa di sadari Air mata Azelea runtuh dan Bima melihatnya menghelakan nafasnya. Bukan maksud dirinya begitu tapi dia benar - benar sedang jenuh dengan Lea.

"Kamu mengusirku? Setelah kau mendapatkan yang kau mau?" Tanya lirih Lea.

"Bukan itu maksudku, aku hanya lelah jadi berhentilah untuk bertanya dan memancing keributan." Jawab Bima.

Azelea hanya menangis dan pergi tanpa menoleh saat Bima memanggil dirinya. Hatinya benar - benar hancur, saat Bima berkata seperti itu.

Bima menghubungi Lea, tapi nomor ponselnya Lea tidak aktif dan Lea tidak bisa di hubungi sama sekali. Bima merasa bersalah dengan kata - kata yang ia ucapkan kepada Lea. Dia sadar tapi dia merasa sedang bosan dan sangat jenuh dengan hubungannya bersama Azelea.

Entahlah sejak mereka sering melakukan hubungan terlarang Bima merasa bosan dengan Lea. Dia akui sejak pertama kali dia melakukannya dirinya merasa candu untuk melakukannya lagi dan lagi tapi sejak 6 bulan kemudian dia bosan dengan Azelea.

***

Dikamar Lea menangis dan menyesal dengan apa yang di lakukannya beberapa bulan terakhir saat dia memberikan kehormatannya kepada Bima.

"Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Lea kepada dirinya sendiri.

Lea tidak ada lagi tempat untuk berkeluh kesah. Tidak mungkin dia akan curhat kepada orang tuanya, hubungannya dengan Viola sudah tidak seperti dulu lagi sejak 2 tahun yang lalu.

"Vi." Ucap Lea yang menyebut nama sahabatnya, pantaskan dirinya masih bilang sahabat sedangkan dirinya sudah menyakiti hati sahabatnya tersebut.

***

Di kampus Viola yang melihat wajah sahabatnya sedang tidak baik, tapi dirinya merasa sungkan untuk bertanya jadi yang dilakukan Viola hanya mengamati saja.

"Kamu kemarin kemana saja?" Tanya Bima yang baru saja datang dan langsung duduk di samping Lea.

Lea hanya diam entah apa yang harus dia jawab, dia sudah sangat kecewa dengan apa yang di ucapkan Bima. Secara tidak langsung Bima ingin putus darinya.

"Terserah kamu, mau menjawab atau tidak." Ucap Bima dengan cueknya dia langsung berdiri dan mencari tempat duduk.

Viola yang melihatnya menaikan alisnya, ada yang tidak beres dengan hubungan sahabatnya tersebut dengan Bima.

Mendengar ucapan Bima, Lea bertambah yakin kalau yang di ucapkan Bima kemarin itu isi hatinya. Bima ingin dirinya pergi dari hidup laki - laki tersebut.

Dua hari sudah mereka tidak bertegur sapa, hubungan Lea dan Bima benar - benar menjadi jauh.

Bima yang tidak peduli dengan hubungannya bersikap cuek. Lea selama dua hari ini hanya diam saja. Lea tidak memiliki semangat untuk melakukan apapun bahkan makan dan minum saja dirinya tidak bernafsu.

Beda hal dengan Bima, sekarang Bima sedang bersenang - senang dengan wanita lain. Dia berganti - ganti pasangan bermain di atas ranjangnya.

Lea mendengar kabar tersebut dari seseorang entah siapa orang tersebut mengirimkan foto Bima bersama wanita lain di hotel.

Lea berjalan menuju kamar hotel yang di pesan Bima bersama wanita lain. Dengan ragu - ragu untuk mengetuk pintu tersebut, Lea sudah berada di depan kamar Bima.

Lama berdiri di depan kamar tersebut orang yang melihatnya bertanya ada yang bisa di bantu, Lea hanya diam membisu berdiri dan menunggu Bima keluar sendiri. Karena dia tidak sanggup dan berani untuk menerima kenyataan.

Sudah 3 jam Lea berdiri tanpa mengenal kata lelah dan kaki yang sakit. Akhirnya Bima membuka pintu kamar tersebut bersama wanita. Bima terkejut melihat Lea yang berdiri diam dengan penampilan yang sangat kacaw.

Air mata Lea lagi - lagi mengalir, Lea hanya bisa melihat dan menangis dengan apa yang dia lihat. Dia tidak bisa berkata apa - apa lagi, apa yang harus dia lakukan. Jalan satu - satunya dia harus pergi dari kehidupan Bima.

"Siapa beb?" Tanya wanita tersebut.

"Lea, apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Bima yang ingin mendekat tapi Lea sudah mundur dirinya tidak ingin di dekat oleh laki - laki brengsek seperti Bima.

Bima yang melihat Lea mundur dia hanya terpaku bahkan wanita yang di sampingnya bertanya dia tidak memperdulikannya.

"Aku akan pergi dari kehidupanmu seperti yang kau inginkan." Ucap Lea sambil menangis setelah mengatakan hal tersebut dirinya pergi.

Bima masih terpaku dengan apa yang di ucapkan Lea, tapi seolah hatinya berkata untuk mengejar Lea tapi otaknya berkata sudahlah ini hal yang dia inginkan beberapa hari ini, berpisah dengan Lea.

"Beb, jadi kita pergi?" Tanya wanita yang bersama Bima.

"Oh jadi." Jawab Bima yang sudah tidak bersemangat. Entahlah apa yang diinginkan Bima, berhubungan dia sudah mendapatkan dari Lea ternyata Bima tidak puas dengan Lea seorang. Fantasi Bima terlalu tinggi ingin melakukan hal - hal yang eksrim. Wanita yang saat ini dengannya mampu untuk menyeimbangi Bima. Sedangkan Lea? Lea tidak mau melakukan kalau menurutnya sangat eksrim. Lea takut hanya melihat alat - alatnya saja Lea takut.

Maka dari itu, walau otak Bima sangat senang berpisah dengan Lea tapi hatinya Bima merasa gusar. Entahlah!

Mereka sekarang ke club malam dan minum beralkohol, Bima ingin melupakan kejadian tadi. Kejadian dimana dirinya melihat Lea yang berdiri dengan menatapnya dengan mata yang sendu. Sungguh membuat hatinya tidak nyaman.

"Beb, kamu kenapa sih? Dari tadi hanya diam, siapa wanita tadi?" Tanya wanita yang bersamanya tadi yang bernama Helen.

"Kamu tidak perlu tahu urusan pribadiku Helen." Sentak Bima.

Helen yang mendengarnya merasa kesal, dirinya hanya ingin tahu karena sejak melihat wanita tadi Bima berubah lebih diam dan banyak melamun.