webnovel

AYUMNA

Ayumna Putri Az-Zahra Gadis berhijab berumur 20 thn yang menyukai sahabat-nya yang rela menjadi play boy demi seorang gadis yang tidak peka akan perasaan nya... "Besar kepala." "Kalo kepala gue besar tar kalo jalan berat dong." "Serius." "Mau banget ya gue seriusin?" goda laki-laki di sebelah-nya. "Gue tonjok nih." Apa yang akan kalian lakukan jika kalian mencintai sahabat kalian sendiri? Mengungkapkan atau memendam? dan apa yang akan Ayumna pilih, mengungkapkan atau memendam setelah dia tau bahwa sahabat yang dia cintai itu rela menjadi play boy demi seorang perempuan yang tidak peka akan perasaannya... Akan kah terus memendam atau mengungkapkan?

Aufa_0903 · Teenager
Zu wenig Bewertungen
12 Chs

5. Una, Ica

Weekend (akhir pekan) hari dimana kita diberi waktu untuk rilex sejenak dari rutinitas sehari-hari. Di sebuah kamar bernuasa biru laut itu ada sepasang kakak beradik.

"Bosen..." keluh dio yang kini tengah berbaring menatap langit-langit kamar di temani sang kakak yang juga tengah menatap langit-langit kamar.

"Hmmm, lo gak main putsal?" Tanya yumna melirik dio di sebelah-nya, dan mendapati gelengan dari sang adik, mendapat gelengan dari sang adik yumna kembali fokus menatap langit, hingga suasana kembali hening.

"Kak, kita ke mall yu?"

"Ayo" ucap yumna antusias, kemudian bangkit dari baringan-nya itu siap-siap.

"Lo bayarin gue kan."

"Gak" sarkas yumna.

"Lah-lah mau dong kak, gue pengen beli sepatu putsal, kak ay kan cantik" bujuk dio bangkit dari baringan-nya dan memasang muka sok imut nya berharap yumna kasihan melihatnya.

"Nah-nah, gue udah curiga dari kemaren Lo muji gue pasti ada mau-nya."

"Hehehe, ya kak ya, sepatu futsal gue rusak, duit gue kurang, ya bayarin ya ya  pliss" Dio berjongkok di hadapan Yumna sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada dengan wajah memohon.

Sementara yumna mengetuk-ngetukkan jari telunjuk-nya dengan dagu seraya berpikir

"hmmmmm, gini deh lo beli sepatu pake duit gue, gue beli novel pake duit lo, gimana" tawar yumna.

"Setuju-setuju" Dio berdiri antusias dari jongkok nya menyetujui tawaran sang kakak.

"Yaiyalah lo setuju, orang harga sepatu lo lebih mahal dari novel gue" sewot yumna.

"Hehehe" dio menujunkan cengirannya "gue siap-siap dulu, oke" ucapannya sambil berlari menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

"Untung adek" gumam yumna.

                        

                         🔸🔸🔸                           

"Mau sampe kapan muka lo cemberut kaya gitu?" tanya raka pada seorang gadis yang duduk di samping kemudi.

"Sampe lo mau nganter gue ke mall" ketus sang gadis tanpa memalingkan wajahnya ke jendela mobil.

"Iya nanti gue anter, tapi gak sekarang, lo harus istirahat, lo kan baru balik, lagian lo itu gak boleh cape-cape, inget loh lo itu lagi pe-mu-li-han" ucap raka panjang lebar sambil mengeja kata pemulihan.

"Pokoknya sekarang, gak mau besok, apa lagi Minggu depan" ucap si gadis yang masih kekeh pada keinginannya.

"Okey okey fine, kita ke mall, tapi ingat gak boleh lama-lama, karna lo harus istirahat"  raka menyerah, gadis keras kepala di sebelahnya ini akan melakukan apapun agar keinginannya terwujud.

"Yey, thanks ka, akhirnya gue bisa-"

"Kenapa lo balik ke Indonesia?" gadis yang tengah gembira itu terdiam saat ucapannya terpotong  oleh pertanyaan raka "bukannya setelah pengobatan lo juga mau lanjut kuliah di Singapur kan" lanjut-nya.

"Ya-ya emang kenapa kalo gue mau kuliah di sini?" tanya gadis balik "lagian di sana itu gue gak ada temen, selama gue di sana juga cuma buat berobat, bukan mau liburan, mending disini kumpul sama tante susan sama om riko"

"Gue gak di sebut nih?"

"Gak ah, males" ucap gadis itu sambil membuang muka.

"Okeeee, gue juga males" ucap raka tak ingin kalah.

"Hahahaha"Kini kedua nya tertawa bersama.

"Mending raka gak perlu tau, kalo gue balik karena una" batin si gadis sambil mengalihkan wajahnya ke jendela.

"Syukur lah, gue kira karna una di balik, cewe gak tau diri itu" batin raka.

Kini yumna dan dio sedang berada di salah satu mall yang ada di kotanya, tujuan pertama yang mereka kunjungi itu gramedia membeli novel yang yumna inginkan.

"Lo mau beli novel berapa sih kak?" Dio bingung dengan kakak-nya ini setiap akhir pekan pasti membeli novel.

"Gak banyak kok, cuma sepuluh" yumna tak sedikit pun mengalihkan matanya dari dereta buku-buku yang ada di rak itu.

"APA?" yumna menutup telinganya mendengar pekikan sang adik "Cuma lo bilang, sepuluh lo bilang cuma kak? Astaghfirullah" lanjut-nya dramatis.

Bug.

"Aduh, sakit jangan di injek dong" dio tak terima saat kakinya di injak oleh yumna.

"Bisa di kecilin gak volume suara lo, gak nyadar kita jadi bahan tontonan" bisik yumna, dan benar saja kini keduanya menjadi bahan tontonan karna suara dio "lagian gue cuma bercanda kali, lebay tau gak lo tuh lebay" yumna pergi meninggalkan dio yang sedang melongo di katai lebay oleh-nya.

" lebay gue lebay" ucap Dio sambil menunjuk dirinya "udah di injek, dikatain lebay lagi, ck sabar Yo sabar, cowo sabar itu kadar ketampanannya itu nambah" ucapnya dengan percaya diri.

Berbeda dengan kakak beradik tadi, kini raka dengan gadis tadi sudah berada di dalam mall, entah apa yang di ingin kan sang gadis, keduanya kini sedang berputar mengelilingi mall.

"Jadi kita ke mall itu cuma muter-muter gini aja gitu" jengah raka karena bosan, gimana gak bosen hampir dua jam ngelilingin mall tanpa membeli apapun.

"Hehehe, gue mau makan deh, makan yu"

"Yaudah ayo" jawab raka berjalan lebih dulu.

"RAKA" raka dan gadis di belakangnya menghentikan jalannya karna ada seseorang yang memanggil nya.

"Hay, kamu ada di sini? Sama siapa? Kaya-nya kita jodoh deh bisa ketemu di sini"  ucap seseorang yang memanggil raka tadi dan kini orang itu berdiri di samping raka, belum menyadari gadis yang tadi bersama raka.

"Gue gak mau jodoh sama lo" gadis itu cemberut mendengar jawaban raka.

Lagi-lagi raka ditahan oleh gadis di depannya-nya ini saat hendak pergi.

"Ck, apa lagi sih mel."

Ya gadis itu Amel mantan pacar raka. Masih inget kan sama amel.

"Tar dulu dong buru-buru amat sih, ini siapa?" Tanya amel pada gadis di sebelah raka, yang akhirnya menyadari kehadiran nya.

Sadar bahwa amel itu bertanya padanya, gadis itu memperkenalkan dirinya.

"Oh, gue Risa" ucap risa sambil berjabat tangan dengan amel "gue-"

"Pacar gue" jawab raka memotong ucapan risa, penyataan Raka membuat senyuman di wajah amel hilang di ganti dengan wajah datarnya.

"Gue duluan ya" pamit raka seraya berlalu meninggalkan amel dengan merangkul pundak Risa.

Pernyataan raka tadi membuat hati amel sakit sesakit sakitnya "raka itu punya gue, dan harus jadi milik

gue, orang-orang yang ngalangin jalan gue buat dapetin raka bakal berurusan sama gue, termasuk yumna dan cewe yang namanya risa-risa itu, kita liat aja berapa lama raka sama risa pacaran, gue yakin risa itu cuma mainan-nya raka, kaya mantan-mantannya raka yang dulu" Amel menunjukan senyum miring-nya.

Kini raka dan risa tengah berada di tempat makan menunggu makanan yang baru mereka pesan "lo kok ngaku-ngaku kita pacaran sih? Di depan temen Lo tadi" Risa menaruh headphone nya di atas meja.

"Cari aman" jawab raka.

Kening risa mengernyit, bingung maksud ucapan raka "cari aman? Maksudnya?"

Raka menaruh hp-nya di atas meja kemudian menghela nafas sesaat sebelum menjelaskan "Amel itu mantan gue."

"Oooh, jadi tadi itu Lo ngaku ngaku kita pacaran itu buat manas-manasin mantan lo gitu?"

"Bu-" ucapan Raka terpotong saat seorang waiters datang membawakan pesanan mereka, kemudian waiters itu pamit setelah menghidangkan makanannya.

"Oke lanjut ya, jadi gini dulu gue sama Amel itu pacaran, terus putus karena dia itu selingkuh, lebih parahnya lagi dia selingkuh itu sama rival gueee, parah gak" ucap raka dramatis.

"Parah sih parah" risa mengangguk-anggukan kepalanya.

Selanjutnya obrolan mereka berhenti  di lanjutkan menyantap makanan mereka, saat sedang makan raka melihat wajah risa yang begitu pucat.

"Sa, Lo kenapa? pusing?" Kini raka berpindah duduk di sebelah risa "muka Lo pucet sa" lanjut-nya.

"gak tau, kok tiba-tiba lemes ya?" risa menaruh sendok makannya kemudian menelusupkan kepalanya di lipatan tangannya

"Gue bilang juga apa, lo gak boleh cape-cape, batu sih di bilangin, yaudah pulang yu" ajak raka dan mendapati anggukan dari risa.

"Ge bayar dulu ya" ucap raka.

🔸🔸🔸

"Yo, gue tunggu di depan ya, males ke parkiran-nya, jauh" kini yumna dan Dio akan pulang setelah seharian keliling mall hanya untuk membeli novel dan sepatu.

"Oke, tunggu ya" Dio bergegas menuju parkiran sedangkan yumna menuju pintu keluar mall.

Di perjalanan menuju parkiran dio melihat seseorang yang dia kenali "Bang raka" panggil Dio pada seseorang yang berjalan di depannya terlihat begitu terburu-buru.

Merasa namanya di panggil raka menoleh ke asal suara "hey yo, ngapain di sini? Sama siapa?"

"Kak ay, abang sama siapa kesini?"tanya Dio.

"Sama orang"

"Gue kira sama alien"

"Hahahaha" kedua tertawa dengan obrolan yang mereka ciptakan.

"Bisa aja lo."

Sedangkan di tempat lain seorang gadis tengah kesal menunggu seseorang "ck, mana sih lama deh."

"UNA."

Deg.

"Ica" lirihnya gadis yang di panggil una itu.

"Iya, ini gue Ica" kata si gadis bernama ica.

Greb.

"Gue kangen sama lo una, kangeeeeen banget" ucap ica lirih sambil memeluk erat gadis bernama una itu, merasa tak ada respon dari orang yang di pelukannya dan tak mendapat pelukan balik, air mata Ica lolos begitu saja dari matanya "ternyata Lo masih marah sama gue na" batin ica, tak jauh beda dengan ica air mata Una sudah lolos tanpa di minta.

"Gue juga kangen sama lo ca, tapi gue kecewa sama lo, elo kemana aja?" batin yumna.

Bruk.

"RISAAAA"