webnovel

aybel

Seorang anak! apa yang mereka inginkan dari orang tuanya? kasih sayang kah? harta kah? atau yang lainnya? Menurut aybel, dia hanya meminta kasih sayang yang tulus dari orang tuanya, bukan harta, kedudukan, atau semacamnya. percuma ada semua yang dia inginkan dan dapatkan bisa dibeli. apakah kasih sayang juga bisa dibeli? jika bisa dia akan membelinya dengan harta yang dia punya. Bandel, pecicilan, blak-blakan, pintar, cantik, baik, dan misterius ada pada dirinya. namun sifatnya akan berubah menjadi cerewet, caper, dan juga manja kepada dinel. Dinel? siapa dia? kenapa aybel bisa berubah karenanya? dinel adalah seseorang yang mampu membuat aybel menjadi seperti itu hanya dalam waktu pertama kali bertemu. anggap saja cinta pada pandangan pertama. pintar, ganteng, dingin, dan cuek itulah dirinya. namun dia akan berubah menjadi ramah, perhatian khusus untuk sira. Sira? siapa lagi dia? ada hubungan apa dia sama mereka berdua? "terimakasih untuk semuanya, dari perjuanganku yang pertama-tama tidak kau hargai hingga perjuanganku sampai detik ini. kita dapat dipertemukan dengan baik namun takdir selalu berusaha memisahkan kita." kata aybel "pertemuan dan takdir kita sudah ditentukan oleh-nya. maaf jika telah membuatmu tidak baik-baik saja selama kau menyukaiku, jika ku tahu akhirnya akan seperti ini, mungkin dari awal aku tidak akan menyia-nyiakanmu." kaya dinel

nonaains · Teenager
Zu wenig Bewertungen
11 Chs

8

"Kenapa kalian belum juga bunuh anak itu, hah!! liat dia sekarang. dia sudah besar dan juga telah menjadi anggota dari AD. kalau seperti ini gimana kita bisa bunuh dia. apa lagi kemarin dia telah mengacaukan rencana kita." marah seseorang yang sedang duduk di kursinya, dan di depannya ada sekitar 7 orang yang berdiri dengan takut-takut.

"Maaf bos, tap-tapi saya kem-kemarin me-melihat anak itu membawa anak kecil yang di sandera sama botak bos." kata salah satu orang itu sambil menundukkan kepalanya, yang berdiri di tengah-tengah mereka.

"Lalu, apa hubungannya?" kata orang itu yang duduk di kursi, bos mereka.

"Ibu, ibunya mati bos. karena botak yang mau ngebunuh anak itu, malah di selamatkan oleh ibu itu. dan, dan anaknya a-akan di rawat sama anak itu bos." kaya orang itu.

"Kemudian?" kata bos itu

"Ya ya kemudian kit-kita bisa saja membuat anak itu lemah dengan menggunakan anak kecil itu bos." kata orang itu.

"Oooh bagus, kamu cerdas juga ya ternyata." kata bos itu sambil tersenyum jahat.

"Tap-tapi bos, ada yang lebih terbaru." kata orang yang berbeda, dia berada di baris ke 2 dari sebelah kanan.

"Kenapa lagi?" kata bos itu.

"Anak itu, bagaimana kita buat dia terluka lagi? bukannya sekarang dia sudah menjadi lebih pintar? dan juga kan dia sudah menjadi anggota AD, tentunya kemampuan dia sudah jauh lebih dari yang dulu." kata orang baris ke 2 itu.

"Kita buat saja, semulus mungkin. hingga dia tidak menyadarinya." kata bos mereka dan mereka hanya mengangguk.

"Ada lagi yang ingin kalian bicarakan lagi tidak? kalau tidak silahkan pergi. karena saya ingin membuat rencana untuk anak itu lagi." sambung bos itu dan mereka yang ada di sana, pamit keluar dari ruangan bos mereka itu.

^^^^

"Woi gi, gi, gi, gigi buaya." panggil roy dari tadi, namun tidak ada respon dari orang yang mempunyai nama itu. dan membuat teman sekelas mereka memandang ke arah roy sebentar.

"Gigi buaya." kata roy lagi sambil mengguncang-guncangkan tubuh yogi.

"Apaan siih, berisik tauk." kata yogi yang tersadar dari lamunannya.

"Alhamdulillah, akhirnya sadar juga." kata roy.

"Lo kenapa dah, pagi-pagi dah melamun. mikirin apa sih? beban hidup ya? atau cicilan rumah? atau pacar? eh lupa, kan lo ga punya pacar ya." kata azka yang tiba-tiba datang ke kelas mereka.

"Hahaha, lo kalau ngomong suka bener ka." tawa roy.

"Berisik." kata yogi lalu pergi keluar dari kelasnya.

"Dia kenapa? pms?" kata dinel yang menghampiri roy juga azka, setelah yogi pergi.

"Ya, ya, ya. bisa jadi, bisa jadi." kata roy.

"Dah aah, gue mau balik ke kelas. kan ketua dah balik dari ngapelin anak gadis pagi-pagi." kata azka lalu pergi keluar kelas mereka menuju kelasnya.

Sedangkan yogi, ia berjalan menuju rooftop. namun di pertengahan jalan, dia melihat ada izky yang sedang asik mengobrol dengan teman-temannya di depan kelas mereka. dan izky melihat yogi yang berjalan itu.

"Eh, mau kemana gi." tanya izky

"Bang, ikut gue bentar." kata roy yang sudah dekat dengan izky, dan berjalan diikuti izky di sampingnya. hingga mereka berhenti agak jauh dari teman-teman izky.

"Ada apa gi, tumben-tumben lo manggil gue." kata izky saat mereka sudah berhenti.

"Gue mau tanya soal kemarin malem bang. dia siapanya abang?" kata yogi penasaran.

"Yang mana? siapa?" kata izky bingung.

"Yang di minimarket, yang cewek itu. kok mukanya mirip sama dela?" kata yogi.

"Oooh itu, dia adik gue. kembaran dela. namanya aybel friskaaara k. ada apa?" kata izky.

"Ngga, nanya aja." kata yogi.

"Oke, giliran gue yang nanya lo. lo kenal bela dimana?" kata izky.

"Oh itu, kemaren pagi dia yang benerin motor gue yang mogok di pinggir jalan, tapi belom sempat gue kenalan, dia dah di jemput sama cowok." kata yogi.

"Seriusan dia yang benerin motor lo? terus siapa cowok yang jemput dia? terus ekspresinya gimana saat ngeliat lo?" kata izky yang masih penasaran.

"Sempet terkejut sih, mungkin karena liat gue yang ganteng ini. iya, dia yang benerin motor gue, sendiri. mana gue tau, tapi dia pakai seragam yang sama kek punya aybel. dan dia pakai motor ninja." kata yogi.

"Oke, lanjut sana bang, gue mau ngadem dulu. btw makasih ya bang." sambung yogi lalu pergi meninggalkan izky.

"Eh, emang kurang ajar. masa gue di tinggal sendiri." kata izky lalu balik lagi ke kelasnya, dan bel masuk berbunyi.

Sedangkan yogi, dia melanjutkan lagi perjalanannya menuju rooftop. sesampainya dia di sana, dia mendudukkan badannya di kursi yang berada di rooftop itu.

"Aybel friskaaara k yaa, cantik namanya kaya orangnya. tapi kok gue ngerasa, dia kek beda gitu. kek ada yang di tutup-tutupi." kata yogi sambil menghirup udara pagi.

"Coba liat awal dia ketemu sama gue, ceria. dan saat ketemu sama azka juga roy, marah yang ngga di tahan. tapi pas di minimarket kemarin, kok dia aah ga bisa gue deskripsikan." monolog yogi.

"Tauk ah, bagus gue tidur aja sambil nunggu jam istirahat. karena berpikir terus ga baik buat raga gue." kata yogi lalu tidur.

"Woi, bangun. mau istirahat ga lo. tidur kek kebo." teriak roy yang berada di samping telinga yogi.

"Astaghfirullah, budek anjim telinga gue." kata yogi yang bangun dari tidurnya itu.

"Terserah, lo mau ke kantin ga nih. kalau ngga kita tinggal." kata azka yang berada di samping roy.

"Emang udah istirahat?" kata yogi yang sudah tersadar sepenuhnya.

"Udah dari tadi anjing. lo di bangunin kek orang simulasi mati. serek ni serek suara gue buat bangunin lo doang." kata roy yang kesal

"Ya maaf. eh dinel mana?" kata yogi yang melihat sekeliling tapi tidak melihat dinel di sini.

"Udah dari tadi ke kantin sama sira. lo tuh argh, kesal gue sama lo." kata roy yang masih kesal sama yogi.

"Hahaha. gantian ya yang pms nya. yaudah lah, yuk buruan ke kantin. gue udah laper. sama kita pantau ketua." kata azka yang memperhatikan roy yang siap meledak kapan saja itu.

Dan mereka bertiga berjalan menuju kantin, di mana kantin itu sudah penuh. terisi oleh manusia manusia yang kelaparan. roy, yogi, dan azka berjalan menuju meja yang sudah di duduki oleh dinel sendiri.

"Lah, ini dinel sendiri, mana sira-nya? katanya lo sama sira?" kata yogi yang melihat dinel makan sendiri.

"Udah pergi." kata dinel seadanya.

"Ckckck, kasian ya di tinggal sendirian. ka, pesen makanan sana." kata roy

"Enak aja gue sendirian. berdua lah." kata azka yang menolak.

"Sama tuh kebo aja, gue males." kata roy yang melirik ke arah yogi.

"Ogah. yang mau makan siapa, yang laper siapa, yang pesen siapa." kata yogi

"Sesekali anjing. lo mah, udah bagus gue bangunin sampai serek ni suara. ga ada makasih makasihnya jadi manusia." kata roy

"Ck, sama cowok yang lagi pms harus ngalah. yuk ka buruan. nanti dia marah lebih bahaya dari cewek." kata yogi bersama azka lalu pergi menuju stan yang menjual makanan untuk memesan makanan. setelah sudah memesan dan mendapatkannya, mereka kembali ke meja mereka.

"Nih tuan rumah, eh tuan raja maksudnya." kata azka sambil memberikan semangkuk bakso dan juga teh es ke roy. dan setelah itu mereka memakan makanannya dengan lahap.