webnovel

aybel

Seorang anak! apa yang mereka inginkan dari orang tuanya? kasih sayang kah? harta kah? atau yang lainnya? Menurut aybel, dia hanya meminta kasih sayang yang tulus dari orang tuanya, bukan harta, kedudukan, atau semacamnya. percuma ada semua yang dia inginkan dan dapatkan bisa dibeli. apakah kasih sayang juga bisa dibeli? jika bisa dia akan membelinya dengan harta yang dia punya. Bandel, pecicilan, blak-blakan, pintar, cantik, baik, dan misterius ada pada dirinya. namun sifatnya akan berubah menjadi cerewet, caper, dan juga manja kepada dinel. Dinel? siapa dia? kenapa aybel bisa berubah karenanya? dinel adalah seseorang yang mampu membuat aybel menjadi seperti itu hanya dalam waktu pertama kali bertemu. anggap saja cinta pada pandangan pertama. pintar, ganteng, dingin, dan cuek itulah dirinya. namun dia akan berubah menjadi ramah, perhatian khusus untuk sira. Sira? siapa lagi dia? ada hubungan apa dia sama mereka berdua? "terimakasih untuk semuanya, dari perjuanganku yang pertama-tama tidak kau hargai hingga perjuanganku sampai detik ini. kita dapat dipertemukan dengan baik namun takdir selalu berusaha memisahkan kita." kata aybel "pertemuan dan takdir kita sudah ditentukan oleh-nya. maaf jika telah membuatmu tidak baik-baik saja selama kau menyukaiku, jika ku tahu akhirnya akan seperti ini, mungkin dari awal aku tidak akan menyia-nyiakanmu." kaya dinel

nonaains · Teenager
Zu wenig Bewertungen
11 Chs

3

Ditempat lain

"Anjir ga nyesel gue dateng siang + motor mogok tadi." kata salah satu cowok yang duduk di antara keempat cowok, yang ada di rooftop saat ini.

"Lah, kenapa? biasanya juga lo males dateng siang. karena ga bisa denger apa yang kita gibahin." kata cowok satunya yang duduk disamping cowok yang sedang asik main handphonenya.

"Tadi ada bidadari yang turun dari langit, terus bantuin motor gue yang mogok itu." kata cowok itu.

"Paling juga jelek orangnya. jadi jangan menghayal terlalu tinggi bro." kata cowok yang duduk di samping cowok itu.

"Eh aku bukan anak kecil lagi ya, dan lu kenapa kek roy, senyam-senyum sendiri. kek orgil(orang gila) tau ga!?" kata cowok itu yang melihat cowok yang duduk di samping cowok yang sedang asik main handphonenya itu.

"Enak aja, orang gue lagi bayangin muka cewek cantik." kata cowok itu, roy.

"Siapa? gimana modelnya? anak mana?" kata cowok itu penasaran.

"Ye, yang sabar atuh kang yogi." kata roy "Dia baik, terus tadi bantu nenek nyebrang jalan lagi. can-." kata roy terputus.

"Baik, cantik apaan. mulut aja lentis kayak macan betina, mana jalan kek siput lagi." kata cowok yang duduk disamping yogi, dia azka.

"Dinel coba liat azka tuh, masa tadi dijalan dia mau ninju cewek cantik itu sih. mana pakai ngomel-ngomel lagi, udah tau salah dia. siapa suruh tidur kek kebo." kata roy yang mengadu ke cowok yang sedang asik main handphonenya itu, dia dinel.

Dan dinel langsung melihat kearah azka, yang dimana orangnya sedang salting(salah tingkah) saat dilihat oleh dinel.

"Bagus, siapa yang ngajarin? hmm?" kata dinel yang masih melihat kearah azka.

"Apa, ga sengaja juga kok. noh liat di bawah ada sira, buruan kih di kejar. ntar ilang loh dianya." kata azka yang mengalihkan pandangannya ke bawah, dan melihat ada sira yang sedang jalan sendiri menuju kantin.

"Mana-mana?" kata dinel dan langsung melihat kearah pandangan azka, dan melihat sira, dengan buru-buru dinel turun kebawah dan berjalan menghampiri sira.

"Hurf, selamat. untung sira bantuin gue, kalau ngga ga tau gue jadi apa. lagian itu mulut atau ember sih, ga bisa di ajak kompromi bentar deh." kata azka yang bisa bernafas lega saat dinel turun dari sana dan berbicara ke roy.

Dilain tempat

Sekarang mereka, aybel, dokter Aldi, dan nara telah berada di rumah sakit dokter Aldi. dan nara yang mondar-mandir di depan UGD, sedangkan untuk aybel, dokter Aldi dan beberapa suster berada di dalam ugd. sebelum mereka berada di rumah sakit, mereka sempat bercekcok sebentar dengan satpam yang berjaga di sekolah aybel dan nara. namun mereka bisa mengatasinya dengan sesegera mungkin.

Setelah capek mungkin mondar-mandirnya, nara baru ingat untuk menelfon bang izky. namun dia masih bimbang, antara telfon atau tidak. dan akhirnya nara mengambil handphonenya, lalu menelfon bang izky.

"Halo, assalamualaikum bang."kata nara setelah izky mengangkat teleponnya.

"waalaikumsalam, ada apa nara? tumben telfon abang." kata izky.

"Bela bang, bela." kata nara dengan panik dan tentu membuat izky ikutan panik.

"Ada apa dengan bela? bela baik-baik aja kan? bela dimana sekarang? bel-." kata izky terputus karena nara yang langsung memotong pembicaraan bang izky.

"Bela ada di rumah sakit biasa, abang kesini buruan. bela di ugd sama dokter, udah dari tadi. nara takut bang." kata nara.

"Yaudah abang kesana sekarang, kamu jangan kemana-mana ya." kata izky dan mematikan sambungan telfonnya lalu pergi menuju rumah sakit.

Hanya butuh waktu beberapa menit saja untuk izky sampai di rumah sakit itu. setelah memarkirkan kendaraanya izky bergegas menuju ugd. saat sampai di sana, ia melihat dokter dan juga nara yang sedang mengobrol.

"Bela gimana dok? apa yang sakit?" kata izky yang sudah berada didekat mereka.

"Gak terlalu parah, namun beresiko. kamu ikut saya bentar bisa? nara kamu jaga bela sebentar ya?" kata dokter aldi ke izky dan juga nara.

Nara hanya menganggukkan kepalanya dan pergi melihat keadaan aybel. sedangkan izky mengikuti dokter aldi menuju ruangannya. sesampainya mereka di ruangan dokter aldi, dokter aldi langsung melepaskan jas warna putihnya dan meletakkannya di sandaran kursi kerjanya.. lalu dokter aldi duduk dikursinya dan izky duduk di hadapan dokter aldi.

"Jadi gimana keadaan bela dok? baik-baik aja kan? sakitnya ga kambuh kan?" kata izky.

"Dia ya gitu, obatnya ga dimunum dengan rutin gimana mau sembuh? kenapa obatnya baru dia minum? kamu kemana? kan saya udah kasih kamu jaga dia sampai dia operasi." kata dokter aldi.

"Aku udah berusaha, tadi aku ga tau dia udah minum obat atau belum, soalnya tadi yang bangunkan dia mbok tina." kata izky

"Kenapa mbok tina yang bangunin? apa mereka sudah balik kesini?" kata dokter aldi.

"Ya, mereka udah pulang kesini. tapi hanya sementara. aku mau bangunin bela aja susah gara-gara ada mereka di rumah." kata izky.

"Kamu ga ada usaha yang lebih gitu? kamu tau kan kondisinya kapan aja bisa down? dan lebih baik bela di rawat aja sampai mereka pergi dari sana." kata dokter aldi.

"Kenapa dirawat? emangnya ga bisa langsung pulang aja? gimana nanti kalau mereka nanya bela ada dimana? aku harus jawab apa? aku ga mau pisah sama bela." kata izky.

"Memang dia harus di rawat untuk saat ini, kamu pintar-pintar aja cari alasan yang masuk akal. kamu pasti taukan resiko apa kalau bela telat minum obat? apa lagi sampai minum yang berbau caffein? dan saya akan merawat bela selama beberapa hari ke depan, sampai dia benar-benar sembuh. dan juga sebaiknya kita carikan bela pendonor, saya ga mau sampai dia seperti dulu lagi. sa-" kata dokter aldi terputus.

"Buat apa kalian cariin aku pendonor? aku ga butuh pendonor, aku mau seperti ini sampai... ya kalian tau sendiri lah, ga ada gunanya cari pendonor di saat mereka masih membenci aku. sebelum mereka menerima aku seperti dulu lagi, tolong jangan cariin aku pendonor, karena itu akan sia-sia." kata aybel yang tiba-tiba masuk keruangan dokter aldi, dan seketika dokter dan izky melihat siapa yang masuk.

"Bela." kata dokter dan izky serempak.

"Kenapa kamu ada disini? kenapa alat-alatnya kamu lepas semua? kamu udah baikan?" kata dokter aldi dan berjalan kearah aybel yang kini tangannya mengeluarkan darah.

"Tangan kiri kamu ngeluarin darah bel, kanapa kamu kesini sih?" kata izky yang juga ikut dokter aldi menghampiri aybel.

"Hanya luka kecil, dan aku baik-baik aja. kalian jangan khawatir yang berlebihan. aku kesini juga mau izin, aku mau pergi. ada urusan mendadak." kata aybel.

"Pergi kemana?" kata izky dan dokter aldi berbarengan lagi.

"Urusan mendadak okey!? dan sekarang aku udah baik-baik aja. aku pergi dulu, assalammualaikum." kata aybel