"Yanyan? Itu benar-benar kau? Apa kau benar-benar cucu perempuanku? Kau telah tumbuh dewasa!" seru Kakek Xu. Dia senang bisa melihat cucunya sudah dewasa.
"Kakek, ini benar-benar aku. Aku di sini," ucap Xu Xiyan sambil memegang tangan kakeknya.
Air mata kebahagiaan mulai mengalir di pipinya ketika kakeknya semakin baik dari hari ke hari.
Pria tua itu memperhatikan seorang anak kecil berdiri di depan tempat tidurnya dan bertanya, "Siapa gadis kecil ini?"
Sebelum Xu Xiyan bahkan bisa menjawab, Ying Bao dengan cepat menjelaskan.
"Kakek Buyut, apa Kakek melupakan aku? Aku bahkan memberimu permen terakhir kali. Bagaimana Kakek bisa melupakannya?"
"..." Kakek Xu memandangi gadis kecil itu, tetapi tidak bisa mengingat kenangan pernah bertemu dengannya.
"Kakek, dia Ying Bao, putriku, cicitmu," Xu Xiyan tersenyum.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com