Keesokan harinya, dua mobil tiba di pintu masuk Perumahan Pangrango sebelum jam 7 pagi.
Di dalam mobil depan, sebuah Porsche mewah, adalah Ilham, Raisa, Yunisarah dan Neti. Lengan Ilham belum sepenuhnya sembuh jadi Raisa yang mengemudi. Dengan truk box yang mengikuti mereka, di dalamnya ada peti mati yang mereka beli tadi malam.
Penuh dengan kegembiraan dan kegirangan tadi malam, Ilham hampir tidak bisa tidur sama sekali. Kurang tidur telah menyebabkan sepasang matanya memerah.
Meskipun begitu, dia masih tampak cukup bersemangat.
Dia tidak bisa tidur, memikirkan kematian Arya. Sekarang, dia mengirim peti mati ke rumahnya, dan dia juga bisa menghina Shinta dengan kasar. itu semua pasti sangat mengasyikkan, lebih mengasyikkan daripada tidur dengan wanita mana pun...
Namun, itu mengingatkannya tentang sesuatu yang tidak mengenakkan, setelah sebelumnya tidak bisa mengambil hati seorang model, Ilham merasa seperti mengalami mental blok.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com