Masih memegang tangan Oia, Arya melirik pria botak itu. Matanya tajam dan dingin seperti salju musim dingin.
Keluarga Mangkubumi mengira dia hanya menggertak.
Pendekar biasanya memiliki aura yang sangat kuat yang memancar dari tubuh mereka, terutama yang terampil. Pendekar yang sangat terampil memiliki aura yang sangat besar sehingga setiap gerakan kecil yang mereka lakukan mengintimidasi.
Tetapi, Arya tidak memiliki karakteristik ini, dia hanya terlihat seperti orang biasa yang lemah, pengecut dan tidak mengintimidasi.
"Ya Tuhan, aku hampir mati karena tertawa. Beraninya kau berbicara padaku seperti itu, pengecut! Sebelumnya, aku tidak yakin apakah kamu benar-benar membunuh Reyhan. Tapi sekarang aku sangat yakin bahwa kamu memainkan trik dan membunuhnya dengan cara licik dalam pertarungan!"
"Jika kamu melawannya dengan adil, kamu bahkan tidak akan berdiri sedetik pun melawannya."
Ekspresi Arya masih sangat dingin. "Apakah kamu sudah selesai mengoceh?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com