Aini tertawa kecil melihat raut wajah Mursal yang terpaku. Seolah hal itu tidak pernah dia dengar sebelumnya.
"Kenapa?" Azizah tersenyum, menatap Mursal yang sudah menggeleng pelan.
"Kamu persis seperti orang Turki, mereka biasa mengucapkan kata-kata itu untuk mengiringkan kepergian seseorang."
Kedua alis Azizah naik. "Saya memang orang Turki, Pak. Cuma tidak terdeteksi."
Pak Mursal sontak saja langsung tertawa. Azizah kadang memang suka bercanda, hal itulah yang membuat Aini nyaman tinggal dengannya.
"Baiklah, saya pergi dulu." Seusai tertawa, Mursal kembali bicara. "Ayo Aini ..."
Berbalik arah Mursal lebih dulu melangkah kearah depan. Aini masih sempat memegang tangan Azizah, pamit sekali lagi dan mulai melangkah di belakang Mursal.
"Di samping saya, Ain."
Gadis itu menatapnya, lalu berjalan lebih dekat.
"Kamu sudah shalat tadi?"
"Sudah, Pak."
Mursal mengangguk-angguk, hingga tiba di mobil Mursal yang terparkir di pinggir jalan dekat toko.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com