webnovel

ASMARALOKA

Ini tentang dia. Dia sih Raja penguasa hati Anala Yang selalu berekspresi datar untuk menutupi kesedihannya.

21_Ffebbyy · realistisch
Zu wenig Bewertungen
9 Chs

Petaka

Sepanjang perjalanan Anala terus menggerutu kesal, karena surai legam hitamnya yang terus bergerak diterpa angin sepanjang jalan. Membuatnya kewalahan merapikan setiap helainya.

Tiba-tiba Raja menghentikan motornya ditepi jalan, membuat Anala mengerutkan kening. Raja turun dari motornya, Anala terpekik histeris tak memiliki pegangan untuk menahan tubuhnya agar tak jatuh.

Raja meraih tangan Anala, meletakkannya dipundaknya. Anala menurut bahkan pegangannya semakin menjadi-jadi membuat Raja meringis kesakitan dan menatap Anala tajam. Yang ditatap diam membungkam sembari menunduk takut.

Lelaki itu merogoh saku celana abu-abunya dan mengeluarkan satu karet gelang yang tak tahu darimana ia dapatkan. Tangannya terangkat mengikat helai tiap helai surai milik Anala.

Kemudian kembali menunggangi motornya dan melesat menuju sekolah.

Saat sampainya mereka disana, rupanya sudah banyak sekali murid yang sudah datang terlebih dahulu. Membuat sepasang manusia ini, menjadi bahan tontonan secara blak-blakan untuk mereka.

"Ngapain, sih mereka berangkat bareng?" Ujar Klara sesaat melihat kedekatan sang mantan dan Anala yang semakin menjadi. Soya dan Joy-- selaku sahabat gadis itupun ikut mengangguk.

"Lo gak mau berjuang buat dapetin dia lagi, Ra?" Tanya Soya.

"Iya, Ra. Lumayan, 'kan duitnya bisa buat perawatan." Kini Joy juga angkat bicara.

"Lo berdua ada ide?"

"Gue ada!"

"Oke! Nanti kita bahas di grup."

Anala turun dari motor dengan perasaan yang was-was. Melihat setiap murid siswi yang menatapnya tak suka akan kedekatannya dengan Raja.

Raja melepaskan helmnya tanpa berniat turun dari atas motornya. Menatap setiap murid yang ada disekelilingnya. Dan mata tajam elangnya, mendapatkan siluet sang mantan pacar yang juga em---sepertinya terbakar api cemburu.

"La?" Anala menatapnya.

"Kenapa?"

"Sini." Anala menurut dan berjalan mendekat ke arah cowok itu.

"Rambut lo,"

"Hah?"

"Rambut!"

"Rambut Anala kenapa?"

"Ck,"

"AKHH---mmmh." Anala memekik kesakitan saat Raja menarik rambutnya kuat dan membuat Raja membekap mulutnya. Raja terkekeh menatap gadis itu. Sungguh ekspresi yang sangat lucu---AWW LUCU.

Anala memukul lengan cowok itu,

"Maaf, hehe...."

Anala menekuk wajahnya kesal kepada cowok di depannya ini. Raja membalikkan tubuh Anala menjadi membelakanginya.

Melepas cekatan rambut Anala dan membiarkannya tergurai indah. Cowok itu pun turun dari motornya dan merangkul Anala. Mengakibatkan beberapa Siswi terpekik histeris.

"Mereka cocok banget!"

"Iya! Couple goals aw!"

"Raja cocok banget sama Anala."

Perkataan itu berhasil membuat Klara emosi, dan setelahnya ia pergi bersama dayang-dayangnya itu.

~~~

"Apa anak itu tidak curiga?"

"...."

"Kalau begitu selalu ikuti anak itu kemana ia pergi. Saya tidak mau jika ia berteman dengan cucu Frans"

"...."

"Baik, saya tutup."

~~~

"SALAHKAH BILA DIRIKU...."

"TERLALU MENCINTAIMU...."

"JANGAN TANYAKAN MENGAPA?...."

Bisa ditebak siapa yang kembali berulah, tentu saja Kevin dan Jenan.

"KARENA KU TAK TAUUUUUUUUU...."

"JARAN GOYANG....JARAN GOYANG...."

"SI BANGSAT MALAH DIPOTONG NYANYI GUE!!"

"ENGGA PUSING....ENGGA PUSING." Pekik Jenan sembari menggoyangkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Menikmati lagu yang tengah terdengar nyaring di dalam kelas.

Anala dan Raja masuk ke dalam kelas dan menatap kedua orang itu bingung. Pasalnya ini masih pagi dan mereka berdua sudah bergelut dibawah lantai kelas.

"Mereka berdua lagi ngapain?"

"Lagi gelud syantik." Celetuk Chika diseberang bangkunya sembari bersedekap dada menatap datar dua sejoli yang sedang bergelud di dasar lantai kelas.

Mereka berdua pun memilih acuh seraya berjalan menuju bangku mereka. Meletakkan tas dan menyandarkan tubuh pada kursi.

Anala melirik Raja yang ada disampingnya. Ia tersenyum ternyata Raja tak seburuk yang ia kira. Buktinya cowok itu mulai ramah padanya, dan jangan lupakan sikap dinginnya yang mulai meleleh.

Hm perkembangannya sangat cepat.

Merasa ditatap Raja pun menengok kepada gadis itu.

Anala membuang muka, takut cowok itu memergokinya menatapnya.

"AW---kuping gue!"

"Lo apa-apaan, sih Chik?!"

Jenan menatap Chika kesal karena gadis itu menjewer kupingnya, alhasil Kevin berlari ke belakang barisan bangku untuk menghindari Jenan.

Wajahnya memerah, bajunya acak-acakan. Ada-ada saja mereka ini.

"Iya, Chik bener! Kayak gitu! Kencengin lagi jewerannya!!"

"Jangan sampe lepas!!"

Alhasil Chika benar-benar melakukan apa yang Kevin minta untuk ia lakukan. Jenan menghempaskan tangan Chika membuat gadis itu hampir tersungkur ke bawah lantai jika tak ditahan olehnya.

Beda dengan Raja yang sudah terlihat semakin akrab dengan Anala. Bahkan Raja tak segan menarik pipi gadis itu hingga memerah dan menyebabkan tawanya menggelegar di dalam kelas.

Kevin yang melihat adegan keuwuan yang mereka lakukan mendengus sebal lalu memekik tak terima.

"Lu pada emang gak ada akhlak tau gak!"

Chika yang masih beradu tatap dengan Jenan, tiba-tiba terhempas membuatnya kesakitan. Anala dan Raja hanya melirik sekilas lalu fokus kembali kepada kegiatan mereka.

"Gue jomblo!!"

"Pada romantis-romantisan depan gue!!"

"KALIAN JAHAT SAMA KEVIN!!"

Jam istirahat berbunyi, Anala berjalan menuju kantin. Namun saat melewati toilet, ia diseret oleh beberapa orang menuju toilet.

Mereka mendorong Anala hingga gadis itu terbentur ke dinding. Mereka melakukannya berulang kali, sampai yang terakhir kalinya saat kepala gadis itu yang terbentur ke dinding.

Membuat darah segar mengalir dari kepalanya, perlahan pandangannya kabur saat melihat wajah yang melakukan hal tersebut padanya.

"Ini belum seberapa! Cabut!"