webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
402 Chs

Bab 193 - Universitas Ksatria Part 3

"Ambillah pedangku, aku tidak ingin kamu mengatakan bahwa ini bukan pertarungan yang adil." Arman yang mendengar apa yang dikatakan Andre memandangnya seolah dia sedang melihat seorang idiot. Indah dan bahkan Ridho sekarang merasa agak sedih untuk dirinya.

"Mengapa kamu tidak mengambil pedang? Apakah kamu bahkan tahu bagaimana menggunakannya?" Andre sekarang mengejek Arman sambil mencibir. Arman tidak terganggu oleh gonggongan si lemah dan memberi tanda pada Andre untuk datang kepadanya, sambil terlihat sedikit tidak sabar.

Andre melihat tatapan Arman yang menatapnya seolah sedang menghadapi anak kecil, membuat dirinya semakin marah. Andre lalu mengambil posisi berdiri, kedua tangannya yang memegang gagang pedang panjang berada di dekat wajahnya ketika ujung pedangnya menunjuk ke arah Arman. Andre memandang Arman yang bahkan tidak dalam posisi berdiri, dan melihat banyak celah.